💮 39

22 4 0
                                    

• Revival •

•••

Seunghun terkejut bukan main ketika seorang koas laki-laki menerobos masuk ke ruang praktekya yang syukurnya sudah sepi. Ia mengenal lelaki muda itu, yang sering sekali mengikuti Yonghee kemanapun temannya itu pergi selama di rumah sakit. Wajah anak itu kini pucat pasi disertai peluhnya sebesar biji jagung memenuhi wajah.

“Hei, kenapa tiba-tiba—”

“Dokter Cha..”

Setelah mendapat penjelasan dari koas lelaki itu, Seunghun berlari ke luar ruangan, ia juga hanya bisa meneriaki perawatnya bahwa ia harus segera pergi ke area IGD yang tentu saja membuat perawat wanita itu kebingungan. Sembari berlari, Seunghun mencoba menghubungi Areum, namun wanita itu sama sekali tidak menjawab panggilannya. Jadi ia segera menghubungi istrinya yang kebetulan sedang cuti dan berada di rumah, mengabarkan apa yang sedang terjadi.

Ia tidak tau kenapa hal itu bisa terjadi. Seingatnya, Yonghee sama sekali tidak menampakkan diri di sekitaran rumahnya sendiri ataupun di sekitaran rumah sakit. Ia juga sama sekali tidak terpikirkan untuk bertanya karena menurutnya itu hal yang tidak perlu untuk ia ketahui. Namun mengingat situasi seperti ini terjadi, seharusnya ia selalu bertanya jika tidak melihat lelaki itu dalam satu hari dan ia sepertinya juga harus menerapkan hal itu kepada seluruh teman-temannya.

Tanpa sadar ia sudah sampai di ruang IGD. Ia mengedarkan penglihatannya ke seluruh area itu, mencoba mencari dimanakah temannya itu berada, tapi tidak ada tanda-tanda sama sekali. Kemudian seorang dokter lelaki mendekatinya, paham bahwa Seunghun tengah mencari seseorang di sana.

“Dokter Cha sudah masuk ruang operasi, karena harus mendapat tindakan cepat,” jelas dokter lelaki itu.

Seunghun mengangguk sambil lalu menepuk lelaki itu untuk berterima kasih atas informasi yang ia terima. Ia berlari lagi menuju area operasi, mengecek setiap ruang operasi disana ketika saat itu ia melihat seseorang yang familiar dan baru saja sebelumnya tadi ia coba untuk hubungi, duduk di depan salah satu ruang operasi disana.

“Areum? Ah, benar, Yonghee sudah masuk ruang operasi, tidak mungkin tanpa persetujuan wali.”

Seunghun berjalan mendekat, Areum sedang bersama Hyeju dan ia tidak bisa berkata apapun melihat kondisi wanita muda itu. Lalu Hyeju menatap Seunghun, mencoba memberi penjelasan karena Areum masih terlalu sulit untuk bicara.

“Kita hanya bisa mendoakan yang terbaik,” ucap Hyeju.

Seunghun tidak memiliki kata apapun untuk ia ucapkan. Tubuhnya menjadi lemas begitu saja hingga ia menempati kursi yang masih kosong di samping Hyeju tanpa ia sadari. Diselimuti situasi seperti itu lagi membuat Seunghun sedikit sulit untuk berpikir.

Pangilan masuk silih berganti di ponsel yang masih Seunghun genggam. Deretan pesan masuk juga memenuhi layar ponselnya. Semua itu berasal dari teman-temannya. Panggilan terakhir yang ia lihat adalah panggilan dari Hyunsuk dan ia segera mengangkatnya. Anak itu mendesaknya dengan pertanyaan beruntun, terdengar suara yang sedikit berisik di latarnya, sepertinya Hyunsuk sedang mengemudi sambil menelpon Seunghun. Meski banyak pertanyaan yang ditanyakan Hyunsuk padanya, Seunghun tidak bisa menjawab semuanya. Ia hanya berkata apa yang sedang dijalani Yonghee serta mengabarkan bahwa Areum juga sudah berada disana bersamanya. Lalu tak lama, panggilannya ia putus setelah Hyunsuk berkata mengerti.

Mungkin sekitar pukul 8 malam, Hyunsuk, Sojin, Haneul, Ayeong dan Nari sudah sampai di rumah sakit. Sojin, Haneul, Ayeong dan Nari langsung menghambur pelukan mereka pada si bungsu Areum yang hanya diam. Sementara Seunghun berdiri mendekati Hyunsuk, mencoba menjelaskan informasi yang berhasil ia dapatkan dari rekannya yang menangani kecelakaan Yonghee.

[✓] Revival (Sequel of Strange Place) || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang