🌻 11

60 11 3
                                    


• Revival •

•••

Tubuh Haneul terasa sangat nyeri, terutama di bagian perutnya yang disebabkan oleh periodenya. Biasanya ia tidak masalah untuk merasakan sakitnya sembari menjaga Micha di rumah-karena dirinya selalu mengambil cuti tiap periodenya datang. Tapi kali ini ia tidak bisa. Putrinya tidak tenang seperti biasanya.

"Sebentar, ya, Nak. Sebentar Paca pulang. Sebentar, ya."

Sungguh, tubuhnya tidak bisa di ajak berkompromi di tengah situasi yang sebenarnya sulit untuknya dan juga untuk Seunghun yang sedang bekerja.

Sejak Micha mengalami demam semalam dan di tambah dirinya yang sedang berada dalam kondisi yang tidak baik, Seunghun yang dihubunginya menawarkan diri untuk pulang saat tengah hari. Ia tidak bisa untuk tidak meminta tolong pada Seunghun dalam kondisi ini, ia sangat membutuhkannya meski ia merasa tidak enak pada suaminya yang seharusnya bekerja penuh.

Jadilah ia harus bersabar untuk menunggu suaminya datang dan menggantikannya sebentar untuk menenangkan Micha yang terus menangis keras meski ia sudah meminumkan obat pada putrinya itu.

"Sayang, aku pulang."

Rasanya Haneul ingin menangis.

Langkahnya segera berbalik mendekati Seunghun yang baru saja masuk ke dalam rumah mereka. Dan tepat saat berada di depan Seunghun, Haneul benar-benar menangis yang membuat Seunghun sedikit terkejut tentu saja.

Seunghun langsung meraih putrinya dari gendongan Haneul meski gadis kecil itu semakin menangis keras dan ia hanya bisa mencoba untuk menenangkan. Tidak lupa untuk menenangkan istrinya yang juga mulai menangis dihadapannya.

"Sakit banget, ya? Sudah minum obatnya? Ayo, ke kamar. Kamu bisa istirahat dulu. Biar aku nenangin Micha."

Istrinya hanya bisa menangguk tanpa bisa bersuara lagi.

Seunghun menggiring Haneul ke dalam kamar mereka sambil terus menggoyangkan tubuhnya perlahan untuk Micha. Ia membiarkan istrinya itu berbaring meski isakan tangisnya belum reda, tapi ia paham bagaimana Haneul yang merasa sangat kesakitan tiap periodenya datang.

Sementara Haneul mulai tenang dan dapat tertidur, Seunghun perlahan-lahan turun dari atas ranjang bersama Micha yang masih menyisakan tangisan. Ia tidak tega melihat putri kecilnya itu terus menangis seperti tadi dihadapan ibunya yang juga sedang merasa kurang baik.

Sebelum pulang tadi, ia mencoba untuk mengambil izin selama seminggu dari rumah sakit dan mencoba menyelesaikan beberapa hal. Untungnya, ia bisa mendapat izin tersebut karena memang suasana rumah sakit yang cukup tenang.

Seunghun memilih menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tamu, terus bersuara kecil untuk putrinya dan membaringkan putrinya itu di atas tubuhnya sendiri.

"Sudah, ya, Nak. Pasti capek nangis terus. Sudah, ya."

Isakan Micha memang tidak sekeras seperti sebelumnya, terutama saat ia mengambil putrinya itu dari gendongan Haneul lalu membawanya untuk melihat ibunya itu beristirahat. Mungkin Micha merasakan sakit yang sama seperti yang ibunya rasakan, itu yang Seunghun pikirkan, sehingga putrinya itu semakin menangis keras saat kondisi ibunya memburuk.

I laugh suddenly without any reason
it's so awkward I see myself
In the narrow gaps in my breathtaking daily life
You who shined on me
Changed me like that

Seunghun mulai bersenandung kecil dengan tangan yang terus menepuk pelan tubuh putrinya. Ia melirik sedikit kebawah, mendapati putrinya yang sedikit mengucak matanya ditengah sesenggukan halus yang tersisa. Satu tangannya mengusap sisi-sisi wajah Micha yang berkeringat dan ia tertawa kecil setelahnya sambil sesekali mengecupi sisi wajah mungil itu.

[✓] Revival (Sequel of Strange Place) || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang