💮 42

8 3 0
                                    

• Revival •

•••

Kim Jena sedang membuka-buka baju berukuran mungil yang berada dalam kotak hampir selebar ranjang rumah sakit yang saat ini ia tempati. Senyumnya mengembang tatkala ia membentangkan baju-baju mungil itu di depan wajahnya lalu melipatnya lagi setelahnya. Ketika sibuk dengan berbagai perlengkepan bayi itu, suara ketukan menghentikan kegiatannya. Jena lantas melepas satu baju mungil yang baru saja ia tengok dengan serius itu dan meletakkannya ke dalam kotak setelah melipatnya rapi, ia menyahut sambil berusaha mencuri lihat kearah kaca bening di pintu ruangan.

Setelah pintu ruangan di geser, terlihat seorang wanita dengan perawakan kecil berdiri disana. Penampilannya sederhana namun cantik dengan rok hitam yang menutup sampai di batas atas lututnya serta kemeja biru berlapis blazer hitam yang ia dikenakan. Senyum juga terlampir di wajah wanita muda yang rambutnya diikat rapi ke belakang, sementara Jena diam kebingungan menatap wanita itu. Di kepalanya, ia mencoba mengingat-ingat adakah rupa temannya seperti wanita tersebut yang mungkin saja ia lupakan, namun tidak ada satupun ide yang muncul dibenaknya sampai wanita muda itu masuk setelah menggeser pintu ruangan agar kembali tertutup.

“Selamat siang. Maaf, mungkin saya mengejutkanmu,” sapa wanita itu pada Jena.

Jena mengangguk kecil, “Maaf, kamu teman SMA? Atau SMP? Atau SD? Jangan-jangan TK? Aku nggak ingat kalau mungkin aja kamu temanku.”

Wanita itu menggeleng dengan tetap mempertahankan senyumnya. Jena yang duduk di pinggiran ranjang itu kembali memasang wajah bingung.

“Mungkin nanti kita bisa jadi teman. Saya sebenarnya datang karena suami kamu, Kim Younghoon. Ah, tolong jangan salah paham,” ia lalu mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah melihat wajah Jena yang mengkerut bingung, “Saya istri Cha Yonghee, sepertinya suami saya pernah bertemu kalian di rumah sakit ini secara nggak sengaja. Mungkin Younghoon memperkenalkan suami saya pada kamu sebagai temannya sewaktu SMA.”

Jena nampak berpikir, nama yang disebut terasa tidak asing. Ia diam beberapa detik sampai akhirnya berseru karena mengingat sesuatu, “Kami pernah bertemu. Sekitar seminggu yang lalu? Yah, seminggu yang lalu karena itu adalah jadwal pemeriksaan kandungan yang terakhir. Suamiku bertemu duluan dengannya saat menungguku di toilet, lalu suamiku mengenalkanku padanya. Jadi, ada perlu apa, ya? Dan, kamu mencari suamiku?”

Areum tersenyum setelah Jena mengingat suaminya. Sebenarnya ia tidak bermaksud apa-apa, hanya saja, ia merasa perlu mengunjungi Younghoon dan ketika mengetahui bahwa istri lelaki itu kini tengah bersiap untuk proses persalinan, jadilah Areum berkunjung. Sebelum bicara, Areum menyerahkan tas yang ia tenteng pada Jena, “Hadiah untukmu dan bayi kalian.”

Setelah Jena menerima pemberiannya dengan mudah, Areum mulai menjelaskan kedatangannya, “Sebenarnya saya nggak bermaksud apa-apa, hanya ingin bertemu Younghoon untuk suami saya. Nggak, suami saya sebenarnya pun nggak tau saya mau mendatangi Younghoon, ini hanya inisiatif. Suami saya dan suami kamu yang kamu tau mungkin teman sewaktu SMA, tapi sebenarnya hubungan mereka nggak seperti itu. Tapi kamu nggak perlu pikirkan itu. Saya cuman mau bicara sedikit dengan Younghoon.”

Bertepatan dengan itu, suara pintu yang digeser terbuka lalu tertutup dan berhasil mengalihkan atensi kedua wanita itu. Yang masuk ke ruangan itu seorang lelaki. Melihat dari perawakannya, Areum yakin, lelaki itulah yang bernama Younghoon.

Areum diam sembari menatapi Younghoon yang juga menatapnya dengan tatapan penuh selidik. Younghoon menatap instens istrinya sembari berdiri disana dengan sangat dekat, terdengar ucapan berbisik yang terdengar dari lelaki itu. Melihat Jena telah menjelaskan siapa Areum, Younghoon menegakkan tubuhnya, kini ia menghadap tepat pada Areum. Gerakannya sedikit kikuk.

[✓] Revival (Sequel of Strange Place) || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang