💮 27

52 7 6
                                    


• Revival •

•••

Ini kali kedua Yonghee ikut masuk ke kantor tempat bekerja istrinya. Kebetulan ia mendapat jatah istirahat hari ini, sehingga ia menawarkan diri lagi untuk mengantarkan istrinya itu meski sempat ditolak lebih dulu sama seperti sebelumnya. Kali ini juga tujuan kedatangan istrinya itu berbeda. Areum hari ini hanya akan bertemu salah satu penulis yang menjadi tanggung jawab revisinya setelah Areum meminta penulis tersebut bertemu di kantor alih-alih menyetujui permintaan penulis itu yang mengajaknya untuk bertemu diluar.

Jadi mereka sudah sampai di kantor Areum sekarang. Karena sudah mengabarkan dimana Areum dan penulis itu bertemu, wanita itu langsung membawa suaminya ke ruangan yang sempat menjadi tempat pertemuannya juga dengan penulis lain sewaktu Yonghee pertama kali ikut mengantarnya ke dalam kantor.

Tidak lama mereka menunggu, seorang laki-laki terlihat masuk ke dalam ruangan yang sama, yang diyakini Yonghee sebagai penulis yang memiliki janji temu dengan Areum.

Yonghee duduk di kursi ujung ruangan, sementara Areum dan penulisnya duduk berhadapan di depan meja bundar yang berada di tengah ruangan. Penulis laki-laki itu tadi seketika tersenyum begitu lebar saat masuk, ia juga sempat bertanya pada Areum mengenai siapa Yonghee sampai datang bersama Areum dan mendadak membuat raut laki-laki itu berubah saat Areum mengatakan bahwa Yonghee adalah suaminya.

Penulis laki-laki itu sekarang terlihat begitu dingin terhadap istrinya. Rautnya jelas tidak suka. Tapi Yonghee tidak ingin berpikir lebih mengenai perubahan reaksi terhadap istrinya itu untuk saat ini.

“Kenapa tulisannya jadi begini? Kan saya bikinnya nggak begini. Gimana, sih?”

Yonghee terkejut mendengarnya, suara itu bernada tinggi dan penuh emosi. Areum bahkan terkesiap mendengar penuturan itu selepas sang penulis membaca naskah miliknya yang sudah di revisi oleh Areum.

“Maaf, tuan. Di bagian mana? Kita bisa bahas bersama supaya lebih baik—“

“Ini nggak ada yang bagus sama sekali! Kamu gimana sih revisinya?”

Areum dibuat semakin bingung, penulis itu masih saja bersungut-sungut saat berkata padanya, “yang mana, tuan? Mari kita perbaiki.”

Di sisi lain, Yonghee sudah mengepalkan tangannya dengan kuat. Duduknya juga gelisah melihat istrinya di teriaki seperti itu. Dia memang tau, hal-hal itu sebenarnya adalah hal wajar yang memang beberapa kali terjadi pada Areum sebagai seorang editor. Namun saat dihadapkan secara langsung, rasanya Yonghee begitu marah. Sepertinya penulis itu juga memiliki alasan lain karena sebelumnya memaksa bertemu Areum diluar namun ditolak keras oleh istrinya itu.

“Saya tidak suka revisi kamu! Saya akan minta editor lain untuk menggantikan kamu. Pergilah!” teriaknya semakin tak terkendali dan bahkan melempar dengan keras lembaran naskahnya ke arah Areum.

Yonghee tidak tahan lagi.

Ia langsung berdiri dan berjalan cepat ke arah Areum, lalu melindungi Areum dari naskah tebal yang dilemparkan dengan kuat. Areum yang memekik dan menutupi kepalanya dengan tangan saat kertas naskah itu hendak mengenainya, terkejut mendapati tindakan suaminya.

Yonghee kemudian berbalik setelah naskah tebal itu menabrak punggungnya dengan keras. Ia beringsut ke bawah untuk mengambil satu eksemplar itu kemudian membawanya ke atas meja. Dipandangnya laki-laki di seberangnya dengan wajah datar, lalu bersuara, “Apa yang anda lakukan pada istri saya? Jika anda tidak suka dengan kinerjanya, anda bisa langsung meminta pengganti editor pada kepala editor disana ketimbang melempar naskah tebal ini pada istri saya.”

Justru penulis itu tertawa remeh. Bahkan kedua tangannya sekarang berkacak pinggang dengan gestur badan yang angkuh.

“Istri anda yang tidak kompeten ini, sebaiknya mundur saja dari dunia penulisan. Kinerjanya benar-benar buruk untuk bekerja di bidang ini,” setelahnya penulis laki-laki tersebut mengambil naskahnya dengan kasar dan pergi dari sana sambil menutup kembali pintu ruangan dengan keras.

Yonghee cukup ragu apakah tindakannya benar. Ia pikir, sepertinya apa yang baru saja dilakukannya mungkin akan mengancam pekerjaan yang sangat disukai istrinya.

Mendadak pikirannya terhambur kala baju di bagian pinggangnya di remat dari belakang. Yonghee tersentak saat sadar masih berdiri membelakangi Areum dan segera berbalik. Menurunkan sedikit bagian tubuh atasnya agar bisa menatap lebih dekat pada Areum yang ternyata sudah menangis kecil.

“Kamu nggak apa-apa, kan, Dek? Ada yang sakit?” tanyanya, sambil meniti Areum yang sedikit menunduk.

Areum menggeleng. Tangannya lagi-lagi ia naikkan ke arah pinggang Yonghee lalu menarik tubuh itu untuk ia peluk. Membenamkan wajahnya di bagian perut Yonghee dan mulai menangis di sana.

Areum juga cukup bingung dengan dirinya sendiri. Padahal hal seperti itu adalah hal lumrah di pekerjaannya dan selama ini ia tidak pernah langsung menangis saat menghadapi situasi yang sama. Entahlah. Apa karena penulis itu yang memang jauh lebih keterlaluan dari apa yang pernah ia hadapi atau karena adanya kehadiran Yonghee di depannya sekarang? Tapi—ia rasa, mungkin karena Yonghee ada di hadapannya, sehingga rasa sedihnya langsung meledak tanpa harus ia tahan seperti sebelum-sebelumnya.

“Nggak apa-apa, Dek. Kerja kamu selalu bagus, aku tau itu. Penulis itu aja yang nggak bisa hargain hasil kerja keras kamu. Nggak apa-apa.”

Hanya anggukan yang bisa Areum lakukan. Sungguh, ia terlalu nyaman menangis untuk sekarang dalam pelukannya yang erat pada Yonghee.

“Maaf, Kak.”

“Kamu nggak perlu minta maaf. Kamu nggak salah, Dek.”

Yonghee mengecup puncak kepala Areum sekilas sambil mempererat tubuh mungil itu pada tubuhnya. Satu tangannya ia biarkan mengusap-usap rambut Areum lalu menumpukkan kepalanya pada yang lebih muda, membiarkan istrinya meluapkan tangisannya sampai dirasa tenang.

-----------💐

🖼️ aareumin.cha

liked by hanriry and 8 others

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

liked by hanriry and 8 others

aareumin.cha Thank you, my love. Just with you, I can break my defense

comments are disable

-----------💐

Selamat malam senin 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat malam senin 😁

Hari minggu itu rasanya kayak cuman satu jam gitu yah 🤧

Ohiya, ada yang sudah nonton web drama Yonghee? 😳 Ayok ceritaan tentang dramanya 😆

Terima kasih sudah membaca 🤗

[✓] Revival (Sequel of Strange Place) || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang