Setelah melihat kepergian mobil Alin. Rian langsung bergegas masuk kedalam area pesta tadi, dengan amarah yang membara. Ternyata pesta yang tadi meriah dan ramai, kini sudah sepi.
Hanya terlihat beberapa orang yang sebentar lagi akan pulang, dan juga telihat beberapa ART yang sedang sibuk berberes beres.
Setelah melihat apa yang sedang dia cari maka Rian pun langsung menghampiri orang itu.
"Brengsek lo Vin," ucap Rian sambil melayangkan satu pukulan telak di rahang kokoh Davin. Sehingga menyebabkan keluarnya darah dari sudut bibir Davin. "Tega lo ngunciin gue ditoilet," ujar Rian dengan tangan yang masih terkepal
"Hahaha," Davin tertawa meremehkan dan berusaha berdiri. "Cewe jalang itu memang pantas mendapatkannya, bahkan gara gara dia lo mau mukul gue," ucap Davin.
"Karena lo dan temen temen lo itu udah kelewatan, kalian semua gak punya hati."
"Gak usah sok suci deh lo Yan. Lo sama aja pendosa, jangan sok mau jadi pahlawan deh lo." Ucap Davin sambil mendorong bahu Rian
"Lo juga palingan cuman disuruh sama wanita iblis itu."
Davin yang paham akan ucapan Rian saat menyebutkan 'Wanita iblis' tersenyum tipis dengan tatapan tajam ke arah Rian
"Benar sekali, seratus buat lo," Ucap Davin sambik memegang bahu Rian, tetapi segera ditepis kasar dengan Rian. "Tapi gue melakukannya sangat dengan senang hati, bahkan gue gak takut kalau rumah gue akan dikasih garis polisi karena kasus pembunuhan," ucap Davin sambil tersenyum mematikan.
"Damn lo udah gak waras," ucap Rian marah dan hendak melayangkan satu pukulan, namun tangannya ditahan oleh seseorang
"Tujuan gue untuk membuat si cewe pembunuh itu merasa menyesal udah dilahirkan didunia, bukan untuk membuat persahabatan kita hancur," Ucap Arga dingin dengan menatap sahabatnya dengan tatapan tajam.
"Persetan dengan persahabatan, kalian itu kejam. Dia cewe man, gak seharusnya lo memperlakukan dia kayak gini Ga."
"TAPI DIA UDAH NGEBUNUH SAUDARA GUE, ADEK KANDUNG GUE." Ucap Arga dengan amarah yang membuncah keseluruh tubuh dan mata yang memerah akan amarah sambil mencengkram lengan Rian
"Lepasin anjing," ucap Rian yang menahan amarah. "Lo gak pernah tau apa yang sebenarnya terjadi, lo cuman tau dari 'katanya', tapi bukan 'nyatanya' kasian gue ngeliat lo," ucap Rian meremehkan.
"Bangsat," ucap Arga dan berjalan menjauh dari Rian dan Davin
"Lo harus nyari tahu dulu kebenaran Ga. Gue harap lo jangan sampai gila saat udah tau kebenarannya tapi semuanya udah terlambat," ucap Rian sedikit berteriak
Arga tak tuli, dia masih bisa mendengar apa yang Rian katakan. Jantungnya berdegug dengan kencang, hatinya membenarkan perkataan Rian tapi logikanya tidak.
Arga kalap, dia mengambil dua botol minuman beralkohol yang ada diatas meja yang belum dibereskan oleh ART Davin.
Arga muak dengan semuanya, dia lelah untuk memecahkan teka teki yang ada dihidupnya ini. Arga meneguk dua botol minuman itu dengan rakus sambil menertawakan kemirisan hidupnya.
Arga berjalan kearah parkiran rumah Davin,
Tetapi saat Arga ingin masuk kedalam mobilnya dan bergegas pergi, namun itu semua terhenti disaat ada cekalan tangan yang menahan dirinya.
"Lo mabuk, jangan sambil nyetir kalau lo masih mau tau apa yang sebenarnya terjadi dihidup lo," ucap Rian
"Diam, bukan urusan lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Argalana
Fiksi RemajaApa yang kalian pikirkan tentang gadis yang berusia 16 tahun, menikmati masa SMA? atau bersenang senang untuk menemukan jati diri? hahaha. Itu semua tidak berlaku untuk gadis cantik nan malang Alana Chessa Bagaskara, untuk menyebutkan nama akhirnya...