Party?💔

962 71 3
                                        

Aku pikir, dendam itu sudah sirna. Namun ternyata itu semua hanya sebatas dipikiranku saja

***

"A-arga."

"Oh jadi Al-Qur'an itu punya lo," ucap Arga tenang

"I-iya, m-aaf."

"Makasih," ucap Arga tenang sambil tersenyum tipis, Alana terpukau dengan senyuman itu.

Senyuman yang selalu ia rindukan, akhirnya kembali walaupun hanya beberapa saat. Karena setelah beberapa detik kemudian, Arga kembali memasang wajah datar andalannya.

"Tapi bukan berarti gue bakal bersikap baik sama lo, camkan itu. Lo tetap lah seseorang yang udah membuat gue kehilangan dia, dan sekaligus bunda jadi seperti ini karena ada lo didalamnya."

Alana terpaku mendengar kata kata itu, matanya mulai berkaca kaca. Arga kembali menggoreskan luka dihatinya, terasa sangat sakit bagi Alana.

"A-aku gak pernah menghilangkan nyawa seseorang Arga," ucap Alana dengan mata yang sudah memerah

"Shut the fuck up bitch!"

"Arga!" Hancur sudah tembok pertahanan Alana, air matanya sangat tidak tahu diri dan lolos begitu saja.

"Lo sangat pantas untuk dipanggil dengan sebutan bitch. Karena lo it-" ucapan Arga terpotong karena terdengar deringan suara ponsel Alana.

Alana bergegas mengambil ponselnya yang terletak diatas nakas dan terpampang jelas siapa penelfon dari sebrang sana.

Dokter halim is calling

Alana lamgsung menjawab panggilan itu dan bergegas keluar dari ruangan yang serba putih itu.

"Iya Dok, saya udah sampai kok dirumah sakit." Ucap Alana sambil berjalan menuju ruangan dokter Halim dan setelah itu Alana memutus panggilan tersebut.

Alana membuka kenop ruangan itu, dan terlihat Dokter Halim sedang duduk dikursi kebesarannya, sambil tersenyum kepada Alana.

"Hallo Alana, apa kabar?"

"As you can see."

"Syukurlah kalau begitu, sudah siap untuk cuci darah?" Tanya Dokter Halim basa basi.

"Hmm, sudah Dok."

"Baiklah, langsung saja kalau begitu."

Alana pun mulai melakukan proses cuci darah tersebut, Alana sudah terbiasa dengan jarum jarum suntik yang selalu menembus kulitnya yang putih pucat itu.

***

Sudah tiga hari sejak Alana menjenguk bundanya Arga, dan sejak saat itu juga Alana selalu menghindar dari Arga, dan beruntungnya kali ini Arga tidak semengerikan seperti sebelumnya.

Pagi ini Alana hanya merebahkan kepalanya diatas meja, dan tak lama kemudian terdengar suara Alin yang memanggil manggil dirinya.

"Alana! Alana!" Mendengar suara itu, dengan malas Alana terpaksa melihat keadaan sekitar.

"Ada apa Lin?"

"Gak ada apa apa sih, manggil doang," ucap Alin sambil memamerkan deretan gigi rapihnya. Alana memutar bola matanya malas

"I hate you Alin," ucap Alana

"But i love you Alana," ucap Alin sambil terkekeh

"Dih, apaan sih lo," ucap Alana sambil tersenyum

ArgalanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang