Trauma

662 20 1
                                    

Akhirnya telah tiba hari dimana semuanya akan berakhir, mungkin. Alana berharap semuanya berakhir dengan baik baik dan bahagia.

Alana menatap rumah yang ada didepannya, dengan perasaan yang campur aduk.

"Lo udah siap?" Tanya orang yang mendampingi Alana.

Alana menangguk yakin, Arga mengenggam tangan Alana dan menuntun untuk masuk.

Alana pun melangkahkan kakinya mengikuti Arga, dan tiba saatnya Alana sampai ke ruang tamu rumah itu. Kini semua pandangan mata beralih kepada Alana.

Kedua orang tua Alana langsung beranjak dari tempat duduknya dan langsung memeluk Alana erat.

"Maafkan kami nak, kami udah banyak salah sama kamu," ujar mamanya.

"Maafkan Papa Alana, terimakasih sudah mau untuk kembali Alana."

Mama Alana menangis, begitu juga dengan Alana.

"Kamu udah banyak menderita gara gara kami, mama gak akan mengulang kesalahan yang sama lagi."

Alana hanya tersenyum sambil membatin.

"Tapi mama udah mengulangnya kepada Elina," batinnya.

Tak lama kemudian, pelukannya pun mulai terlepas. Mamanya menuntun Alana untuk duduk disofa dekat mereka.

Elina yang duduk disamping Alana pun langsung memeluk Alana erat sambil menangis.

"Gue benar benar minta maaf Alana, maaf. Gue gak tau gimana caranya gue menebus semua kesalahan yang udah gue lakuin sama lo."

"Dengan cara lo harus berubah menjadi lebih baik lagi El."

Elina mengangguk dalam pelukan.

"Gue akan berubah, gue gak akan ngulang kesalahan lagi. Gue gak mau egois lagi, karena ke egoisan gue semua orang terluka..."

"... Maafin gue Alana," lirih Elina.

Alana hanya diam tersenyum sambil mengusap punggung Elina, ada segores luka di hati Alana yang belum kering. Namun Alana mencoba untuk menyingkirkan rasa perih yang ada di hatinya.

"Udah bertahun tahun kita hidup dalam dendam dan kesalahpahaman dimasa lalu, Alana rasa itu sudah cukup. Kita buka lembaran baru lagi ya," pinta Alana.

Semua orang tersenyum haru mendengarkan perkataan Alana, mereka kagum dengan kebesaran hati Alana yang mau memaafkan kesalahan mereka.

"Alana, aku minta maaf karena udah biarin kamu nanggung semuanya kesalahpahaman ini sendiri, padahal aku tau semua kebenarannya," ucap Ghea dengan mata berkaca kaca.

"Udah kak, gak apa apa semuanya juga udah terjadi. Kita gak bisa memutar waktu kan."

Alana melihat ke arah kamar mandi, tiba tiba badan Alana terasa kaku. Kejadian di masa lalu terputar lagi di kepalanya, Alana ketakutan.

~Flashback on~


"Ini pantes buat kamu,"


Elina mendorong Alana kepojok kamar mandi dan membuat Alana tersungkur kedepan. Alana pun mencoba membenarkan posisinya menjadi duduk. Dan tiba tiba,

Byur

Alana disiram dengan Fandy hingga menyebabkan baju Alana basah kuyup dan kedinginan.

"Udah pah, dingin." Ucap Alana dengan tubuh yang bergetar.

Elina mendekat ketubuh Alana yang sudah basah kuyub.

ArgalanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang