Takdir💔

989 69 9
                                        

Bacanya sambil dengerin mulmed diatas ya, biar makin kerasa feelnya. Aku juga nulisnya sambil dengerin lagu itu hehe.

🖤🖤🖤

"ALANA!!!"

Alin dan Alan langsung berlari kearah Alana, pantas saja dari tadi perasaannya tidak enak. Alin dihantui rasa bersalah karena sudah mengikuti perintah Arga untuk meninggalkan Alana. Alin memangku kepala Alana sambil menangis.

"Al bangun, maafin gue. Apa yang harus kita lakuin Lan?"

"Alana bangun, k-kita harus bawa dia kerumah sakit."

Alan dan Alin belum menyadari kalau punggung Alana sudah bersimbah darah, dan sesaat Alan yang hendak menggendong Alana baru tersadar dan langsung prihatin.

"P-punggung Alana berdarah Lin," ucap Alan cemas

"Ya ampun Alan, a-ayo cepet bawa Alana masuk kemobil," Panik Alin

Alan pun langsung membopong Alana sambil berlari ke arah mobilnya, baju Alan terkena noda darah yang mengalir dari punggung Alana yang tak kunjung berhenti. Alin mengikuti langkah Alan sambil berderai air mata, setelah mereka meletakkan Alana di jok belakang mobil dan tak terlepas Alin yang memangku kepala Alana. Mereka pun langsung bergegas ke Rumah sakit.

Bangunan nuansa putih sudah berdasarkan didepan mata, terdengar teriakan remaja perempuan dan laki laki yang berteriak memanggil suster untuk menolong sahabatnya. Terlihat pancaran khawatir dari sorot mata mereka. Setelah suster datang sambil membawa brangkat pun, mereka langsung membawa gadis yang sedang terbaring lemah itu ke IGD.

Tubuh gadis itu perlahan lenyap dibalik pintu kokoh sebagai pembatas,ada suster dan seorang dokter yang mendampingi gadis itu. Alin terduduk lemah dikursi tunggu.

"Masalah apa lagi yang menimpa Alana Lan, cobaan apa lagi yang datang untuknya? Gue kasian Lan," Ucap Alin

"Alana orang yang kuat Lin, dia lebih kuat dibanding apa yang kita bayangkan. Gue yakin Alana akan baik baik saja, lo tenang ya," Ujar Alan menenangkan kembarannya.

Alin menangis dalam diam, pikiran negatif tentang Alana semakin menyelimuti raganya, kekhawatiran dan ketakutan akan kehilangan Alana membuat air matanya pecah dan Alin mulai terisak semakin lama makin histeris.

"Arga brengsek! Gue bakal jauhin Alana dari lo, lo berbahaya!" Teriak Alin histeris tiba tiba.

"Tenang Lin, Alana akan baik baik aja."

"Nggak Lan, Alana gak akan tenang kalau dia masih hidup dengan laki laki brengsek kayak si Arga. Kita harus bawa dia pergi sama kita, please Lan gue mohon," Ucap Alin memohon

"Kita gak bisa ngambil keputusan sepihak Lin, hari ada persetujuan dari Alana juga. "

"Kalau kita izin, Alana gak mungkin mau Lan."

"Kita do'ain aja yang terbaik buat Alana ya, dia pasti kuat," Ucap Alan menenangkan sambil merangkul Alin

Alin masih terisak didalam dekapan Alan, semakin lama Alin merasa jauh lebih tenang. Mereka berdua pun sabar menunggu Dokter yang menangani Alana keluar. Akhirnya yang ditunggu pun keluar dengan raut wajah yang tak bisa diartikan.

"Bagaimana keadaan Alana Dok?" Tanya Alin

"Kondisinya sangat mengkhawatirkan sepertinya punggungnya dihantam keras dengan benda tumpul, ditambah lagi ada penyakit yang mematikan bawaan tubuh Alana," Ucap dokter menjelaskan

"A-alana punya penyakit bawaan? Penyakit apa Dok?" Tanya Alin

"Loh kalian gak tau? Alana kan pasien tetapnya Dokter Halim."

ArgalanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang