"Dave, bangun dong Nak, mama kangen sama kamu."
Ucap wanita paruh baya itu dengan lelehan air mata di pipi nya. Tiga hari telah berlalu, namun tak ada tanda tanda Dave akan bangun.
Perkataan Dokter terus mengganggu pikirannya, saat kecelakaan terjadi Dave sempat terlempar. Rumi takut terjadi sesuatu yang fatal pada anaknya akibat lemparan itu.
Alana dan Alin sudah pamit untuk pergi ke Apartemennya untuk beristirahat, sebab selama Rumi sibuk dengan urusannya. Alana dan Alin lah yang telah menjaga Dave.
"Kita semua pengen kamu bangun sayang, Alana jauh jauh dateng kesini buat kamu. Bangun ya," Ucapnya sambil menghela nafas kasar.
Rumi pun menelungkupkan kepala, ditangan anaknya yang bebas dari selang Infus. Menumpahkan segala kesedihan dan tangisannya disitu.
Rumi merasakan sesuatu menyentuh kepalanya, namun tak terlalu dihiraukan dan lebih memilih untuk tetap diposisinya saat ini.
Namun dirasanya sentuhan itu tak hilang, Rumi pun menegakkan kepalanya dan alangkah terkejutnya.
Pria itu telah bangun dengan pandangan kosong.
"D-dave... " Ucap Rumi menangis sambil menyentuh pipi Dave yang dingin.
"... Akhirnya kamu bangun Nak, mama kangen."
"M-ma-ma," Ucap pria itu terbata.
"I-iya Nak, mama disini," Wanita itu terus memeluk Dave, dan menangis.
"M-mah."
"Iya sayang ada apa?" Rumi masih tak menyadari pandangan kosong Dave dan terus memeluk putranya itu.
"M-mah mati lampu ya? K-kok gelap Mah."
"Mah! Gelap banget mah!"
Rumi langsung melepaskan pelukan dan menatap Dave lekat, dirinya tak menyangka. Rumi pun melambai kan tangannya tepat diwajah Dave, namun mata Dave tak merespon.
"D-dave, kamu serius Nak!" Ucap mamanya histeris sambil memegang bahu anaknya.
"U-udah lama ya mah mati lampunya? Kepala aku pusing mah."
Rumi menggelengkan kepala tak percaya, dengan perkataan anaknya yang ngelantur bagi dirinya.
"Mah, jawab aku Mah. Mati lampu kan? Ini g-gelap banget Mah!"
"D-dave, disini gak ada yang mati lampu s-sayang."
Dave terkejut dengan perkataan Mamanya, dan mulai tersadar akan sesuatu. Dave menggelengkan kepalanya.
"N-nggak! Mama bohong kan, ini gelap banget Ma."
"Hiks, n-nggak sayang, ini terang Nak."
"J-jadi, nggak nggak. M-mata aku mah!" Ucap Dave mulai panik.
Dave mulai mengucek ngucek matanya dengan kasar, berharap penglihatannya dapat kembali.
"Kamu yang sabar ya sayang, tunggu sebentar," Ucap Rumi sambil terus menekan tombol emergency.
"M-mah."
Tak lama pintu pun terbuka, memperlihatkan seorang dokter dan dan seorang perawat yang mendampinginya.
"Alhamdulillah Dave. Kamu udah sadar," ucap dokter itu
"Dokter kenapa semuanya gelap, mata saya nggak bisa lihat apa-apa. "
Dokter pun kaget, dan langsung memeriksa mata Dave. Tak lama kemudian dokter itu menghela nafas kasar, dan tertunduk.
"K-kenapa anak saya dok?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Argalana
Teen FictionApa yang kalian pikirkan tentang gadis yang berusia 16 tahun, menikmati masa SMA? atau bersenang senang untuk menemukan jati diri? hahaha. Itu semua tidak berlaku untuk gadis cantik nan malang Alana Chessa Bagaskara, untuk menyebutkan nama akhirnya...