Aku pikir kamu disini menunggu ku, ternyata kau menunggu dia yang kau anggap lebih baik dari aku.
🖤🖤🖤
Keesokan paginya Alana sudah siap dengan seragam sekolahnya yang lengkap, ia berniat ingin langsung pergi tanpa harus bertemu orang orang yang ada dirumah ini. Namun harapan nan sirna, keluarga itu telah berkumpul dimeja makan. Mau tak mau dia harus pamit.
"Mah, pah Alana pamit," Alana menyodorkan tangannya ke mamanya, merasa tak di tanggapi. Alana pun berniat langsung pergi saja. Namun terdengar panggilan namanya dari arah dapur.
"Non Alana!" Panggil Bi Sari
"Iya Bi, ada apa?"
"Ini Bibi bawain bekal buat kamu, dimakan ya cantik." Ucap Bi Sari tulus sambil mencolek dagu Alana
"Makasih ya Bi, Alana pamit dulu, Assalamualaikum." Ucap Alana sambil menyalam tangan Bi Sari
"Waalaikumsalam,"
Alana pun segera beranjak dari rumah dan tujuannya saat ini hanya Halte bis dan sekolah. Namun didepan pagar rumah terlihat seorang pemuda tampan yang sedang bertengger di atas motornya, siapa lagi bukan Arga.
Alana pun menghampiri Arga. Dia tau pasti Arga akan menorehkan luka lagi kehatinya. Tapi, apa salahnya menyapa pikirnya.
"Hai Arga." Sapa Alana namun tak dihiraukan
"Arga kamu kesini mau jemput aku ya?" Alana tau ini hanya hayalan belaka nya saja. Tapi apa salahnya berandai andai sedikit.
"Iya," Jawabnya singkat, sungguh diluar dugaan Alana. Hati Alana sangat senang, akhirnya setelah sekian lama Arga mau menjemputnya lagi.
"Serius! Kamu gak bercandakan?" Ucap Alana memastikan
"Iya bawel lo, cepet naik."
Alana pun naik kemotor milik Arga, jujur dia sangat rindu dengan motor ini sekaligus pemiliknya. Motor inilah yang dulu selalu membawanya pergi kemana pun yang dia inginkan. Sungguh Alana sangat rindu ini semua.
Diatas motor, Alana tak henti hentinya tersenyum. Dia sangat senang, mungkin menurut sebagian orang. Naik motor adalah hal biasa, namun tidak bagi Alana. Motor ini sangat special baginya.
Arga melihat wajah Alana yang tersenyum dari kaca spion nya. Jauh didalam hati kecilnya, Arga sangat rindu dengan senyum itu. Namun itu semua tersingkirkan dengan Ego nya yang sangat tinggi.
Namun menurut Alana arah jalannya mengapa berbeda, ini bukan arah kesekolahnya. Alana bingung, apa yang Arga rencanakan. Perlahan senyum Alana memudar dan tergantikan dengan wajah bingung serta panik.
Sepertinya Alana tau arah jalan ini. Namun dia hempaskan jauh pemikiran itu, Arga tidak akan setega itu pikirnya.
Tetapi, Arga tetaplah Arga yang kejam, yang selalu mengedepankan Ego dan emosinya. Yang benar saja dugaan Alana. Sungguh ini benar benar kejam.
Arga pun memberhentikan motornya ketempat itu, dengan wajah tanpa dosanya dia menyuruh Alana untuk turun.
"Udah nyampai dan lo boleh turun," Ucap Arga

KAMU SEDANG MEMBACA
Argalana
Novela JuvenilApa yang kalian pikirkan tentang gadis yang berusia 16 tahun, menikmati masa SMA? atau bersenang senang untuk menemukan jati diri? hahaha. Itu semua tidak berlaku untuk gadis cantik nan malang Alana Chessa Bagaskara, untuk menyebutkan nama akhirnya...