"Tapi gue yakin Al, lo pergi untuk kembali kan," ucap Arga sambil menatap mata Alana dalam.
Alana memalingkan wajahnya, agar terhindar dari tatapan Arga.
"Gak usah sok tau."
"Gue tau lo Al," ucap Arga.
"Iya gue juga tau lo, Lo itu Arga yang sering nyiksa gue," ucap Alana ringan.
Arga terdiam mendengar perkataan Alana, pernyataan yang tak bisa dia sanggah.
"Kok diam, kena mental?" Tanya Alana.
"Nggak, bingung aja mau jawab apa. Serba salah soalnya hehe," ucap Arga sambil terkekeh kecil.
"Emang lebih bagus lo diam sih," ucap Alana dan lebih memilih kursi usang yang ada di Rooftop itu.
Arga menyusul Alana dan duduk disampingnya.
"Gak enak ya Al jadi orang yang serba salah gini," Alana diam tak menanggapi.
"Kayak disatu sisi lo emang salah karena gak cari tahu kebenarannya dulu, tapi disatu sisi lo juga korban kebohongan dan keegoisan seseorang..."
"... Gue kayak orang tolol yang gak tau apa apa, pengen nyalahin keadaan. Dan pengen putar waktu aja Al rasanya..."
"... Kejadian ini gak akan pernah gue lupain seumur hidup, dan gue banyak belajar dari kejadian ini. Gue gak akan pernah ngulang masalah ini lagi..."
Arga tertawa miris, "Buat ngingatya aja gue udah gak sanggup Al. Apa lagi ngulangnya..."
"... Pengalaman yang berat."
"Lo sekarang udah banyak omong ya Ga," ucap Alana. "Dan gue kangen itu," batin Alana.
"Lo ingat kan, gimana awal kita ketemu. Gue pengen ngulang itu Al, kangen banget. Capek juga jadi orang jahat," ucapnya sambil mengambil sebatang rokok.
Alana yang melihat itu sedikit kaget, dan langsung merampas dan mematahkan sebatang rokok itu.
"Sejak kapan lo merokok? Gue gak suka."
"Ya udah gak lagi deh," ucap Arga sambil melempar kebawah sebungkus rokok beserta pematiknya.
"Loh kok dibuang?" Ucap Alana spontan.
Arga tertawa kecil, "Gue merokok sejak Elina bilang kalau lo pembunuh Darren, tapi akhir akhir ini makin parah ngerokoknya."
"Lo gak sayang sama paru paru lo? Itu mahal loh."
"Tapi itu penenang pikiran gue, saat gue stress mikirin semuanya. Tersiksa banget hidup kayak gitu Al," ucap Arga.
"Lo pernah gak ngerasain saat satu orang pun gak ada yang percaya sama lo, bahkan pacar lo dan keluarga lo sendiri..."
"... Liat tangan gue Ga," ucap Alana sambil memperlihatkan lengannya.
"Dulu, disini banyak tanda tangan gue Ga. Penanya tajam, terus tintanya sering bocor, warnanya merah..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Argalana
Fiksi RemajaApa yang kalian pikirkan tentang gadis yang berusia 16 tahun, menikmati masa SMA? atau bersenang senang untuk menemukan jati diri? hahaha. Itu semua tidak berlaku untuk gadis cantik nan malang Alana Chessa Bagaskara, untuk menyebutkan nama akhirnya...