Alana Pov
Hal pertama yang kulihat setelah beberapa saat aku tertidur adalah, lampu dan ruangan serba putih. Sepi, satu kata yang cukup mendeskripsikan ruangan ini. Aku menoleh ke brankar yang ada disampingku, kosong. Tak ada Alin disana, aku bingung kemana Alin pergi dan aku mencoba berfikir positif.
"Mungkin dia lagi ke toilet," gumam ku dalam hati
Kemudian aku menoleh lagi kesisi lain, tempat brankar Elina. Aku juga tak menemukannya disana, aku bingung kemana semuanya pergi. Namun, terlihat sekelebat bayangan seseorang dibalik gorden tempat brankar Elina tadi. Bayang seseorang yang membelakangi Alana, tubuh jangkung yang menjulang.
Alana tak asing dengan pemilik tubuh itu, namun Alana juga bertanya tanya untuk apa lelaki itu masih ada disini. Sementara Elina sudah tak terlihat lagi diruangan ini.
"Kenapa masih disini Ga?" Tanya Alana bingung
Terlihat orang yang ada disana membalikan tubuhnya dan menuju kebrankar Alana. Setelah Arga sudah berdiri tepat disamping Alana, hal yang dilakukannya adalah diam.
Alana bingung sekaligus menunggu sepatah kata dari lelaki tersebut, namun Alana tak mendapatkan itu.
"Ada apa Ga?" Tanya Alana namun arga hanya diam. "Kamu kenapa sih?" Tanya Alana lagi, Alana yang merasa bingung pun lebih memilih untuk bergegas pergi. Namun, tiba tiba Arga mengeluarkan suaranya.
"Tunggu."
Alana yang ingin pergi itu pun, terhenti. Alana menunggu kalimat selanjutnya dari Arga, yang mungkin sudah Alana prediksi akan menyakiti hatinya.
"Lo bisa gak sehari aja gak usah buat masalah. Lo membahayakan nyawa Elina, gak cukup apa lo udah ngebunuh si-" ucapan Arga terputus. "Bego, hampir aja keceplosan," batin Arga
Alana yang tak paham dengan ucapan Arga pun mengerutkan dahinya dan berjalan kehadapan Arga.
"Ngebunuh siapa Ga? Gue gak akan tega untuk ngebunuh siapapun. Lo selalu bilang gue pembunuh, gue ngebunuh apa?! Gue capek dituduh pembunuh, tapi gue sendiri gak tau gue ngebunuh apa," ucap Alana.
"Hidup gue udah hancur Ga, hidup gue hancur karena, ya gue sendiri gak tau apa yang udah ngebuat orang orang benci sama gue. Orang tua gue, Elina bahkan Lo... "
"... Orang yang dulu selalu ngelindungi gue, ngejaga gue. Tapi sekarang apa Ga? Lo sama aja kayak orang lain," ucap Alana mengeluarkan semua uneg unegnya dan matanya pun sudah mulai berkaca kaca.
Panggilan Aku-Kamu yang sudah terganti menjadi Lo-Gue, menandakan Alana yang sudah habis kesabaran.
"Lo gak usah sok tersakiti, seolah olah lo yang paling menderita disini. Padahal lo yang buat masalahnya, lo gak usah sok sokan menjadi peran protagonis yang lemah deh...
"... Gak usah belagak yang paling tersakiti didrama yang lo buat sendiri, jangan pernah berfikir kalau gue akan kasihan sama lo..."
"... Lo itu cewek lemah, yang menyuruh orang orang untuk mengasihani diri lo, memaklumi diri lo, ya karena lo merasa paling patut untuk dikasihani... Padahal Lo yang jadi peran antagonisnya." Ucap Arga.
"Dasar perempuan licik, gak tau malu," ucap Arga dan berlalu pergi meninggalkan Alana sendiri di UKS.
Alana meluruh, memeluk lututnya, merenungi nasibnya. Alana menangis dalam diam, hatinya kembali mendapatkan luka. Alana, gadis malang yang tak kunjung mendapat kebahagiaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/237324415-288-k364546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Argalana
Teen FictionApa yang kalian pikirkan tentang gadis yang berusia 16 tahun, menikmati masa SMA? atau bersenang senang untuk menemukan jati diri? hahaha. Itu semua tidak berlaku untuk gadis cantik nan malang Alana Chessa Bagaskara, untuk menyebutkan nama akhirnya...