22. Terbiasa

137 12 0
                                    

Hi guys. Jangan lupa vote, komen dan share ya. Buat yg belum follow boleh kali ya follow dulu biar makin maju nih cerita.
Happy reading♥️


Hari ini seperti biasa Aini bersekolah bersama kedua sahabatnya. Meski Aini tampak kesepian sebisa mungkin Aini bersikap biasa dan membiasakan dirinya untuk sekolah tanpa Raka.

Dhita dan juga Moria memberi semangat pada Aini agar Aini bisa mendapat nilai terbaik, dan juga men support selalu hubungan Aini dengan Raka.

"Ini baru sahabat gw. Ga boleh sedih terus meski nanti lama ga ketemu Raka" bangga Dhita memeluk pundak Aini.

"Sahabat gw juga dong.. Raka itu jodoh Lo, dan Lo harus yakin itu" semangat Moria pada Aini.

"Makasih ya kalian.. selalu ada buat gw" salut Aini dan di angguki oleh kedua sahabatnya.

Pulang sekolah Aini pulang dengan naik ojek online, Dhita sudah meminta pada Aini untuk ia antar saja. Tapi Aini tetap keukeh tidak mau dan memutuskan pulang dengan naik ojol.

Sampai di rumah Aini mengecek hpnya berharap jika Raka memberi kabar, tapi Raka belum juga mengabarinya. Aini memutuskan untuk mandi dulu, ia fikir jika Raka sudah sampai pasti Raka capek dan beristirahat dulu.

Selesai mandi dan berpakaian Aini melihat banyak notifikasi dari aplikasi chatnya. 8 miskol dari Raka dan juga spam chat dari Raka. Tak tunggu lama Aini langsung membukanya dan menelpon Raka. Aini senang mendapat notifikasi dari orang yg ia sayang dan rindukan itu.

"Hallo"

"Raka.. hiks" jawab Aini terisak karna tiba-tiba ia menangis.

Padahal Aini sudah berusaha untuk kuat dan tegar agar ia bisa menyemangati Raka. Tapi hati dan juga matanya tidak bisa bekerjasama, hanya dengan suara Raka Aini jadi terisak.

"Sayang.. kok nangis hm, kamu gak papa" tanya Raka lembut dari sebrang sana.

"Aku gak papa Raka. Aku kangen kamu" manja Aini.

"Aku juga sayang, padahal baru juga kemarin aku berangkat. Tapi udah kangen sama cewek aku" ujar Raka.

"Raka. Gimana disana, enak ga tempat tinggal nya" tanya Aini antusias.

"Enak kok sayang, nyaman aku juga tinggal di apart. Cuma ga senyaman di apart aku dulu sih, karna kan gak ada kamu yg tidur disini" ujar Raka menggoda Aini.

"Ihh Raka, kamu nanti kuliah sama kerjanya jangan capek-capek ya. Juga harus jaga kesehatan kamu" perhatian Aini.

"Siap atuh ibu negara" seru Raka dari sebrang telepon.

Cukup lama mereka terus telepon sampai Aini tertidur dan raka mengucapkan selamat tidur dari sebrang telepon sana dan menutup telepon mereka.

***

Mulai dari itu Aini terbiasa dengan keadaannya yg sekarang. Aini berangkat ke sekolah dan mengikuti pelajaran dengan baik, bahkan Aini sempat menjadi  murid terpelajar di kelasnya. Karna peningkatan nilai yg cukup tinggi dari sebelumnya.

Lalu Aini pulang sekolah dengan naik ojek online dan sesekali nebeng bersama Dhita. Dhita dan Moria juga masih berhubungan baik dengan pacar mereka meski juga jarang ketemu karna tugas kuliah.

Di malam harinya aini juga lebih sering bertelepon atau video call dengan Raka. Entah itu hanya bersantai-santai atau Raka sedang mengerjakan tugasnya dan Aini setia menemani.

Gavin cukup senang dengan sikap adiknya yang sekarang. Aini jauh bisa mengerti keadaan dan memahami waktu Raka yg biasanya tidak bisa selalu menemani aini.

Gagal Move on (END | Segera Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang