Part 14

500 53 1
                                    


Jam menunjukkan 15.30 dan kelas Taeyong baru saja usai. Dia segera mengecek benda persegi panjang berwarna hitam miliknya yang sedari tadi tidak dia sentuh.

"Sepertinya banyak notif"

Winwinie 🙄 kabari aku kalau jadi
Papa ❤️ Jangan lupa besok rapat pertama yang harus kau hadiri
Chanyeol hyung 😎 Bagaimana? Apa kau bisa?
Doyoung hey! Cepat kembalikan hoodie abu abu kesayanganku

"Ini masih setengah 4, sepertinya aku bisa janjian dengan Chanyeol hyung. Hhmm sepertinya besok menjadi Hari yang melelahkan. Tapii apa maksud Doyoung? Kurasa aku tidak meminjam hoodienyaa.. apa aku yang lupa ya? Mampus aja kalau benar begitu"

Taeyong segera membalas satu per satu chat yang dia terima. Terutama chat dari Chanyeol dan Winwin. Taeyong mengabari mereka kalau dia bisa ke Zero Miles sore ini.

16.00 mereka sepakat berkumpul di Limitless Cafe.

"Winwin jam berapa sekarang?"

"Setengah lima. Ini jadi tidak? Lihat aku sudah menghabiskan 2 porsi pancake"

"Itu karena kau rakus! Aku akan chat Chanyeol hyung"

"Hey.. maaf membuat kalian menunggu, akhir akhir ini jadwalku menggila"

"Kali ini aku akui kalau kita sudah menunggu hyung lama", sambut Taeyong ke Chanyeol.

"Ya sudah, Ayo kita berangkat saja"

"Apa hyung sudah makan? Kita akan membutuhkan waktu cukup lama menuju zero miles bukan?", tanya winwin sambil menarik kursi di sampingnya.

"Sudah tidak usah. Aku ingin segera bertemu Jisung. Ayo kita berangkat sekarang saja"

"Okay hyung", jawab Taeyong dan winwin bersamaan.

"Tunggu, aku tadi diantar supir. Jadi tidak ada mobil. Kalian bawa mobil kan?"

"Bawa hyung"

~ Zero Miles ~
Renjun dan Jisung tetap berjalan beriringan sambil waspada menuju Kantor utama Zero Miles.

"Jisung, kau tau? Se.."

"Tidak", jawab Jisung cepat.

"Haish! Aku belum selesai bicara. Seumur hidupku, ini adalah moment yang berhasil membuatku takut. Bahkan terguncang? Panik? Susah berpikir? Entahlah... Intinya aku takut. Temanku bahkan sudah kuanggap sebagai saudara meninggalkanku. Dengan cara tak wajar pula. Aku harus bagaimana? Apakah kita juga menyusul mereka? Bahkan sekarang Jeno dan Jaemin menghilang juga", Ucap Renjun yang menghentikan langkahnya dan mulai menangis.

"Hey, masih ada aku kan? Pasti kita menemukan Jeno dan Jaemin. Lagipula kakak kita pasti juga khawatir. Aku yakin mereka pasti mencari Kita, karena sudah lama Kita tidak menghubungi mereka", ujar Jisung menenangkan Renjun.

"Winwin-ge...", Tangis Renjun makin menjadi.

"Renjun, Kita pasti bisa keluar dari sini. Sekarang Kita hanya perlu menuju Kantor utama. Hanya tempat itu yang belum Kita periksa. Aku yakin Jeno Jaemin ada disana"

"Aku takut Jisung.. aku takut kalau yang kutemukan nanti tidak sesuai harapan kita. Aku terlalu takut", Renjun mulai terduduk.

"Tidak, kau adalah Huang Renjun! Kau selalu bisa menghadapi masalah. Bahkan serumit apapun masalah itu. Ayo Renjun... Ada aku, Park Jisung! Kita pasti bisa keluar dari sini. Kita.. Kita berempat. Ayoo", Peluk Jisung lalu mengajaknya bangkit.

"Tetaplah bersamaku, jangan pergi. Okay?"

"Pasti, Renjun"

Hari mulai sore, mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju Kantor utama.

Seven SomethingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang