Part 7

985 91 9
                                    

Jisung melotot dengan mulut terbuka melihat Chenle. Bagaimana mungkin Zhong Chenle, remaja yang selalu riang itu sudah tergeletak dengan badan berlumuran darah.

" Chenle, kau tak apa??", ucap Jisung sambil menghampiri Chenle dan mencoba menggoyangkan tubuhnya.

Jisung sangat terkejut karena setelah dia mengecek keadaan Chenle ternyata Chenle sudah tak bernyawa. Jisung langsung berlari dan menghampiri tenda Renjun.

"Renjun!!! Huang Renjun!! Keluar kau!!!", teriak Jisung dengan keras membuat semua terbangun dan keluar tenda.

" Berisik sekali!!! Ada apa sih??", ucap Mark yang baru saja keluar tenda.

Bughh....

Mereka terkejut melihat Jisung menonjok muka Renjun dengan keras. Renjun yang terkejut, langsung reflek membalas pukulan Jisung.

"Hei!! Apa apaan ini??", kata Haechan sambil melerai mereka.

" Katakan dengan jujur Sekarang diahadapan kita kalau kau yang membunuh Chenle!!!", paksa Jisung ke Renjun.

"Apa yang kau bicarakan sih?? Maksudmu itu apa hah??", kata Jaemin yang mulai ikut terpancing emosi.

" Biar Renjun yang menjelaskan semua nya!! Karena dia pelakunya. Aku tak sanggup menceritakannya", Jisung terus memaksa Renjun.

"Pelaku apa maksudmu?? Aku dari tadi itu tidur"

"Memang benar, dimana-mana maling tidak akan teriak maling. Jelas jelas aku tadi melihatmu kembali dari dalam cottage"

"Ada apa sebenarnya!!!", teriak Jeno yang semakin dibuat bingung.

" Kalian tau, sekarang Chenle sudah tiada! Dan pelakunya adalah Renjun", jelas Jisung.

"Apa maksudnya dengan tiada? Kenapa kau menyeret namaku juga? Aku tidak tau apa-apa!!", ucap Renjun.

"Lihat sendiri keadaan dia sekarang di kamar Mandi!!", kata Jisung.

Mendengar ucapan Jisung, semua langsung mengecek kamar mandi. Mereka langsung terkejut melihat Chenle yang sudah tak bernyawa dan keadaannya sangat mengenaskan.
Belasan luka tusuk pada bagian perut dan sayatan-sayatan kecil di sekujur lengannya. Semua mata langsung tertuju pada Renjun, mereka mulai mempercayai perkataan Jisung.

" APA? Kenapa kalian melihatku?? Bukan aku pelakunya. Memang aku tadi kesini, tapi aku hanya minum. Aku juga tidak tau kalau ada Chenle juga. Aku sama sekali tidak berpapasan dengannya", bela Renjun.

"Kau memang Jenius. Tak heran jika kau pintar merangkai kata untuk berbohong!!", kata Jisung yang tak terima.

" Aku sudah bilang bukan aku. Manamungkin aku berbohong pada kalian??"

"Sudah jangan ribut!! Sekarang yang harus kita pikirkan adalah bagaimana kita mengurus Chenle", sela Haechan.

" kita telefon polisi saja sekarang", usul Jaemin.

"Jangan! Lebih baik kita lapor ke pihak " Zero Miles " dulu", sela Jeno.

"Benar juga", kata Mark.

Mark dan Jeno segera menuju kantor depan, tempat mereka memesan perkemahan kemarin.
" Ya Tuhan.. Jeno!! Apa yang terjadi??"

"Kenapa bisa berantakan seperti ini?? Lalu dimana orang yang kmaren?"

"Yuta maksudmu??"

"Iya Mark. Dimana dia? Yuta??? Yuta??", teriak Jeno sambil mencari Nakamoto Yuta.

Sementara itu, yang lain bingung dengan mayat Chenle.

" Apa sebaiknya kita keluar kan saja mayatnya dari sini? Kasian Chenle ",usul Haechan.

" Jangan! Lebih baik jangan sentuh mayatnya. Cukup sidik jari Jisung saja. Untuk mempermudah penyelidikan polisi", kata Renjun.

"Nanti kalau Jisung yang dikira pembunuh bagaimana?", tanya Jaemin khawatir.

" Yaa..., aku hanya sebagai saksi mata penemu mayat. Harusnya yang dicurigai Renjun. Karena aku melihatnya keluar dari cottage"

"Kau masih tak percaya padaku??", geram Renjun.

" Terserah kalian mau bertengkar lagi silahkan... Aku sudah pusing dengan masalah ini ", ucap Haechan pasrah.

" Sudah cukup! Jangan habiskan tenaga kalian untuk bertengkar! Kita sekarang sedang kesusahan, sahabat kita telah tiada dengan cara tak wajar. Kita harus menyelesaikan masalah ini", reda Jaemin.

"Ohh..Apa kita harus menghubungi orang tua Chenle?", tanya Jisung.

" Kau mau mati juga apa?? Chenle itu pewaris tunggal keluarga Zhong! Kalau kita hubungi orangtuanya sekarang, kita pasti akan terlibat masalah yang besar!!", sentak Jaemin seketika.

"Lalu apa yang harus kita lakukan????", tanya Haechan.

" Hei!! Apa kalian melihat Yuta?? Dia menghilang!", teriak Mark dari kejahuan.

" Kenapa tanya kita? Bukannya kau sudah mengecek??", jawab Jaemin.

" Yuta tidak ada di kantor, dan kalian tau?? Keadaan kantornya juga berantakan", jelas Jeno.

" APA? Kenapa bisa begitu? ", tanya Haechan panik.

" Sudahlah kita langsung hubungi polisi saja, biar jasad Chenle segera diurus. Kasian dia", usul Renjun.

"Oke, aku akan menghubungi polisi. Dan kau Haechan, hubungi orangtua Chenle", perintah Mark.

" APA? Kenapa harus aku??", sahut Haechan tak terima

"Kau kan ketua OSIS, pasti kau sudah terbiasa berhadapan dengan masalah besar dan tau bagaimana meredakan orang yang emosi", celoteh Mark sambil mengeluarkan ponselnya.

" Sudahlah, cepat hubungi!! Akan kubantu berbicara", Renjun langsung menyuruh Haechan.

"Tunggu!! Kenapa tiba-tiba tidak ada sinyal!!", teriak Mark

"Tunggu!! Kenapa tiba-tiba tidak ada sinyal!!", teriak Mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Zhong Chenle, putra mahkota keluarga Zhong. Done!! Hahaha.... Ayah, apakah aku orang jahat? Tidak kan? Jelas tidak! Semua ini karena kebaikan "

"..."

"Ayah, besok aku akan berangkat lagi. Sekarang ayah istirahat dulu ya"

"..."

Seven SomethingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang