Part 13

675 69 18
                                    

Satu jam sudah area Zero Miles diputari dua rekan ini. Tapi dua lagi yang sedang dicari tak kunjung temu.

"Bagaimana ini? Dimana mereka? Aku mulai lapar Renjun"

"Benar, aku juga mulai lapar. Aku lupa kita belum sarapan"

"Ayo kita kembali ke cottage dulu. Aku tau teman kita sangat penting, tapi perut kita juga harus diutamakan bukan?"

"Hmmm baiklah baiklah, Ayo kita kembali. Siapa tau mereka juga sudah disana"

Renjun dan Jisung memutuskan kembali ke cottage untuk sarapan dan beranggapan bahwa Jeno dan Jaemin juga sudah kembali ke cottage.

"Jisung, apa kau lupa mengunci pintu tadi? Kenapa pintunya terbuka seperti itu"

"Hanya kututup, tapi tidak kukunci. Ayooo aku yakin mereka berdua ada di dalam",Jisung masuk cottage langsung menuju dapur.

...

"Jenooo Lee Jeno, Jaemin..."

"Ada apa Renjun? Mereka tidak ada di kamar?"

"Tidak ada"

"Kau sudah cek kamar mandi?"

"Suudaah tapi tetap tidak ada. Bagaimana ini?"

"Tenanglah, nanti kita cari mereka lagi. Ayo sekarang kita makan dulu. Ini sudah aku buatkan bubur instan"

"Hmmm aku lapar sekali, tapi aku juga memikirkan mereka", ucap Renjun kehilangan nafsu makannya.

"Huang Renjun! Masa bodoh dengan mereka! Siapa suruh pergi tanpa pamit. Yang penting sekarang kesehatan kita harus terjaga. Nih makan dulu", Jisung sedikit membentak rekannya ini agar mau makan.

Menuruti perintah Jisung, Renjun memasukkan sesuap demi sesuap bubur di hadapannya. Dan kegiatannya ini seketika berhenti ketika orang di hadapannya berteriak.

"Yakh! Tunggu sebentar! Renjun.. tadi aku bilang apa? Pintunya tidak kukunci?"

"Haish! Iya, tidak kau kunci. Aku kira ada apa, sampai kau teriak. Mengagetkan saja", ucap Renjun sambil kembali menyuap hidangannya.

"Inii... Lihat ini! Aku ternyata bawa kunci. Itu berarti aku mengunci nya"

"Hei! Pintunya tadi terbuka tapi tidak ada siapa siapaaa. Lalu sii...

"Gawat!!!Apa ada orang lain disini??", Jisung yang khawatir langsung merapat ke pemuda Huang.

"Hei! Geser sedikit! Kenapa kau langsung melompat ke arahku? Lihat buburku hampir tumbah ini", ucap Renjun yang awalnya panik tiba-tiba menjadi tenang.

"Kita harus waspada Renjun. Kau bilang, apapun yang terjadi kita harus tetap bersama kan?"

"Aku tau, tapi tidak begini juga. Minggirlah sebentar, aku mau menghabiskan buburku. Sayang kalau tidak dimakan,ini tinggal sedikit"

"Apa?!? Kau gila?? Suasana seperti ini masih memikirkan bubur"

"Kau sendiri kan yang bilang masa bodoh dengan mereka. Kesehatan prioritas. Lihat! Sekarang aku sedang menjaga prioritas ku. Kau juga, cepat habiskan!!!"

"Tapi kalau su..."

"Habiskan!! Dasar bawel!!"

"Kau Aneh"

"Park Jisung!!" Renjun berdiri sambil melempar sendok ke mangkok kosongnya dan pergi dari hadapan Jisung yang mematung.

Tak lama Renjun kembali dan menggenggam pisau lipat berjalan ke arah Jisung.

"Renjun?? Dasar Aneh! Gila!! Yakh! Huang Renjun!!"

~ Switch Hotel ~
Putra pertama keluarga Park terlihat sibuk memandang beberapa lembar kertas ditangannya sambil memijat keningnya. Terlihat kerutan di dahi dan sedikit keringat membasahi helai rambutnya. Jam masih mengarah pada angka sembilan, tetapi pemuda ini sudah terlihat berpikir keras.

Seven SomethingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang