Usai press conference kepolisian pusat, keadaan sedikit lebih rumit. Wartawan semakin gencar mencari sumber sumber berita. Bahkan proses perjalanan jenazah korban ke rumah duka sempat tersendat. Tapi sekarang para korban sudah sampai di rumah duka. Rumah duka sengaja dijadikan satu lokasi agar keluarga bisa saling menguatkan terhadap kehilangan yang sangat mendadak ini.
Berbeda dari rencana awal yang seharusnya prosesi pemakaman dapat dilihat secara umum, sekarang pihak keluarga melakukan pengawalan ketat dan yang diperbolehkan mengikuti upacara pemakaman hanya pihak yang bersangkutan saja. Hal ini dilakukan semenjak ditetapkannya Jung Jaehyun sebagai tersangka. Warga dan Wartawan semakin tak terkendali terhadap keluarga bahkan orang terdekat korban.
Saat ini Renjun dan Jisung ditemani kakak dan juga psikolog mereka dalam perjalanan menuju rumah duka. Mereka semua satu mobil dan diantar oleh supir. Perjalanan hanya diselimuti keheningan. Tak sedikit juga cairan bening lolos dari mata Jisung. Meskipun Jisung menangis dalam diam, Chanyeol menyadari hal itu. Mengusap surai Jisung adalah salah satu cara untuk membantu menenangkan adik satu-satunya ini.
Sesampainya di rumah duka, Renjun dan Jisung langsung melihat jasad sahabatnya untuk yang terakhir kali. Peti Mark, Haechan, Jeno, Jaemin dan Chenle ditaruh beriringan. Kondisinya sudah berbeda, jasad mereka sudah dirawat dengan layak. Meskipun meninggal dalam keadaan tak semestinya, namun sekarang mereka tampak tertidur dengan tenang. Jangan tanya seberapa derasnya air mata Jisung mengalir sekarang. Bahkan matanya sudah nampak sembab.
Saat berusaha menenangkan Jisung, terbesit sesuatu di ingatan Renjun. Sebuah perbincangan random ketika mereka berkumpul di rumah Jeno.
"Aku sangat nyaman sekali dengan kalian, kuharap hubungan ini bisa terus terjaga", Mark memulai topik randomnya.
"Kalau ada perselisihan diantara orang tua Kita bagaimana?", Pikir Jisung.
"Masa bodoh dengan mereka, yang penting aku juga nyaman dengan kalian", sahut Chenle.
"Lagipula apa pedulinya mereka dengan Kita? Pekerjaan saja yang dinomor satukan!", Susul Haechan.
"Itu untuk masa depanmu juga bodoh!", sarkas Jeno sambil memukul bahu Haechan.
"Apapun yang terjadi, bagaimanapun keadaannya, Kita adalah satu kesatuan! Best friend forever right??", Sahut Jaemin dengan semangat.
"Bahkan sampai mati pun, kalian tetap sahabatku hahahaha", sambung Chenle menutup topik random itu diikuti tawa renyah dari mereka semua.
Dan saat itu juga pertahanan seorang Renjun hancur. Bahunya mulai bergetar, lututnya pun ikut lemas sampai menyentuh tanah. Isakannya terdengar pilu. Melihat Renjun yang sudah tersimpuh di lantai, membuat tangis Jisung makin pecah. Chanyeol dan Winwin segera memeluk erat adiknya. Berusaha memberikan sandaran terbaik mereka.
"Aku tau ini sangat berat, berusahalah untuk melepas mereka dengan ikhlas. Percayakan pada Tuhan, yakinlah bahwa ini akan baik-baik saja", ujar Winwin sambil terus menepuk punggung adiknya.
"Aku... Aku sedang tidak baik-baik saja kak, hatiku terasa sakit", sahut Renjun
"A.. aku.. aku adalah teman yang buruk! A.. aku egois! Aku jahat!" Racau Renjun dengan suara seraknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Somethings
Misterio / SuspensoBerawal dari sebuah rencana yang mengasyikkan "By the way, liburan ini kalian pada mau kemana?", tanya Jeno "Sepertinya berlibur bersama cocok untuk liburan ini", ucap Renjun. Apakah liburan mereka akan benar mengasyikkan? Ataukah mereka akan terjeb...