Part 27

163 11 0
                                        

Karena ini hari pertama sekolah, kegiatan ekstrakulikuler belum berjalan. Begitu pula dengan jadwal les. Oleh karena itu, hari ini Renjun bisa leluasa langsung pulang.

Selesai mandi, Renjun biasanya langsung menyiapkan tugas sekolah yang perlu dikerjakan agar nanti malam dia dengan mudah langsung mengerjakannya.

Namun tidak untuk sore ini, Renjun langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Kembali mengingat ucapan Yuta. Banyak pertanyaan muncul membuatnya berpikir keras.

Tok  Tok Tok

"Renjun? Sayang? Ayo turun nak. Waktunya makan malam", panggil bunda dari balik pintu Renjun.

Seketika Renjun membuka mata dan melirik jam di atas nakas.

"Ahh.. Ternyata aku ketiduran"

Keluar kamar, Renjun berpapasan dengan Winwin.

"Oh! Sudah bangun? Tadi aku masuk ke kamarmu kau tidur"

Renjun hanya menjawab dengan anggukan.

"Setelah makan malam kakak ingin berbicara denganmu", ucap Winwin sambil menuruni tangga.

.

Makan malam berjalan seperti biasa.
Setelah semua selesai dengan makan malam mereka, Ayah memecah keheningan.

"Setelah ini, kalian berdua datanglah ke ruang kerja Ayah"

"Winwin harus mengerjakan essay untuk besok", jawab Winwin setelah meneguk air putihnya.

"Ayah tidak butuh waktu lama, hanya mengobrol sebentar"

"Sebaiknya kalian turuti Ayah. Jangan terlalu lama, anak-anak juga punya kewajiban yang perlu diselesaikan untuk kegiatan akademik mereka", bunda.

"Iya aku tau itu", sahut Ayah sambil meninggalkan meja makan.

.
.

Winwin dan Renjun termenung membaca brosur universitas bergengsi luar negeri.

"Winwin belum ada pikiran untuk melanjutkan studi"

"Mau bagaimana pun itu keputusan terbaik Ayah untuk kalian, jadi kalian harus mematuhinya"

"Winwin bukan anak-anak yang masih perlu diatur. Biarkan winwin ambil keputusan sendiri"

"Masih kurang puas dengan kesempatan yang Ayah berikan sekarang? Kau sudah Ayah biarkan mengambil jurusan selain kedokteran! Dan lagi! studi lanjutmu kali ini masih relevant dengan minatmu!"

Seketika winwin bungkam.

"Kenapa harus luar negeri?", Renjun buka suara.

"Sudah Ayah bilang, disana adalah tempat baik untuk akademi kalian"

"Lalu bagaimana dengan Bunda? Apa setuju? Apa bunda tidak kesepian jika kedua putranya pergi sekaligus?", sela winwin.

"Semua sudah kita rundingkan dan keputusan sudah bulat. Sekarang kalian bisa kembali melanjutkan kegiatan kalian. Ayah mau memeriksa laporan rumah sakit"

.
.

Sesuai dengan perintah Winwin tadi, sekarang Renjun sedang berada di kamar kakaknya.

"Jadi. Apa yang ingin kakak bicarakan?", Ucap Renjun yang sedang duduk di ranjang Winwin.

"Ini mengenai Jaehyun", sahut sang kakak dari meja belajarnya.

"Sebenarnya, pemuda Jepang itu menemuiku tadi Siang"

"Yuta? Tidak mungkin. Dia telah meninggalkan negara ini"

"Aku yakin dia Yuta"

"Renjun, bahkan sebelum kasus ini terungkap Yuta sudah meninggalkan negara ini"

Seven SomethingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang