Kantor Pengacara Lee
Memang terlalu Pagi untuk memulai sebuah perbincangan serius pada pukul 8 hari ini. Tetapi terlihat dua orang sudah berbincang serius di bilik client kantor.
"Benar dia bukan?"
"Aku sudah memeriksanya ternyata benar. Dia adalah anak pelatih bodoh itu"
"Cihhh Kau juga bodoh"
"Lalu Kau ingin aku melakukan apalagi?"
"Singkirkan Presdir Jung"
"Apa maksudmu?!"
"Kita sudah terlanjur masuk. Lanjutkan saja sekalian"
"Lalu apa hubungannya dengan Presdir Jung?"
"Bukankah sebelumnya kau yakin kalau putranya membunuh putramu Haechan? Atau kau sudah berubah pikiran?"
"Yakh.."
"Turuti saja alurku maka kau akan aman. Bukankah kehilangan anak sudah membuatmu menderita?", Senyum miring Dokter Huang sambil meninggalkan ruangan.
"Yakh dasar biadab!!"
Kediaman keluarga Huang
"Sepi sekali. Bunda kemana kak?", Tanya Renjun menghampiri meja makan.
"Tadi sih pamit mengantar bibi ke supermarket. Jisung mana?"
"Masih mandi"
"Eh lusa kau sudah mulai masuk sekolah bukan?"
"Iya. Aahh ada yang ingin kutanyakan. Kakak merasa ada yang aneh tidak dengan Bunda dan Ayah?"
"Aneh apanya? Mereka biasa aja"
"Kak winwin pernah melihat tingkah laku aneh dari mereka tidak?"
"Apasih renjun?? Masih pagi tidak usah mengada-ada"
"Renjun ini serius kak. Karena ada sesuatu yang mengganjal di pikiran renjun"
"Apa? Ada apa? Kenapa?"
"Hmm tidak jadi"
"Ooh kakak ingat! Apa yang kamu lakukan kemarin di depan Kamar Ayah Bunda?"
"Hah?? Ah itu. Kan renjun sudah bilang, hanya lewat"
"Jangan bohong kamu! Kak winwin liat kamu berdiri lama disana"
"Eh kak udah jam setengah sembilan itu! Kak winwin bukannya ada kelas jam 9?"
"Aduh! Telat ini"
"Lho kak winwin belum berangkat? Bukannya kemarin bilang ada kelas pagi?", Kaget jisung melihat keberadaan winwin.
"Iyaa. Kak winwin berangkat dulu ya jisung. Renjun kamu masih punya hutang cerita"
Jisung melempar raut penasaran pada Renjun dan hanya mendapat balasan gelengan kepala.
"Kunci pintunya!! Kalian hanya berdua dirumah. Kalau ada apa-apa telepon!", Teriak winwin dari ambang pintu.
"Iyaaaa!"
"Jisung, hari senin sudah masuk sekolah"
"Hmm kau benar. Biasanya aku selalu semangat untuk sekolah"
"Kau tidak boleh seperti itu. Kita harus tetap melanjutkan hidup"
"Mau bagaimana lagi? Hanya kalian sumber kebahagiaanku. Di rumah aku selalu sendiri, kadang sibuk jadwal pemotretan. Kalau disekolah aku bisa puas bersama kalian. Tapi sekarang apa?"
"Lalu kau anggap aku apa? Kan masih ada aku"
"Iya bukan begitu maksudku. Arghh berhenti menghiburku. Kau pasti merasakan dan paham betul maksudku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Somethings
Mistério / SuspenseBerawal dari sebuah rencana yang mengasyikkan "By the way, liburan ini kalian pada mau kemana?", tanya Jeno "Sepertinya berlibur bersama cocok untuk liburan ini", ucap Renjun. Apakah liburan mereka akan benar mengasyikkan? Ataukah mereka akan terjeb...