Part 23

175 11 0
                                    

"Kau masih tetap tak mau bicara?"

"Oh iya, aku dengar orang tuamu kemarin berkunjung. Dia orang tua yang baik, masih mau menemuimu langsung disini", sambung ketua moon yang tidak menyerah menghadapi Jaehyun.

"Jangan bahas daddy ku"

"Huh? Kenapa? Dari tadi aku menginterogasimu kau abaikan. Apa salahnya mengajakmu mengobrol di luar topik. Dan kau malah merespon kan?", Jawab ketua Moon dengan nada lebih halus.

Jaehyun merotasikan matanya dengan malas.

"Bicaralah denganku, tak apa. Aku akan mendengarkan penjelasanmu dulu. Aku akan mencoba berada di pihakmu", ketua Moon mencoba meraih tangan Jaehyun.

"Huh percuma. Kau tetap tidak percaya", dengan segera Jaehyun mengibaskan tangan ketua Moon.

"Sudah kubilang bukan? Aku akan mencoba berada di pihakmu. Sama seperti sebagian banyak orang, sebenarnya aku juga terkejut kau jadi tersangka. Menemuimu secara langsung seperti ini, membuatku semakin bingung. Kau tidak seburuk yang aku kira. Karena itu, aku- hmm tidak hanya aku mungkin orang tuamu juga butuh penjelasan darimu", tak disangka ketua Moon berhasil menggenggam erat tangan Jaehyun.

"Aku sudah bicara ke semua orang, aku bukanlah pelakunya"

"Aku terjerumus, aku ditipu, aku tidak tau apa-apa, aku hanya datang, aku diperalat, dia! Iya! Diaa!!" Sambung Jaehyun sedikit berteriak dengan satu tarikan nafas.

"Jaehyun! Jung Jaehyun! Tenanglah, ambil nafas dulu. Pelan-pelan saja, aku akan mendengarmu"

"Maukah kau mempercayaiku?"

"Iya, aku percaya sepenuhnya padamu", final ketua detektif moon.

"Kami sudah lama tidak bertemu. Awalnya dia mengajakku bertemu di cafe. Dia, naka-", kalimat Jaehyun terpotong suara dentuman pintu.

"Ketua!!"

"Hendery?!? Kau tidak lihat aku sedang apa?"

"Ayah Jung Jaehyun terlibat kecelakaan, kau mendapat panggilan langsung dari pimpinan Pusat untuk menangani kasusnya"

"Apa? Bagaimana bisa? Pimpinan sudah gila? Apa kau tak bilang kalau aku sedang melakukan interogasi?"

"Justru sudah kujelaskan, tapi beliau tetap menyuruhmu. Bahkan mengancam posisi dan jabatan Kita. Beliau berdalih kalau korban kecelakaan ini orang penting"

"Gila!? Separah apa kasusnya? Yakh Jung Jaehyun, memang sepenting apa peran orang tuamu untuk kota ini!", Ketua Moon mulai emosi kegiatannya terganggu.

"Korban jiwa meninggal di tempat", dengan mudahnya Hendery mengatakan itu di hadapan keluarga korban.

"Apa??", Jaehyun sudah terkejut dari awal dibuat semakin terkejut mendengar pernyataan Hendery.

"Yakh! Sudah diam! Jangan memperburuk keadaan. Kenapa kau dengan gampang berkata seperti itu dihadapannya", Ketua Moon segera melenggang dari ruangan itu.

"Maaf, aku tidak bisa mengendalikan responku. Ketua! Tunggu aku!!"

.
.
.

"Winwin pulang"

"Oh ada Taeyong juga?", Sahut bunda dari ruang tengah.

"Siang Tante", sapa Taeyong sopan.

"Renjun mana bunda?"

"Ada dikamarnya"

"Renjun..! Ayok!"

"Jangan biasakan berteriak, winwin bisa kan naik ke atas", tegur bunda.

Seven SomethingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang