Part 24

133 11 0
                                        

"Jaehyun-ah kali ini aku benar-benar berada di pihakmu. Cukup jawab pertanyaanku dengan jujur", Bisik ketua Moon sebelum duduk di hadapan Jaehyun.

"Jung Jaehyun, Saya Ketua detektif Moon Taeil akan melakukan interogasi untuk terakhir kalinya sebelum kasus anda ditindaklanjuti pihak pengadilan. Saya harap anda jujur", Ketua Moon memulai proses interogasi disaksikan langsung oleh anggota timnya dan jajaran pimpinan kantor polisi pusat.

Entah mengapa suasana interogasi kali ini lebih menegangkan daripada biasanya. Pembawaan ketua Moon yang lebih serius dan Jaehyun dengan sorot mata kosong penuh keputusasaan membawa hawa mencekam.

"Sebelum berangkat ke Zero Miles, kau berkunjung kemana?", Pertanyaan pembuka mulai dilontarkan detektif moon taeil.

"Limitless Cafe, hanya membeli americano karena sudah lama aku tidak menyesap kopi setelah sakit berhari hari", jawab Jaehyun dengan ekspresi datar dan terkesan dingin.

"Lalu apa alasanmu bisa berada di Zero Miles?"

"Ingin, hanya ingin. Karena kudengar mereka juga ada di sana"

"Kau dengar dari siapa? Dan... Siapa orang terakhir yang kau hubungi?"

"Daddy", jawab Jaehyun singkat.

"Lalu?"

"Daddy"

"Jung Jaehyun, aku punya dua pertanyaan kenapa hanya kau jawab satu?"

"Karena aku hanya punya satu jawaban"

"Kudengar kau dekat dengan para korban", mencoba bersabar ketua Moon mengganti pertanyaan.

"Ya"

"Lalu kenapa kau melakukannya
Tunggu! Akan kuralat pertanyaan ku. Apa benar kau yang melakukan hal keji itu?"

"Iya benar, itu aku. Aku pelakunya. Aku yang menghabisi nyawa mereka", pernyataan Jaehyun sukses membuat semua yang mendengar membelalakkan mata.

"Bukankah Kau sangat dekat dengan mereka? Kenapa kau melakukannya?", Ketua Moon dibuat kalang kabut dengan Jung Jaehyun.

"Apakah harus ada alasan untuk melakukan suatu hal?"

"Jung Jaehyun!", Pusing sudah ketua Moon menghadapi pemuda satu ini.

"Bukankah dari awal kau ingin mendengar aku mengakui semua ini?"

Mendengar pertanyaan Jaehyun, ketua Moon tidak bergeming sedikitpun.

"Sekarang aku sudah mengaku. Tidak perlu repot membuat pertanyaan lagi Ketua Moon. Kasusmu sudah selesai dengan jawabanku", lanjut Jaehyun.

"Jika kau terus bersikap seperti ini, dengan mudah kau akan ditetapkan sebagai pelakunya", tegas ketua Moon berusaha memberi Jaehyun tempat untuk berorasi.

"Cihh. Bukankah dari awal semua menganggapku sebagai palaku keji itu??-

Hahaha lucu sekali, sekarang giliran aku buka suara seakan akan kau tidak mempercayainya. Lalu kau ingin jawaban seperti apa ketua Moon?"

"Jaehyun-ah! Ap-"

"Sudah cukup. Aku sudah mengakuinya, sekarang apa lagi? Aku sudah lelah. Tolong percepat proses interogasi nya", Jaehyun segera memotong ucapan Ketua Moon.

.
.
.

Lima gundukan yang belum terlihat rata itu membuat semua pemuda di hadapan nya terlihat tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Saat yang lain mulai mendekat ke arah gundukan, Renjun berhenti sejenak. Tenggorokannya terasa tercekat ketika kejadian itu berputar di kepalanya. Pandangannya mulai buram, ada sesuatu menggenang di pelupuk matanya. Tak perlu waktu lama, cairan bening itu lolos juga.

Seven SomethingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang