Part 25

145 10 0
                                    

"Berikan piring itu padaku", Renjun meraih piring dari Chenle.

"Beri aku kentang yang banyak"

"Ini sudah banyak chenle"

"Kau tau pemuda Jepang itu?", Celetuk Chenle sambil menerima piringnya.

"Oh pria itu tadi? Kenapa?"

"Dia jahat sekali Renjun. Dia sudah menyakiti Kita"

"Menyakiti? Memang apa yang dia lakukan padamu?"

"Banyak. Dan itu sakit sekali. Aku tidak suka dengannya", jawab Chenle dengan muka masamnya.

"Sudah diamlah, dan cepat habiskan makananmu", Renjun lanjut membagikan lauk ke piring teman-temannya.

"Iya iyaa"

"Kau sudah selesai? Ayo yang lain sudah menunggu", baru keluar dari kamar, Mark terburu-buru keluar rumah.

"Mark! Jaemin mana?", Tanya Haechan dari kamar mandi.

"Sudah di mobil dengan Jeno", jawab Mark setelah meneguk air putih.

"Baiklah aku akan kesana juga. Cepatlah Chenle", Haechan segera keluar rumah.

"Mau kemana?", Cegah Renjun saat Mark akan keluar juga.

"Pergi. Kau tunggulah disini bersama Jisung"

"Aku mau ikut", Renjun memohon pada Mark.

"Tidak perlu, kau disini saja. Kau jaga Jisung. Biar aku yang menjaga mereka. Oh iya, kalau kak Taeyong mencariku katakan aku baik-baik saja. Aku pergi dulu. Ayo Chenle"

Chenle segera bangkit menuju pintu keluar.

"Yakh! Apa-apaan ini?! Aku juga mau ikut!", Renjun tetap bersikeras ingin ikut.

"Kasian Jisung nanti sendirian. Aku berangkat yaa", Mark segera pergi menyusul yang lain.

"Tungguu... Mark!!!"

Argh!

Renjun merasa kesakitan, karena kakinya tak sengaja menendang meja kecil di samping ranjangnya.

"Hanya mimpi??"

Tok tok tok

"Oh kau sudah bangun?", Ucap Winwin menghampiri ranjang Renjun.

"Hey, ada apa? Kau sangat berkeringat. Mimpi buruk?"

"Tidak. Aku tidak apa kak"

"Bunda menyuruhku membangunkanmu lebih awal. Besok kau mulai masuk Sekolah. Siapkan kebutuhanmu, jika ada keperluan yang kurang agar tidak repot. Jangan biasakan menyiapkan mepet lagi"

"Iyaa iyaa"

"Hari ini aku free, tidak ada jadwal main juga dengan yang lain. Kalau kau butuh sesuatu, aku bisa menemanimu keluar", ucap Winwin sebelum meninggalkan kamar Renjun.

"Iya terimakasih"

.

"Bunda mana?", Tanya Renjun baru turun.

"Entahlah, sejak pagi keluar bersama Ayah. Kau sudah mandi?"

"Sudah. Baru saja"

"Makanlah. Tinggal kau saja yang belum sarapan"

Renjun segera menuju dapur, untuk mengisi perutnya.

"Aish kau ini! Kebiasaan! Kalau tidak ada bunda selalu makan di depan tv", protes winwin melihat Renjun makan di sofa ruang keluarga.

"Tidak enak makan sendirian di meja makan. Lagi pula bunda tidak ada, jadi aman"

"Awas saja kalau kau mengotori sofa dan karpet"

Seven SomethingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang