Part 5

1K 100 6
                                        

Mentari mulai menyapa dan nyanyian burung mulai terdengar. Renjun segera keluar tenda dan menghirup udara yang segar.

" Wah... Segarnya...", ucapnya sambil meregangkan tubuhnya.

"Astaga berantakan sekali. Ternyata aku lupa kemarin kita tidak membereskan ini semua", sambungnya sambil melihat sekitar.

Tak lama keluarlah Jaemin dari tenda dan langsung lari terbirit-birit menuju kamar mandi. Tak lama terdengar dering handphone dari dalam tenda lain, dan keluarlah Chenle sambil mengangkat telefonnya. Saat Chenle sedang telefon, Renjun dibantu Jeno dan Haechan yang sudah bangun untuk membereskan sisa makan malam mereka.

Chenle bertelefon di bawah pohon besar belakang tenda mereka.

" Halo? Apa ma?"

.....

"Iya aku baik-baik saja"

.....

"Sudahlah jangan mengkhawatirkan aku sepeeti anak kecil! Aku bisa menjaga diriku sendiri, lagipula aku tidak sendiri. Dan penjaga perkemahan ini juga ramah. Mama tenang saja, kalau ada masalah aku pasti akan telefon"

.....

"Baiklah kalau begitu. Aku tutup telefonnya. Bye mom... Love you...", ucap Chenle mengakhiri telefonnya dan masuk ke dapur untuk meneguk segelas air putih. Disana juga sudah ada Jaemin, Renjun, Haechan dan Jeno yang mencuci piring dan membuat susu hangat.

" Sudah selesai telefonnya? Tolong kau bangunkan Jisung dan Mark",pinta Jeno pada Chenle.

Chenle segera keluar dan membangunkan Mark dan Jisung.Setelah semua sudah bangun dan mandi, mereka mulai masak sarapan bersama dan memakannya.

"Oke sudah beres", kata Haechan setelah mencuci piring.

Sekarang mereka duduk-duduk di depan cottage mereka.

" Oke, sekarang apa yang kita lakukan?",tanya Jeno.

"Bermain petak umpet?", jawab Jisung.

"Tck.. Kau kekanak-kanakan sekali", sahut Mark.

" Bagaimana kalau kita keliling sekitar sini? Jalan-jalan mengitari "Zero Miles"?", usul Jaemin.

" Boleh juga. Pasti rasanya akan sama seperti jalan menyusuri hutan. Asyik juga",ucap Renjun.

"Oke ayo! Chenle jangan lupa bawa kameramu kita akan banyak menemukan spot bagus untuk berfoto", Ucap Haechan sambil bergegas.

" Oke! Ini aku bawa go pro ku juga", ujar Chenle sambil membawa tasnya.

Mereka pun mengitari komplek forest di "Zero Miles". Suasananya bagus sekali, udaranya juga cukup segar.

Banyak pohon dengan ukuran besar yang sengaja ditanam disana agar menciptakan susasana seperti di hutan liar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak pohon dengan ukuran besar yang sengaja ditanam disana agar menciptakan susasana seperti di hutan liar.

" Lihat-lihat! Spot disini sangat bagus, ayo kita foto!", ujar Jeno.

"Tunggu! Siapa yang akan ngefoto kalau kita disini semua?", ucap Jisung ketika mereka sudah berformasi.

" Aduh! Aku lupa membawa tongsis dan tripodku. Masih di dalam tas satunya, belum aku bongkar",sahut Chenle sambil menepuk jidatnya.

"Sudah sini! Biar aku yang mefotokan", kata Jaemin sambil menyahut kamera.

"Yah.. Ga fullteam dong", rengek Jisung.

"Aduh kan bisa gantian.. Ayo cepet!", ujar Jaemin.

" Halah tidak usah foto biar adil, lagipula kita disini masih lama. Besok bisa ke sini lagi kan?",sela Renjun.

"Iya, nanti kita bawa tripod dan tongsis'',kata Chenle.

Tetapi mereka tetap berfoto bergantian karena kata Mark akan sayang sekali kalau tidak foto. Belum tentu juga besok mereka bisa kesini lagi. Bagaimana kalau cuacanya tidak sebagus hari ini. Kalau besok cuacanya cerah seperti ini mereka akan kembali ke sini.

 Kalau besok cuacanya cerah seperti ini mereka akan kembali ke sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai foto, mereka lanjut berkeliling lagi. Tak sekali mereka bernyanyi dan bergurau selama berkeliling.

" Wahh.. Senangnya.. Bagaimana caranya kita bisa berkumpul seperti ini terus ya.", ucap Haechan.

"Iya, kita juga terlalu sibuk dengan urusan masing-masing", kata Jaemin.

" Bisa saja sekarang hari terakhir kita seperti ini ya", gurau Renjun.

"Hahaha.. Apa maksudmu? Ucapanmu seperti malaikat maut saja", sahut Chenle sambil tertawa.

" Bisa saja lah. Bagaimana kalau kita tiba-tiba meninggal? Di tempat perkemahan yang sepi ini mayat kita ditemukan membusuk. Wah...",kata Renjun.

"Iya, kau sendiri pembunuhnya. Hahahaha..", kata Jisung.

" Sudah-sudah kalian ini terlalu banyak menonton film", ucap Mark.

Setelah berkeliling dan berbincang-bincang, tak terasa hari sudah mulai sore. Mereka pun kembali ke cottage dan mulai menyalakan api unggun.

Malam pun tiba, seperti kemarin malam, setelah makan malam hari ini mereka juga duduk melingkar dekat api unggun. Tetapi malam ini sedikit berbeda karena angin dan cuaca yang tidak bersahabat. Karena dinginnya angin malam sudah menusuk-nusuk tulang mereka dan tetesan air mulai berjatuhan, mereka memutuskan untuk segera masuk ke tenda masing-masing. Tak lama, hujan deras disertai petir datang.

Seven SomethingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang