"Bagaimana kalau mereka curiga, misiku belum selesai. Apakah aku menemui Taeyong saja agar tidak mencurigakan? Haish. Apa aku pulang saja?"
"Permisi, pesanan anda sudah siap"
"Ah iya. Terimakasih"
Setelah selesai dengan drive thru nya, Yuta langsung pulang.
"Yuta pulaang"
Seperti biasa, suasana di rumahnya selalu sunyi. Rumah sederhana berlantai dua ini sangat cocok untuk Yuta tinggali seorang diri. Yuta langsung menuju ruang tengah, tepatnya pada sebuah guci yang tertata di sudut rak untuk menyapa sang Ayah.
"Ayah, Yuta bingung"
"Sepertinya langkah Yuta akan stuck. Apa yang harus Yuta lakukan? Mau berhenti pun juga percuma. Yuta sudah di tengah jalan"
"Sebenarnya Yuta tidak mau melakukan hal gila seperti ini. Tapi bagaimana lagi? Ini semua juga untuk Ayah"
"Hmmm aku lapar. Ayah, Yuta tinggal makan dulu ya"
Hal itulah yang selalu Yuta lakukan bertahun-tahun. Selalu menyampaikan keadaannya kepada sang Ayah. Walaupun hanya berhadapan dengan abunya, sudah membantu meringankan beban hidup Yuta. Hidup sebatangkara selama 5 tahun ini tidaklah mudah.
Sambil menikmati makan siang, Yuta merogoh ponsel yang ada di sakunya. Melihat setiap notif yang tertera.
Jung Jaehyun
Yow bro long time no see yeah
Ayo kalau ada waktu senggang meet up"Jung Jaehyun? Tumben sekali dia?"
Hey yoo
Eoh? Sekarang kau ada dimana?? Bukannya di amerika?Jung Jaehyun
Aku di enncity. Bahkan aku kuliah di siniBenarkah? Sudah lama kau di sini??
Jung Jaehyun
Sudah 2 semester iniItu sudah lama namanya! Kenapa kau tidak bilang??
Jung Jaehyun
Sorry bro, aku terlalu asik berkumpul kembali dengan sahabatku sampai lupa kau juga ada di enncity."Cihhh bahkan dia yang kuanggap sebagai sahabat ternyata melupakanku"
Sudahlah tak apa. Ayo kalau mau meet up. Kalau sekarang aku repot. Minggu aku senggang
Jung Jaehyun
Okay, deal minggu
"Huft...Penghalang apa lagi ini", ucap Yuta sambil mengusap kasar wajahnya.
"Apa sebaiknya kubatalkan saja ya? Tapi dia sudah kuanggap sebagai sahabat. Tapi kenapa dia tidak mengabariku kalau dia sudah lama menetap disini", lanjutnya dengan bingung.
"Hmm mungkin dia merindukan teman lama nya. Baiklah akan kutemui saja dia, aku juga sudah lama tidak berbincang dengannya", final Yuta.
Selesai dengan makan siangnya, Yuta merebahkan dirinya di ruang tengah. Sepertinya tempat ini menjadi favorite bagi Yuta. Merebahkan diri sambil berbincang dengan sang Ayah.
"Sudah kuputuskan! Aku harus segera menyelesaikan permainan ini. Tidak boleh ada yang selamat dari mereka. Aku harus menuntaskannya dengan cepat, sebelum suasana makin keruh"
Yuta meraih ponselnya. Memandangi teks percakapan dengan Jaehyun. Tergambar senyum tipis di wajahnya
"Haruskah aku mencuci tanganku dengan Jaehyun?? Bukankah ini kejam? Setidaknya dia juga mencicipi bagaimana rasanya terdesak bukan?"
Yuta mengalihkan pandangannya ke foto sang Ayah lalu pindah ke langit-langit rumah. Tatapan kosong bercampur gelisah dan amarah
"Hahahaha.... Hahaha..."
"Iyaa tentu saja, tidak apa Yuta! Hahaha kenapa tak terpikir olehku. Pria selembut Jaehyun pasti akan seru jika ikut terseret dalam permainanku"
"Baiklah, ayo kita ajak Jung Jaehyun bergabung dengan permainan ini. Setelahnya aku akan terbang ke jepang dengan aman. Persetan dengan kehidupanku disana. Yang penting tugasku disini selesai, maka hidupku akan tenang. Begitu juga dengan Ayah. Benar kan yah?"
"Setidaknya aku bisa bekerja paruh waktu dulu untuk memulai kehidupanku disana. Yap tenang saja aku masih mempunyai banyak skill dan terlatih hidup mandiri. Aku pasti bisa"
"Sekarang tugasku adalah fokus untuk menyelesaikan permainan ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Somethings
Misterio / SuspensoBerawal dari sebuah rencana yang mengasyikkan "By the way, liburan ini kalian pada mau kemana?", tanya Jeno "Sepertinya berlibur bersama cocok untuk liburan ini", ucap Renjun. Apakah liburan mereka akan benar mengasyikkan? Ataukah mereka akan terjeb...