Part 4

1K 97 4
                                        

Mereka segera ke kantor " Zero Miles" yang letaknya dekat dengan pintu masuk wilayah camping. Bangunannya tidak begitu besar, hanya satu lantai saja dan terlihat sepi.

"Kenapa sepi begini? Padahal musim libur", ucap Renjun sambil memencet bel di meja pemesanan.

Tak lama keluarlah pemuda yang berwajah tegas seperti Japanese.

" Ada yang bisa saya bantu?", ucap pemuda itu ramah.

"Kita mau camping disini. Jadi bagaimana prosedur yang harus kami lakukan?", kata Haechan.

" Berapa lama?",jawab pemuda itu.

"1 Minggu", jawab Mark.

" Baiklah, mari duduk dulu di sini", ucap pemuda itu mengarahkan mereka ke meja kerjanya.

Sambil menunggu Renjun dan Haechan menyelesaikan pemesanan, yang lain menunggu di luar sambil menikmati pemandangan.

"Isi data kalian semua terlebih dahulu disini", kata pemuda itu sambil menyodorkan seberkas kertas.

Sambil menunggu Renjun mengisi data itu, Haechan berbincang-bincang dengan pemuda itu.

" Apa saat liburan juga selalu sepi seperti ini?",Haechan membuka pembicaraan.

"Tidak, biasanya selalu ramai. Bahkan yang datang selalu rombongan kelas, sekolah, atau keluarga juga"

"Hmm.. Apa anda sendirian menjaga tempat ini?"

"Kebetulan iya, karena penjaga yang biasanya cuti. istrinya melahirkan"

"Lho, jadi biasanya anda tidak menjaga?"

"Tidak. Kebetulan saya adalah putra dari pemilik tempat ini"

"Wah keren...''

Pemuda itu hanya membalas dengan senyum ramahnya.

" Sudah selesai...", kata Renjun."Pembayarannya bagaimana?",lanjutnya.

"Silahkan.. Ini adalah tarifnya", kata pemuda itu sambil menyodorkan selembar kertas.

Setelah semua berkas dan pembayaran sudah beres, pemuda itu mengantarkan 7something ke tempat mereka camping. Letaknya sedikit jauh dari kantor dan tempat parkir mobil mereka.

" Sudah sampai. Apa kalian perlu bantuan untuk mendirikan tenda?", ucap pemuda itu.

 Apa kalian perlu bantuan untuk mendirikan tenda?", ucap pemuda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah tidak perlu, kami bisa mengatasinya", ucap Jeno.

" Baiklah kalau begitu. Kalau kalian butuh dapur dan kamar mandi disana. Ini kuncinya, dan ini password wifi disini jika kalian membutuhkan. Oh iya, maafkan aku. Aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Yuta. Nakamoto Yuta", jelas pemuda itu panjang lebar.

"Sudah kuduga kau Japanese", sahut Jaemin.

" Nakamoto? Seperti tidak asing dengan marga itu",timpal Chenle.

Lagi-lagi Yuta hanya menjawab dengan senyuman.
"Baiklah kalau begitu. Silahkan nikmati fasilitas kami. Jika ada masalah hubungi nomor yang sudah disiapkan di dalam. Saya akan kembali ke kantor", ucap Yuta sambil berlalu meninggalkan mereka.

"Sebaiknya kita segera bagi tugas agar cepat selesai. Lagipula hari juga mulai sore", usul Jaemin.

Mark, Haechan dan Jaemin bertugas mendirikan tenda di depan cottage. Jisung dan Chenle menata bekal makanan mereka di dapur. Sedangkan Renjun dan Jeno menyiapkan kayu bakar untuk menyalakan api unggun.

Malam pun tiba. Tenda sudah berdiri dan api unggun sudah dinyalakan. 7something duduk melingkari api unggun. Jaemin sedang asyik memainkan gitar yang dibawanya diiringi dengan nyanyian Haechan dan Chenle. Yang lain menikmati dengan senang. Tiba-tiba Jisung berlari menuju dapur dan kembali dengan sekantong marshmallow di tangannya. Mereka membakar marshmallow dan menyantapnya sambil berbincang-bincang.

" Nyamannya suasana disini", ucap Jaemin.

"Aku akan tidur dengan Haechan saja nanti. Dan ingat aku tidak mau setenda dengan Chenle dan aku juga tidak mau tendaku bersebelahan dengannya.Bisa-bisa aku tidak tidur karena ulahnya" kata Mark sambil menatap sinis Chenle.

Walaupun di dalam cottage tersedia ruang untuk tidur, tetapi mereka lebih memilih untuk tidur di tenda. Agar terasa seperti camping yang sesungguhnya kata mereka.

"Baiklah-baiklah. Jeno, kau satu tenda denganku saja! Kita tempati tenda yang di tengah", sahut Renjun sambil menunjuk tenda yang dimaksud.

" Biar aku saja yang setenda denganmu",kata Jisung sambil menepuk pundak Chenle.

"Lalu aku dengan siapa?", tanya Jaemin.

" Kau? Kau tidur di luar tenda saja! Hahahaha....." Jawab Chenle disusul tawa nyaringnya.

"Oh tidak! Dia mulai mengeluarkan tawa mautnya", ucap Renjun sambil menggelengkan kepalanya.

Ucapan Renjun terbukti.Tak butuh waktu lama, suasana disana menjadi berisik karena suara tawa Chenle. Sekarang dia tidak bisa berhenti tertawa karena melihat gurauan Haechan, Jisung dan Mark.
Karena tidak tahan lagi,Renjun pergi menuju dapur diikuti Jeno dan Jaemin. Mereka bertiga memutuskan untuk memasak makan malam saja daripada telinga mereka kesakitan karena ulah Chenle. Setelah selesai memasak mereka bertujuh makan bersama. Karena sudah lelah, mereka langsung masuk tenda dan tidur tanpa membereskan sisa makan malam mereka.

Seven SomethingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang