⚠Typo bertebaran!
***
Griselda merebahkan tubuhnya di atas kasur. Manik matanya memandang lurus langit-langit kamar dengan hati gembira dan berbunga-bunga. Gadis masih berpakaian sama seperti tadi mengangangkat tangan kirinya, dimana sebuah gelang terrpasang cantik di sana.
Seketika, senyum Griselda menyurut. Pikirannya melayang bercabang. Tidak bisa dipungkiri dirinya sangat bahagia sekarang, karena sudah menjadi kekasih Aldy. Akan tetapi, hatinya kembali berdesir nyeri. Perlahan ingatan tentang mimpi itu kembali. Dimana Aldy memberikan gelang yang sama lalu cowok itu pergi darinya bersama perempuan lain, yang tak lain dan tak bukan adalah Dinda-sahabatnya.
Apakah ini menjadi sebuah pertanda, jikalau Aldy memang akan pergi darinya melalui gelang itu.
Suara Eldama dari luar kamar memanggil namanya, membuat Griselda langsung mengubah tidur menjadi duduk.
"El! Berihin badan dulu baru tidur!" teriak Eldama, seoalh tau baru saja Griselda hendak memjamkan mata, yang tiba-tiba kantuk melanda cepat.
"Oke!" sahut Griselda membalas dengan berteriak juga.
Griselda mengambil napas panjang lalu ia hembuskan. "Tenang, El. itu cuma mimpi doang. Ngga bakal jadi kenyataan." Griselda merapalkannya dalam hati, menenangkan diri dengan cara menghembuskan napas panjang.
Gadis itu terkejut, lantaran ketika ia turun dari kasur, tapi kakinya menginjak sesuatu. Sebuah kotak usang tepat berada di bawah kakinya menyita perhatiannya. Griselda lalu mengambilnya. Kotak tersebut sudah sangat berdebu, diusapnya dengan tangannya, lalu Griselda membuka kotak itu.
Beberapa tumpuk foto lama, cincin pernikahan dan kertas yang sudah berubah warna menjadi coklat. Griselda menyilangkan kakinya diatas kasur. Membongkar semua isi dari dalam kotak itu, entah kenapa tiba-tiba saja jantungnya berdetak cepat. Yang di temukan pertama adalah sebuah foto dua orang anak kecil saling merangkul, gadis kecil yang tak lain dan tak bukan adalah Griselda sedang tertawa lepas, menampilkan gigi gupis sambil memeluk boneka bear favoritnya. Lalu disampingnya adalah Eldama berumur 7 tahun lebih tua dari Griselda, mengenakan baju biru bergaris dan topi pantai. Tangannya memeluk Griselda sambil tersenyum.
Griselda seketika saja tersenyum. Ingatannya melayang pada 12 tahun lalu, ketika keuarganya sedang berlibur untuk merayakan ulang tahunnya. Lalu foto berikutnya ada seorang wanita dan pria paruh baya, wanita itu menggandeng tangan Eldama dan pria itu menggendong Griselda. Griselda tau jika mereka adalah orangtuanya yang sekarang tidak diketahui keberadaannya.
Lalu, terakhir ada sebuah surat usang. Griselda membolak balikan kertas itu. Alisnya berkedut, disana tertera sebuah alamat rumah dengan nama Wulandari. Ah, bisa Griselda tebak pasti itu adalah rumah baru sang Mama. Wulan. Griselda menyeringai. Kemduian ia menata semua foto dalam kotak dan menyimpannya kembali ketempat semula.
Ia akan pergi kedalam mimpinya setelah bebersih diri.
***
"Elda?"
"Hai, Ma."
Suasana menjadi tegang. Aliandra-anak Wulan sekaligus kakak tiri Griselda, yang tadinya berdiri di ambang pintu kini sudah berpindah tempat di belakang sang Mama. Aliandra atau yang bisa di sapa akrab Ali mengerutkan dahi.
"Mereka siapa, Ma," tanya Ali beralih pandang pada sang Mama.
Wulan menatap anak tunggalnya. "Dia adik tiri kamu." ujarnya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Reputation
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) Bersahabat semenjak kecil, dan selalu diatur sana sini, membuat Griselda Nayana Muxi, sangat benci kepada Aldynata Mahendra. Gadis keturunan cina itu, ingin membalaskan dendamnya kepada Aldy melalui kandidat ketua kelas...