13. Pesan dan Kotak Misterius.

31 2 0
                                    

Hari ini pelajaran selesai lebih awal. Seluruh murid di pulangkan oleh pihak sekolah karena ada rapat penting tak tau sampai kapan. Tentu saja hal itu menjadi kabar baik bagi seluruh murid disekolah ini.

Aldy memasangkan helm ke kepala Griselda. Aldy menyuruh Griselda naik. Kemudian motor besar Aldy melaju meninggalkan area sekolah. Dalam perjalanan tidak ada satupun yang membuka pembicaraan selain angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah mereka.

Griselda mengernyit bingung. Jalan ini bukan menuju arah rumahnya. Gadis itu maju dan berteriak, bertanya pada Aldy. “Al kita mau kemana sih!”

“Makan.” teriak Aldy kesal tak kalah kencangnya. “Gausah teriak-teriak juga kali. Kuping gue masih berfungsi. Gue masih bisa denger tanpa harus teriak!” sambung Aldy.

Aldy memutar bola mata jengah ketika melihat kaca spion melihat Griselda yang sedang terkekeh dibalik helmnya.

“Iya maaf. Makanya jangan ngebut jadi gue gak perlu ngeluarin suara emas gue buat teriak.” papar Griselda memajukan tubuhnya seperti memeluk punggung Aldy dari belakang.

“Hm.” balas Aldy sekenanya.

Tak butuh waktu lama mereka telah sampai di warung pinggiran Bakso Pak Jamal. Aldy melepas helm lalu menyugar rambutnya kebelakang.

“Ayo.” ajak Aldy masuk. Namun, tangannya terlebih dulu ditarik oleh Griselda.

“Kenapa El? Ayo masuk gue udah laper.” tanya Aldy heran.

“Kenapa nggak makan nasi goreng aja sih, Al. Lo tau nggak, gue itu lagi diet hindari makan beginian!” bisik Griselda.

Aldy lantas mengernyit namun tak lama ia tertawa.

“Kalo lo makan nasi goreng terus sama aja bukan diet namanya Elda. Nih ya kali kali lo tuh harus ngerasain makanan selain nasi goreng. Apa nggak bosen lo makan itu itu terus.” papar Aldy seraya menghela napas panjang.

“Tapi Al...”

“Udah jangan banyak omong. Mau makan atau mau disini sambil nunggu gue selesai makan?” Aldy mengangkat sebelah alis lalu dia masuk kedalam meninggalkan Griselda.

“Ya masuk lah! Yakali gue harus nunggu lo makan sampai beberapa abad!” gerutu Griselda dan masuk kedalam menyusul Aldy.

“Bang baso dua minumnya es jeruk sama es teh ya.” ujar Aldy yang diangguki oleh sang penjual. Lalu mereka mencari tempat duduk. Suasana yang sangat ramai apalagi sekarang sudah menunjukan waktu makan siang jadi semua tempat hampir penuh. Hingga akhirnya Aldy dan Griselda duduk di meja yang tersisa.

Sembari menunggu makanan mereka tiba, Griselda terus mendesak Aldy tentang amplop tersebut.

“Ayo dong Al kasih tau gue isi amplopnya apa, gue kepo nih.” Griselda memohon dengan tatapan memelas.

“Bukan apa-apa, El, astaga. Cuma surat pemberitauan doang.” balas Aldy yang mulai jengah karena Griselda terus mendesaknya.

“Kalo itu surat pemberitauan buat ortu berarti gue juga dapet dong. Tapi kenapa Pak Fatur nulisnya cuma nama lo sama Dinda doang.” ujar Griselda sewot.

“Karena lo gak penting!” Aldy menoyor kening Griselda sambil menyeringai.

“Al!” Griselda mendelik tajam.

Bersamaan dengan itu makanan mereka tiba. Griselda yang masih dilanda rasa penasaran harus menelan pertanyaannya, mangkuk yang mengepul diudara lebih menyita perhatiannya.

Mereka menyantap makanan dengan tenang dan khimat.

Setelah selesai Aldy membayar semua makanannya lalu mereka pergi untuk pulang.

[✔] ReputationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang