-Griselda Nayana Muxi.
🌈
“Kakk!! Elda pulang!” saat membuka handle pintu utama, Griselda merasakan suasana sepi. Kakinya melangkah masuk lebih dalam.
Tanganya diangkat melihat jam yang mengait tetap. Rupanya masih pukul 11 siang, pikirannya berbicara dimana keberadaan kakaknya itu.
“Kakak! Lo dimana, ish! El pulang nih!” masih tak ada jawaban.
“Bibi!” Griselda mengernyit bingung bulunya mulai meremang.
Yaampun ini para penghuni rumah pada kemana sih tch.
Griselda mengedikan bahu, kini kedua kakinya berjalan menuju arah tangga. Sudah menjadi kebiasan ketika menaiki tangga, gadis itu berlari. Griselda membuka pintu yang memiliki papan bertuliskan "Siapapun Yang Masuk Ke Kamar Inces Harus Ada Makanan". Kamar berminimalis alam menyeruak. Griselda meletakan tas diatas lemari belajarnya. Dia duduk disebuah kursi beroda. Ia mengamit sebuah bingkai, ada 2 seorang anak berumur 5 tahun cewe dan cowo sedang berebut pensil warna. Sudah pasti yang cewe adalah Griselda. Mata si Griselda kecil berkaca-kaca. Sedangkan si cowo kecil itu nampak tak mau mengalah. Foto tersebut diabadikan oleh Eldama, kakak Griselda di ruang tengah. Griselda membalikan bingkai foto itu. Terpampang nama dirinya dan juga si cowo kecil itu.
Aldynata Mahendra.
Semenjak Griselda dan Aldy masih berumur 1 tahun, mereka selalu bermain bersama. Bahkan pernah, orang tua Aldy menitipkan Aldy pada Eldama untuk sementara. Awal kisah Griselda sangat bahagia memiliki teman bermain berlawan jenis. Namun, pemikirannya salah, Griselda pikir, ia akan bisa bermain sepuasnya dengan Aldy. Tetapi, Aldy adalah bocah kencur yang amat sangat pintar, sehingga dirinya tidak dapat memiliki waktu luang untung bermain dengan gadis bocah seperti Griselda. Walaupun umur mereka masih 1 tahun, akan tetapi Aldu sudah hafal dengan bilangan dan ejaan-ejaan huruf. Sedangkan Griselda? Ayolah, bocah cengeng, manja dan tidak bakat seperti Aldy pun susah sekali diajak belajar.
15 tahun berlalu.
Sudah terbilang lama sekali Griselda tak bertemu dengan Aldy, sahabat menyebalkan kecilnya itu. Semenjak orang tua Aldy pulang, mereka memberi tau bahwa mereka harus dinas keluar negri, yaitu Brazil. Ayah Aldy harus berdinas kesana kemari, yang terutama anak tunggal mereka, Aldy harus mereka bawa. Dan tentunya nasib sekolah Aldy pun turut berpindah-pindah. Griselda menghela nafas, lalu menyenderkan punggungnya ke badan kursi beroda itu. Griselda memejamkan mata penat. Kenapa hari ini nasibnya sangat sial. Padahal, Griselda memiliki setoran tugas menumpuk yang harus dikumpulkan sekarang juga oleh masing-masing guru mapelnya. Griselda bergegas mengganti pakaiannya lalu turun kebawah, suasana masih sama. Sepi, ya tuhan kemana semua penghuni rumah ini pergi.
“Loh, dek, lo udah balik. Gue kira lo bakal dianterin ke sekolah sama, Aldy.“ Griselda berbalik arah, apa katanya tadi? Aldy? Aldynata atau...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Reputation
Novela Juvenil(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) Bersahabat semenjak kecil, dan selalu diatur sana sini, membuat Griselda Nayana Muxi, sangat benci kepada Aldynata Mahendra. Gadis keturunan cina itu, ingin membalaskan dendamnya kepada Aldy melalui kandidat ketua kelas...