06 - JANJI

68 7 0
                                    

Janji tetaplah janji, tidak bisa di ingkar begitu saja.

🌈

Sejak dari tadi. Aldy hanya diam saja. Sudah berapa kali Griselda mengajaknya bicara namun tidak mendapatkan jawaban sama sekali dari Aldy.

Aldy hanya diam. Tangannya sibuk mencoret-coret kertas putih bergaris diatas sana. Kepalanya disandarkan dengan tangan sebagai sandarannya.

"Al. Lo denger gue ngomong ngga sih!" Ucap Griselda kesal.

"Denger."

"Mulai sekarang, detik ini, gue akan mengajukan sebagai kandidat ketua kelas. Dan, lo, ngga akan berhak atas apa yang lo lakuin ke gue dulu!" Ujar Griselda.

"Ngga masalah sih buat gue. Tapi, inget, reputasi sebagai ketua kelas ngga segampang yang lo bayangin. Maka dari itu, jangan berharap banyak gue bantuin lo."

"Keputusan gue udah bulat. Gue ngga akan serahkan tanggung jawab gue ke lo!" Tukas Griselda.

Sesekali Aldy kembali menghela nafas.

"Oke. Kalau emang itu keputusan lo gue hargai."

"Kalau sampai lo melakukan kesalahan. Tanpa segan gue bakal ambil tanggung jawab itu."

Griselda tersenyum miring. "Lihat aja nanti."

🌈

Aldy meregangkan otot-otot serta kepala yang membuat terasa pegal. Di hari kedua ia sekolah. Mungkin seperti kebanyakan sekolah pelajaran masih dirangankan. Tapi tidak untuk sekolah Aldy.

Seharian ini full di isi oleh materi-materi awal. Mungkin dulu saat ia menduduki di bangku SMP pelajaran masih sangat mudah. Semakin naik pangkat rupanya pelajaran semakin sulit dipahami. Lain halnya dengan Griselda. Gadis itu menidurkan kepalanya diatas meja dengan tas pink miliknya sebagai bantal.

Matanya terpejam. Saat pelajaran Bahasa Indonesia memang Griselda memilih untuk tidur. Pelajaran penuh cerita dongeng itu membuat matanya sangat berat. Aldy menggelengkan kepala. Tangannya terulur untuk membangunkan gadis tersebut.

"El, bangun."

Griselda mengerjapkan mata. Ekspresi pertama yang ia dapatkan adalah pantulan sinar matahari membuat ia menyipitakan matanya kembali.

"Udah selesai ya?"

Aldy menunjuk meja guru yang sudah tidak berpenghuni dengan dagu.

"Menurut lo?"

"Gue sama Raka mau ke kantin. Dita dari tadi nungguin lo. Gue suruh dia kesana duluan. Lo mau ikut nggak?" Tanya Aldy. Griselda menguap rambutnya sedikit acak-acakan. Khas layaknya orang bangun tidur.

"Iya lah! Yakali gue dikelas aja ngga sampai ngisi perut!"

"Yaudah ayo. Awas hati-hati. Dasar kebo!"

"Bodo amat!" Griselda melangkahkan kaki mendahului Aldy.

Raka memiting leher Aldy menggunakan tangannya.

[✔] ReputationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang