24. TRUTH OR DARE

16 2 9
                                    

Sepasang kekasih tiba dua puluh menit yang lalu. Mereka langsung disuguhkan tatapan jengah oleh anak-anak lain. Karena kebucinan Griselda dan Aldy, mereka menyimpan rasa iri dan dengki. Bisa-bisanya disaat yang lain sibuk ngurisin BBQ, malah pacaran!

Jangan harap kalian bisa mesra-mesraan berdua, masih ada orang ketiga ditengah-tengah mereka, itu setan. Kata Dimas.

Hari semakin malam, suasana semakin menegangkan. Dengan duduk di atas meja bundar, makanan perlu disingkirkan. Hanya ada cemilan ringan dan minuman soda. Mereka akan bermain Truth or Dare. Tentu saja ini ide dari Dita dan Dimas.

Botol minuman sudah ada ditengah-tengah. Sebelum bermain, ketujuh orang itu melakukan suit. Keenam melakukan suit yang sama, kecuali satu anak yang dinyatakan kalah. Raka berdecak kesal. Ia kalah suit.

Dimas menyeringai sambil menggosok kedua tangan. “Oke, Raka. Truth or Dare!” Dimas menunjuk wajah Raka.

“Dare.” pilih Raka.

“Siapa cewek yang lagi lo suka.” ujar Dimas.

“Gak ada.” balas Raka enteng.

“Gue gak percaya.” Dimas maju sambil memicingkan mata.

“Serah lo sih. Gue udah ngomong jujur.”

Dimas berdecak. “Gak asyik lo!”

Putaran kedua berlanjut. Kepala botol itu tertuju pada Dita. Tubuh gadis itu lemas seketika. Pasti Dimas yang akan bertanya macam-macam.

“Ganti deh, jangan Dimas! Mblangsak banget pasti pertanyaannya!” tutur Dita yang langsung dibalas cibiran Dimas.

“Truth or Dare.” kata Dinda sambil menyeringai.

Dita mengetuk dagu dan berpikir. Ia tidak akan terjebak dengan pilihannya. “Em, truth!”

“Besar juga nyali lo,” cetus Dimas menggelengkan kepala.

“Bongkar semua status hubungan lo sama Dimas.” Dinda tersenyum penuh kemenangan.

Dita dan Dimas spontan melotot. Keduanya saling lempar pandang. Begitu juga anak-anak yang lain. Bingung dengan maksud pertanyaan Dinda.

“Kenapa diem aja? Cepet dong jawab.” Dinda merangkul pundak Dita seraya menaik turunkan kedua alis.

“Kami, gak ada hubungan apa-apa tuh!” balas Dita.

“Hah? Bukannya kita pacaran ya?” sambung Dimas, Dita membungkam dan mendelik tajam. Sialan, padahal hubungannya tidak akan dibongkar kepada siapapun.

“Apa?!” seru Griselda, Dinda, Aldy, Raka dan Ozy histeris.

Suasana menjadi hening. Hanya ada suara jangkrik dan serangga mulai berisik. Dimas menggaruk tengkuk dan meringis pada teman-temannya. Sedangkan Dita menepuk dahi. Emang dasar Dimas yang tidak bisa menjaga mulut embernya.

“Dita!” Griselda memberi tatapan interogasi. Dita menghela napas. Sebelum menjelaskan kepada teman-temannya, Dita melirik Dimas  dengan tatapan membunuh. Gara-gara cowo itu Dita harus menerima semua tatapan tekanan dari teman-temannya.

“Iya. Gue sama anak curut satu ini... ya, gitu.” Dita sungguh malu mengungkapkan kebenarannya. Selain menggaruk pelipis dan meringis malu.

Namun, yang diberi julukan 'anak curut' itu bukannya marah, malah dia tersenyum lebar bak orang gila, menyodorkan cemilan yang ada dipelukannya pada Dita. Bukannya menolak, Dita ikutan makan. Sungguh pasangan yang unik.

Dimas dan Dita mendapat ucapan selamat, jitakan, pelukan dari teman-temannya. Lalu, permain kembali berlanjut. Botol kembali berputar sebelum berhenti, berpusat pada orang yang ditujuk.

[✔] ReputationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang