07 ✓

2.8K 294 13
                                    

Happy reading-!!♡













"Lama-lama aku akan hilang akal jika Haechan bertingkah seperti itu terus menerus." Jaehyun saat Ini serang berada di ruangannya ditemani adiknya Sungchan, sebagai tim sukses hubungannya dengan Haechan.

"Kau memang sudah gila hyung, aku ragu jika Haechan benar-benar mencoba untuk menyukaimu. Mungkin dia hanya ingin membantu permasalahanmu."

"Apa kau yang memberi tau masalahku padanya?"

Sungchan mengangguk. "Lalu siapa lagi kecuali aku yang akan memberi tahunya? Lagipula, karena diriku Haechan Hyung mau membantumu."

"Besok aku harus pergi ke Jepang, pria tua itu mengancam ku terus menerus, aku muak."

"Aku jadi takut jatuh cinta, karena cinta kau terjebak dalam masalah rumit seperti ini. Lagipula kenapa tidak hancurkan saja perusahaan itu Hyung? Bukan hal sulit untukku."

"Tapi aku tidak takut jatuh cinta pada Haechan. Ah, dia segalanya bagiku. Kau benar, tapi aku malas bermasalah dengan semua itu, aku ingin bermain-main sedikit."

"Ck, bucin sekali! Aku malas berurusan dengan hubungan kalian. Aku tidak akan membantumu lagi Hyung! Dan karena cinta kau sangat bodoh terlibat masalah ini!"

"Hey! kenapa tiba-tiba! Kau harus membantu ku agar lepas dari semua masalah ini. Lagipula aku akan mempersiapkan semuanya dengan matang, tidak akan bertindak gegabah."

Sungchan mendengus malas, ia juga ingin mendapatkan kekasih, tapi berakhir menjadi biro jodoh untuk Hyung nya.


...









"Aku harus gimana, Ryujin! Rasanya aku ingin mati, kenapa sisi aneh diriku harus muncul tadi, si!"

Saat ini Haechan sedang makan siang bersama Ryujin sembari membicarakan hal bodoh yang ia lakukan tadi pagi.

"Sisi aneh kamu yang mana? Binal maksudnya?"

"Yak! Aku nggak binal. Niat aku pengen bantu karena rasa kemanusiaan. Kemarin malem juga aku ngerasa bersalah banget."

Ryun mengangguk-angguk kepalanya sembari meminum minumannya. "Tapi menurutku tindakanmu cukup baik, lagipun kamu harus lupain masa lalu , bos kamu nggak akan sama kayak Eunwoo."

"Jangan sebut nama setan dihadapanku, aku masih ada hasrat pengen potong leher dia!" Ujar Haechan kesal.

"Ya maaf, aku cuman kasih pendapat, bos kamu itu udah tau kita cuman pura-pura pacaran, kan?"

Haechan mengangguk. "Ia, dia sendiri yang ngomong malem kemarin."

"Pastinya, karena dia mata-main kamu! Oh iya, aku pengen minta pendapat kamu, Chan."

"Apa?"

"Aku mau pergi ke Jepang bareng Hyunjin karena urusan pekerjaan, dan itu besok. Jadi aku harus tampil gimana nanti?" Ujar Ryujin menggebu-gebu.

"Tampil kayak biasa lah! Kamu kan perempuan setengah laki, biasanya juga gitu kamu sok-soan mau cantik!"

"Astaga! Aku minta saran ya! Lagipula aku mau ketemu sama bos yang bikin aku penasaran setengah mampus, jadi harus tampil perfect."

"Yak! Kamu licik banget, sama aku tomboy, giliran Hyunjin pengen anggun! Kalo ketemu bos pake setelan formal aja si"

Ryujin menyeringai. "Itu beda ceritanya, kalo sama kamu aku bukan jadi cantik tapi ganteng, soalnya cantiknya ada di kamu semua."

Haechan yang mendengar perkataan itu memukul kepala sahabatnya. "Sialan, gini-gini aku masih cowok punya batang!"

Ryujin mendelik. "Uke galak! Dahlah aku balik kekantor ya. Bye Haechan sayang, nanti bantuin aku packing, ya!"

"Ogah! Dasar cewek bar-bar!" Teriak Haechan karena Ryujin sudah berada dipintu keluar.

Haechan menghela napas pelan, jam makan siang sebentar lagi selesai. Ia haru bergegas kembali kekantor sebelum tiang listrik jomblo marah.

...







"Hyung, besok kau bersama Jaehyun Hyung akan pergi ke Jepang." Pernyataan Sungchan itu membuat Haechan terkejut, apalagi yang akan terjadi nantinya.

"Kenapa mendadak sekali!"

"Kau ingin membantu kan? Ayolah Hyung, ingat apa kataku, jika semua ini selesai semua pertanyaan yang terlintas dibenakmu akan terjawab." Sungchan pun mencoba meyakinkan Haechan kembali.

Lelaki manis itu menghela napas. "Baiklah, aku harus ke ruangan kakakmu dulu sekarang."

"Kau ingin apa kesana Hyung!"

"Hanya ingin bertanya."

Haechan pun pergi menuju ruangan Jaehyun, sebenarnya ia ingin mengatakan sesuatu yang penting pada bosnya itu.

Sesuatu yang mungkin akan sangat menjawab rasa penasarannya soal kegundahan hatinya selama ini.

Saat sampai Haechan melihat Jaehyun tengah duduk sambil memijat kepala nya pelan. Seperti orang yang banyak pikiran, ia tidak tahu serumit apa masalah atasannya itu.

"Presdir?" Haechan yang benci diabaikan pun memecah lamunan Jaehyun.

Jaehyun yang tahu bahwa Haechan yang datang pun tersenyum, menampilkan lesung pipi nya. Membuat Haechan tertegun sesaat.

Jaehyun merentangkan tangannya, dengan harapan Haechan datang kedalam pelukannya.

Haechan pun mulai berjalan menghampiri Jaehyun, sembari tersenyum. Dengan langkah yang pasti sekaligus memantapkan hatinya.

Ia akan mulai menerima Jaehyun, mulai detik ini. Entah sejak kapan kepastian ini datang, padahal ia ingin banyak melontarkan pertanyaan.

Karena ia tahu, mungkin semua itu akan terjawab, nanti.

Juga kemungkinan besarnya, ia hanya menjadi sebuah pelampiasan.






















Tbc.
Revisi ✓

Love? (Jaehyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang