14 ✓

1.9K 195 5
                                    

Happy reading-!! ♡























"Dia pikir dia siapa bisa berbicara seperti itu padaku! Anak yatim piatu yang hanya memiliki Jaehyun tidak pantas bertindak seperti itu." Teriak Mina saat mendengar perkataan Haechan tadi di alat sadap.

"Ternyata dia tidak berubah dari dulu. Masih Haechan yang sama." Gumam seorang pria disana.

"Apa kau bilang ?"

"Tidak sayang, hanya menyayangkan nyawa seseorang disana akan hilang karena bertindak ceroboh seperti itu padamu."

"Sudahlah. Aku tidak ingin terbawa emosi, aku akan melihat dulu bagaimana dia bertindak sekarang. Dan sayang, tolong perintahkan anak buahmu untuk mengawasi adik kesayanganku, ya?" Perintah Mina

"Dengan senang hati."

Sementara itu di kediaman luas Jaehyun.

"Aku tahu semuanya Asahi, jangan menyembunyikan apapun dariku sekarang."

Asahi menggeleng. "A-aku takut tuan. Suamiku ada disana. Dia, d-dia kesakitan." Asahi dengan gagap dan takut mengatakan itu pada Haechan.

Haechan pun beranjak dari duduknya, lalu memeluk tubuh ringkih Asahi itu pelan. Seolah Asahi adalah barang yang rapuh, ia sangat sedih.

"Sudah, sekarang aku akan membantumu. Jadi, bisa kau ceritakan semuanya padaku. Aku ingin tahu dari mulutmu langsung" ucap Haechan tajam.

Asahi mengangguk.

Flashback on.

"Dasar anak sialan! Aku tidak sudi dengan kenyataan kau lahir dalam rahimku! Kau anak pembawa sial." Teriak seorang wanita paruh baya pada seorang lelaki lemah yang hanya bisa menangis meratapi semuanya.

"Ibu, tolong jangan katakan itu. Hatiku sakit mendengarnya, dan tolong restui aku dengan Jaehyuk bu."

"Jangan panggil aku ibu! Hanya Mina yang pantas memanggilku seperti itu." Asahi menggeleng, ibunya sangat keterlaluan.

"Ibu tolong restui aku. Ayah! Ayah kau merestuiku dengan Jaehyuk, ia kan?"

"Aku bukan ayahmu, dan memang kau pikir dengan umurmu yang baru 20 tahun, kau bisa menikah semudah itu?"

Perkataan itu membuat hatinya sakit, orang tuanya tidak menganggap dirinya ada. Jaehyuk yang ada dibelakang Asahi hanya bisa diam. Bermodalkan tekad yang besar ia datang ke kediaman keluarga Hamada. Dan yang ia lihat adalah kekasih hatinya menangis pilu seperti itu.

"Asahi, kau kuat. Aku selalu ada disini." Jaehyuk menunduk, menyamakan tubuhnya dengan Asahi, membisikkan kata-kata menenangkan untuk Asahi.

"Aku tetap akan menikah, dengan restu kalian atau tidak." Asahi pun menarik tangan Jaehyuk keluar, meninggalkan orang-orang tidak berperasaan itu.

Dua hari setelahnya, Jaehyuk Asahi menikah di salah satu gereja di Jepang, tanpa ada kerabat yang datang. Mereka mengikat janji sehidup semati, berjanji agar selalu ada dikala sedih maupun senang.

Kabar pernikahan putra satu-satunya itu terdengar sampai ke telinga tuan Hamada. Tanpa aba-aba dirinya menculik suami dari anaknya itu. Memberi sedikit pelajaran pada anaknya akan lebih baik.

Love? (Jaehyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang