30 ✓

1.4K 149 5
                                    

Happy reading-!! ♡






















Malam ini, ah tidak dini hari. Tepat pukul satu malam, Hendery dan Ayahnya-tuan Huang menjalankan misi yang Taeyong perintahkan.

Membunuh sumber masalah selama ini, Hamada.

Ya Taeyong yang memerintahkan, Haechan tidak tahu soal ini. Taeyong tidak akan membiarkan orang yang sudah membunuh orang tuanya hidup tenang menikmati hari tua.

Itu sangat tidak adil menurutnya.

"Apakah kita bergerak hanya berdua ayah?" Tanya Hendery pada ayahnya yang sedang bersiap.

"Tuan Jaehyun menyuruh anak buahnya juga, tapi satu orang. Namanya Dejun."

"Lalu dimana orang itu sekarang?"

"Aku disini." Orang itu tiba-tiba ada dan menghampiri Hendery dan tuan Huang.

Dejun, salah satu anak buah Jaehyun yang bisa melakukan pembunuhan ini dengan sangat rapi, sudah banyak korban yang jatuh ditangan pria manis itu.

"Selamat malam, saya disini diperintah untuk membantu anda berdua. Kita harus cepat, tuan Taeyong akan datang sebentar lagi." Hendery cukup terkesima dengan pria manis dihadapannya ini.

Tuan Huang mengangguk. "Baiklah, semua dilakukan sesuai rencana." Dejun mengangguk, melenggang pergi duluan.

Hendery masih diam ditempat, tuan Huang terkekeh. "Son, jangan lupa Profesional." Tuan menepuk bahu anaknya.

Keduanya keluar, lalu memulai aksinya. Rumah pensiunan ini cukup terpencil, tidak ada pengamanan ketat sama sekali, memudahkan ketiganya melancarkan aksi.

Dengan dobrakan pintu, ketiganya masuk kerumah dengan gaya tradisional Jepang itu. Terlihat sepi, pantas saja sepi, ini sudah sangat larut malam.

Dejun menembak asal pintu kamar yang ditempati pasangan paruh baya itu. Keduanya terkejut, dan langsung berlari keluar.

"Selamat malam tuan dan nyonya Hamada, bagaimana tidur kalian? Nyenyak?" Tanya tuan Huang.

"Siapa kalian? Kenapa menembaki rumahku? Dan kenapa masuk ke rumahku tanpa ijin?"

"Begitukah? Tapi, kau juga dulu melakukan hal yang sama bukan? Di Korea, kediaman keluarga Lee. Kau ingat itu pak Tua?" Ujar Hendery dengan seringaian khasnya.

Ia sudah sangat lama menantikan hal ini. Keluarga Lee bukan keluarga nya, tapi ia sangat berhutang Budi pada keluarga itu.
Bahkan dirinya memanggil tuan Lee Eunsang dengan sebutan paman, saking dekatnya.

"Jadi kalian suruhan Lee sialan itu? Ternyata aku tidak membunuh seluruh keluarga Lee."

Dejun emosi, pria tua ini sangat kurang ajar sekali. "Dasar pria tua gila." Dejun menembak kaki istri Hamada itu.

Teriakkan kesakitan terdengar. "Kenapa kalian menembak istriku!"

"Diam jika tidak ingin ditembak, bagianmu bukan sekarang." Ujar Dejun, lalu menghampiri kedua orang tidak tahu malu itu, lalu mengikatnya.

Tinggal menunggu Taeyong datang.

Tidak lama Taeyong datang bersama Ten, bau anyir sudah tercium dari depan pintu, apa ekskusi ini sudah selesai.

"Tuan Huang, dimana bajingan itu?" Ketiga orang disana mengangguk, menunjuk Hamada yang sedang menyadarkan istrinya agar tetap terjaga.

"Oh tuan Hamada yang terhormat, senang sekali bertemu denganmu malam-malam begini." Kata Taeyong tenang.

Love? (Jaehyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang