36 [END]✓

2.6K 167 4
                                    

Happy Reading-!! ♡
































"Kau baik kan? Aku minta maaf soal keluargamu yang mati karena dendam keluargaku." Haechan berucap sambil menimang Donghyuck di pangkuannya.

Sore tadi Jaehyun ada perlu di kantor, pria itu enggan meninggalkan Haechan sebenarnya, tapi ini sangat mendesak.

Asahi menggeleng. "Tidak sama sekali Hyung, sedih pasti ada, tapi mereka harus membayar semua yang mereka lakukan di masa lampau." Haechan tersenyum mendengarnya, hatinya lega sekarang.

"Kau mau menggendong Donghyuck? Kali saja kau akan tertular hamil juga."

"Bolehkah?" Haechan mengangguk mengiyakan, menyerahkan anaknya pada Asahi.

"Lucu sekali, tapi lebih mirip tuan Jaehyun."

"Kau benar, aku sebenarnya tidak ingin Donghyuck mirip Jaehyun, pria itu kaku."

"Tapi pria kaku ini mencintaimu, Jung Haechan." Tiba-tiba saja Jaehyun datang, dengan raut wajah lelah kentara.

Asahi menunduk, tangan Jaehyun berusaha mengambil Donghyuck dipangkuan Asahi, Asahi pun segera memberikan Donghyuck pada Jaehyun.

"Aku permisi ya Hyung, tuan." Asahi kembali menunduk, lalu pergi dari hadapan pasangan itu.

"Hyung lelah? Kenapa tidak langsung mandi? Biar Donghyuck bersamaku."

"Hanya rindu, padahal Hyung baru meninggalkan kalian beberapa jam, tapi seperti sudah seharian Hyung pergi."

Haechan berdecak. "Sana mandi! Bau, dan bisa-bisanya Hyung langsung menggendong anakku."

"Anakku juga, kita membuatnya bersama."

"Tapi aku yang melahirkannya." Haechan tidak mau kalah, sementara Jaehyun langsung menghela napas, ia harus mengalah.

"Baiklah, Hyung mandi." Jaehyun menyerahkan Donghyuck pada Haechan lalu melesat pergi ke kamar mandi.

Setelah beberapa menit, Jaehyun keluar dengan tubuh jauh lebih segar. Jujur saja, semenjak ia mendengar Haechan koma, tidurnya jadi tidak teratur, makan pun jika ingat, dan tubuh sempurnanya juga perlahan hilang. Terganti dengan tubuh kurus.

Jaehyun naik keatas kasur, ternyata Haechan terlelap. Ia tidak menyangka jika orang yang terbaring lemah kemarin sekarang ada disampingnya, bahkan mendekap seorang bayi mungil. Anak mereka.

Haechan tidak pergi terlalu lama, tapi kehadirannya dan hilangnya pria itu membawa pengaruh besar pada Jaehyun.

"Aku menyayangi kalian, Jung Haechan dan Jung Donghyuck."

Setelah mengecup dahi kedua kesayangannya, telepon Jaehyun berbunyi, Sungchan menelepon. Iya sudah lupa jika ia punya seorang adik.

"Yak! Sampai kapan kau akan di Jepang?! Aku sudah akan menikah, dan kau sama sekali tidak tahu hal itu." Perkataan pedas langsung Sungchan lontarkan.

"Aku lupa, banyak kejadian terjadi disini. Aku akan pulang ke Korea dua hari lagi, persiapkan semuanya. "

Sungchan berdecih diseberang sana. "Bukannya menanyai kabarku, malah to the point seperti itu. Kejadian apa yang membuat kakakku ini lama pergi?"

"Aku malas menceritakannya, sudahlah. Haechan dan anakku sedang tidur."

"Tunggu?! Anak? Aku punya keponakan? Yak! Kenapa begitu cepat, apa yang ak-"

Panggilan dengan cepat Jaehyun matikan, adiknya terlalu berisik. Tapi syukur saja kalau Sungchan baik. Bahkan pria jangkung yang lebih jangkung darinya sedikit itu akan menikah.

Love? (Jaehyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang