16 ✓

1.7K 196 3
                                    

Happy Reading-!!♡














Suasana mencekam terjadi di sebuah ruangan privat salah satu restoran terkenal di Jepang. Terlihat wanita yang anggun sedang memakan makanannya pelan, sedikit menoleh pada pria dihadapannya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kenapa kamu tidak memakan makanannya Jaehyun? Bukankah kamu menyukainya?" Mina, membuka pembicaraan pertama kali.

"Aku kenyang, jadi bisakah kita to the point? Apa yang ingin kamu katakan?" Kata Jaehyun, sambil menyilangkan kakinya karena terlalu malas berhadapan dengan wanita ular dihadapannya.

Mina terkekeh. "Astaga, kau tidak banyak berubah. Singkat saja, serahkan semua perusahaan Jung, atau aku habisi kekasih manismu itu."

"Kau meminta perusahaan ku seolah meminta sebuah permen pada bayi, sebelum itu terjadi kuhabisi juga adikmu itu." Ya, Jaehyun tahu soal Asahi sejak Doyoung agak curiga dengan pelayan barunya itu.

"Habisi saja, dengan begitu kau mempermudah pekerjaanku." Licik, wanita ini berbahaya. Jaehyun tidak bisa bermain-main dengan Mina saat ini.

"Kau wanita licik, Hamada Mina."

Mina tertawa, tertawa sangat puas sampai rasanya ingin menangis. "Kau marah saat aku menyelingkuhi mu? Dengan Eunwoo sahabatmu itu, hm?"

Jaehyun tersenyum miring. "Tidak sama sekali. Justru aku bersyukur karena Tuhan memisahkanmu denganku. Soal Eunwoo, kau hamil anaknya bukan? Kalau begitu selamat kalian akan menjadi calon orang tua yang buruk."

"Ck, Diamlah. Aku disini hanya ingin memperingatkanmu soal perusahaan yang kau bangun itu akan hancur beberapa saat." Mina sedikit emosi sekarang.

"Hancur? Kau pikir dengan kau menanamkan saham pada perusahaan ku aku akan bangkrut jika kau menariknya? Tidak sama sekali. Justru perusahaan mu yang akan hancur di tanganku."

Mina menyenderkan tubuhnya pada sofa yang ia duduki, membuat gestur seolah ia ketakutan dan memang benar, gertakannya tidak akan cukup membuat Jaehyun mati kutu, justru dirinyalah sekarang yang merasa terpojok dengan perkataan Jaehyun.

"Takut hm? Jangan kau kira hanya dengan perusahaan mu dan dengan bantuan Eunwoo kau bisa menggertak ku seperti ini, ya aku memang terlihat seperti orang bodoh kemarin karena takut padamu tapi sekarang tidak, kau mengibarkan bendera perang padaku dan aku menerima semua itu." Ujar Jaehyun panjang, mengintimidasi lawannya adalah hal mudah untuknya.

"Kau Jung sialan Jaehyun! Jangan harap kau bisa hidup tenang!" Tatapan nyalang ia tunjukkan pada pria yang pernah mencintainya itu.

"Sebelum itu terjadi, kau sudah berada didunia lain, Hamada Mina."

...










"Hyung, apa kita tidak terlalu banyak berbelanja? Ini terlalu banyak." Kata Haechan saat melihat pengawal dari salah satu Hyungnya menenteng begitu banyak paparbag.

Tadi saat ia bilang bahwa Jaehyun memberikan sebuah kartu padanya, langsung saja Ten berteriak antusias. "Benarkah?! Yes ngidamku akhirnya terwujud."

Dengan alasan mengidam, Ten berbicara pada Haechan bahwa dirinya harus banyak berbelanja dengan blackcard Jaehyun.

Dirinya dan para Hyungnya itu banyak membeli barang, apalagi saat tahu dirinya hanya membawa pakaian sedikit.

Sepertinya Haechan harus terbiasa dengan kegiatan sosialita seperti ini, hidup boros bukan dirinya sama sekali. Dirinya terbiasa hidup sederhana dan terus menghemat.

Love? (Jaehyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang