17 ✓

1.6K 188 7
                                    

Aku sarankan baca dari awal lagi, karena ada beberapa perubahan, tapi itu kembali kekalian lagi.
Happy reading-!! ♡






















Hari mulai larut, namun para muda mudi ini masih belum ingin tertidur. Membicarakan hal-hal random dikediaman Jung Jaehyun mungkin akan jadi agenda yang menyenangkan bagi mereka.

Asahi seperti biasa mengekor pada Haechan, ia diberi kepercayaan oleh Jaehyun untuk menjadi asisten pribadi kekasih tuannya itu.

Asahi senang, entah kenapa Haechan seperti seseorang yang hilang dimasa lalunya. Ada rasa nyaman menyelimuti hatinya.

"Bagaimana Hamada itu? Masih berulah?" Tanya Taeyong pada Jaehyun dan Yuta.

"Hm masih, ia pikir setelah ia mencabut semua sahamnya di perusahaanku aku akan bangkrut." Jawab Jaehyun.

"Tapi menurutku kau bodoh Jaehyun, bagaimana bisa kau sesabar dan sebaik itu menghadapi ini?" Kesal Doyoung, ia tidak habis pikir dengan sahabat suaminya itu. Sudah jelas-jelas Jung itu punya kuasa lebih, kenapa menunda terus menerus.

"Ada hal yang tidak kau pahami Doy, aku ingin bermain-main saja dengan mereka. Mereka itu entahlah, aku bingung juga." Sementara itu Haechan hanya menyimak sembari memakan cookiesnya, sesekali melihat raut wajah Asahi yang cukup tegang.

"Dasar bodoh bosku ini, selalu bermain-main. Firasat ku mengatakan ini semua akan berbahaya dan akan terjadi sesuatu yang menyakitkan." Kata Yuta.

"Situasi ini seperti situasi saat dua tahun lalu, pembantaian keluarga Lee tiba-tiba. Jaehyun melakukan hal yang sama seperti ini." Kata Winwin.

"Iya sayang aku paham, tapi rasanya ini akan berbeda. Kau tau, Mina adalah wanita tergila yang pernah aku temui."

"Aku tidak akan lengah. Aku ingin semuanya perlahan. Seperti apa kata Winwin, kejadian tersebut akan terulang."

Semua orang disana mengangguk saja, Haechan bungkam. Ia lebih baik diam, tidak paham dengan situasi apa yang ia lihat.

Benarkah, Lee Haechan?

...










Jaehyun merengkuh pinggang ramping itu erat, seolah enggan melepaskan Haechan kemanapun. Ia sebenarnya daritadi tidak rela kecantikan kekasihnya ini terlihat orang lain, ya meskipun sahabatnya sekalipun.

"Hyung belum tidur?" Tanya Haechan karena merasa pergerakan Jaehyun gelisah terus menerus.

"Hyung mencintaimu sayang, sangat." Racau Jaehyun.

"Iya aku juga." Balas Haechan, Jaehyun tersenyum mendengar balasan itu. Hatinya senang, Haechan ya mencintainya.

"Hyung, mari mulai sekarang kita terbuka. Dan mulai malam besok kita harus mengobrol sebelum tidur. Membicarakan banyak hal. Dengan begitu Hyung dan aku bisa saling mengenal." Kata Haechan penuh dengan harap agar Jaehyun mau menyetujuinya.

Jaehyun mengangguk tanda setuju. "Baiklah, jadi sekarang kita akan membicarakan apa?"

"Apa Hyung penasaran siapa mantan kekasihku? Dan apa alasanku pura-pura pacaran dengan Ryujin?"

Pertanyaan Haechan menarik perhatian Jaehyun, kini keduanya berhadapan. "Hyung tau alasanmu pura-pura menjadi kekasih Ryujin, karena mantan kekasihmu kan? Tetapi untuk mantannya Hyung tidak tahu?"

"Eum aku akan beritahu marganya saja. Dia bermarga Cha. Dia itu tampan, tapi tetap tampanan Hyung. Dia menjadikanku taruhan, dan itu menyakitiku." Kata Haechan sedih, buka perpisahannya yang ia sesali, tetapi apa serendah itu ia hingga diperlakukan layaknya barang?

Love? (Jaehyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang