01 ✓

4.9K 473 23
                                    

Happy reading-!!♡







"Aku tidak peduli." Acuh Jaehyun pada ucapan sang adik membuat Sungchan tertawa.

"Kau akan susah memilikinya Hyung, lagipula jika itu mudah aku sudah mengencaninya sejak dulu."

Jaehyun terkejut dengan perkataan Sungchan, apa-apaan bocah ini. Dirinya semakin penasaran sebab dari awal ia melihat, ia sudah terpesona. Apalagi jika laki-laki manis itu menjadi miliknya.

Seolah-olah tahu sedang dibicarakan, Haechan kembali menghampiri Sungchan dengan Ryujin. Ia menyeret gadis tomboy itu sebab Sungchan kurang suka jika ditinggal sendirian.

Tapi, saat ia sudah mendekat, ia melihat Sungchan sedang berbicara dengan Jung Jaehyun. Ya, Haechan kenal dengan pria dominan itu, tentu saja ia sering melihatnya. Ia akan menjadi karyawan bodoh jika tidak mengenal pemilik kantor tempat ia bekerja.

"Sudahlah, lagi pula bos tampan mu itu sudah ada teman, ayo kita pulang. Aku tidak betah memakai dress ketat ini." Ryujin berbicara dengan lirih pada Haechan, sungguh ia tidak nyaman berpakaian seperti ini.

"Baiklah, aku juga merasa seperti ditatap oleh seseorang. Kalau begitu aku akan berpamitan terlebih dahulu." Karena Haechan sudah lelah dan merasa kasihan dengan 'kekasihnya' itu, maka ia pun berjalan menghampiri Sungchan.

"Bos, aku pamit duluan ya. Aku ada sedikit urusan. Tidak apa, kan?" Tanya Haechan hati-hati. Bisa mati kalau ia kelepasan berbicara santai didepan pemilik tertinggi perusahaan.

"Pergilah Hyung, besok jangan telat masuk bekerja." Peringatan Sungchan yang sama sekali tidak didengar oleh Haechan, karena saat ini, Haechan merasa ditatap dengan tajam oleh kakak dari bosnya itu.

"Iya." Balas Haechan cepat lalu pergi meninggalkan kedua orang oenting itu.

"Sial, ternyata dia begitu manis." Gerutu Jaehyun sambil meremas rambut hitam legamnya.

"Dia memang sangat memesona Hyung, sejak di bangku kuliah banyak yang menyukainya termasuk aku. Tapi semenjak aku tahu dia mempunyai kekasih, aku menyerah." Ujar Sungchan panjang.

"Dan aku tidak akan seperti dirimu yang menyerah begitu saja, meskipun dia sudah mempunyai kekasih ataupun menikah, aku tidak peduli."

"Wow hyung ku ini sangat berambisi rupanya, aku mendukungmu Hyung." Karena Sungchan tahu, apapun yang Jaehyun suka harus menjadi miliknya.

"Aku butuh bantuan mu." Kata Jaehyun dengan senyum miringnya.

...



Pagi ini cuaca begitu cerah dan indah, namun keindahan tersebut terabaikan oleh laki-laki manis bersurai coklat itu, sialnya ia telat bangun pagi ini. Dan bosnya yang satu tahun lebih muda dari ia itu memberikan informasi mendadak padanya.

"Hyung kau dimana? Rapat dengan petinggi perusahaan dimajukan hari ini. Ini kemauan mendadak CEO utama."

Perkataan Sungchan 10 menit lalu itu membuat ia loncat dari kasur, sungguh apakah jabatan yang lebih tinggi bisa seenaknya seperti ini? Tentu saja bisa.

Haechan pun sampai dilantai 16 Jung's Corp, tempat ia bekerja hampir 2 tahun lamanya. Iapun segera masuk keruang rapat dengan perasaan malu yang luar biasa.

"Permisi." Seketika Haechan menjadi pusat perhatian saat ini, namun ia hiraukan lalu berjalan menuju kursi kosong di samping Sungchan.

"Lee Haechan-ssi, kau terlambat 2 menit. Setelah rapat ini kau keruangan ku." Ucapan itu membuat langkahnya terhenti, lalu ia mendongak. Ternyata Jung Jaehyun pria dingin itu yang berucap.

Ia takut sekarang, karena biasanya Sungchan lah yang mengatur kedisiplinan para karyawan, tetapi ia yang hanya terlambat 2 menit harus langsung berhadapan dengan pemilik utama perusahaan.

"Baik." Setelah membungkuk hormat, Haechan duduk di samping Sungchan yang saat ini tersenyum mengejek.

Lalu rapat yang sempat tertunda itu kembali berlanjut.

Dan disinilah Haechan saat ini, di tempat tertinggi gedung Jung's Corp, lantai 25.

Tempat tersebut sangat ditakuti karyawan karena hanya ada 1 ruangan disana, ruangan presdir Jung Jaehyun.

Dengan helaan napas panjang, ia memberanikan diri untuk masuk keruangan itu. Setelah ada aba-aba ia diperbolehkan masuk, dengan gemetar ia masuk keruangan paling ditakuti seluruh karyawan.

Yang pertama ia lihat, Jaehyun sepertinya sedang membaca sebuah dokumen dengan kacamata bertengger indah diwajahnya. Rasanya hati Haechan berdegup kencang. Mungkin karena ia gugup.

"Permisi Presdir, saya di perintah oleh anda untuk datang keruangan ini." Ujar sopan Haechan sambil membungkukkan tubuhnya.

Tatapan tajam itu beralih pada seorang pria manis yang tengah gugup itu, rasanya Jaehyun ingin mencium bibir manis itu lembut.

Belum saatnya Jung Jaehyun.

"Silahkan duduk." Perintah dingin Jaehyun yang langsung dituruti oleh Haechan.

"Jadi Lee Haechan kau tau apa kesalahanmu?"

"Terlambat presdir. Aku terlambat 2 menit saat menghadiri rapat tadi pagi." Dengan tertunduk pelan Haechan berujar.

"Jika ada yang berbicara, tolong bersikap sopan dengan melihat wajah lawan bicaramu." Saat itu juga Haechan langsung mendongak dan melihat wajah petinggi perusahaan ini.

Tatapan laki-laki yang ada dihadapannya ini lembut, membuat Haechan bingung, kenapa orang-orang menganggap orang ini begitu dingin dan kejam.

"Itu bukan kesalahanmu."

Haechan terkejut sekaligus bingung "Lalu? Kesalahanku apa?"

"Kesalahanmu adalah, kau telah lancang merebut hatiku."

Lagi dan lagi Haechan terkejut, apa ini April mop? Kenapa ia seperti dipermainkan hari ini, dan omong kosong apa yang bosnya katakan.

















Tbc.
Revisi ✓

Love? (Jaehyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang