33 ✓

1.4K 154 15
                                    

Happy reading-!! ♡

Sebelumnya maaf bikin nyesek atau sedih wkwk, sebenernya ending aslinya gitu, terus ditambah epilog. Tapi karena mau happy ending jadi yaudah gitu, masih lanjut.






















Flashback on.

Saat itu Jaehyun masih berkuliah, ia bersahabat dengan Eunwoo dan Mingyu. Eunwoo umurnya lebih muda darinya, namun pria pintar itu berhasil menyelesaikan sekolah menengahnya dengan cepat.

Ketiganya bisa disebut primadona kampus saat itu, pesona mereka yang menawan membuat para perempuan dan laki-laki manis jatuh hati.

Mingyu memiliki kekasih, namanya Wonwoo, sedangkan Jaehyun dan Eunwoo masih betah sendiri.

Lalu saat itu, ada mahasiswi baru datang ke kampus mereka, namanya Rose. Gadis cantik itu pindah dari Australia, seketika gadis itu menjadi perbincangan hangat karena wajahnya yang rupawan, juga sifatnya yang baik. Pandai bermain gitar, ramah, intinya semua kesempurnaan ada pada gadis itu.

Membuat seorang Eunwoo terpesona dan jatuh hati, tapi sayangnya rose lebih menyukai Jaehyun daripada dirinya.

"Rose aku menyukai mu, jadilah kekasihku?"

"Aku tidak bisa, aku menyukai Jaehyun, Eunwoo." Hati Eunwoo sakit mendengar pernyataan itu.

Padahal rose adalah orang yang mengaku mengerti dirinya, bahkan ia berani menceritakan kematian ayahnya pada gadis itu, semuanya ia torehkan, semuanya ia beberkan. Tapi, gadis itu lebih menyukai Jaehyun.

Yang notabene nya tidak menyukai Rose.

Saat kematiannya pun, Rose berpesan agar Jaehyun mengetahui perasaannya. "Dan katakan maaf padanya, jika aku membuatnya risih karena terus mengikutinya. Aku sangat mencintainya, dia duniaku."

Eunwoo menangis, wanita yang ia cintai sudah tiada. Meninggalkan pesan pada Jaehyun yang sama sekali tidak perduli dengan gadis itu.

"Aku akan melenyapkan mu, bajingan!"

Semenjak itu ia menjauhi Jaehyun sampai kelulusan, Jaehyun sempat bingung dan bertanya pada Mingyu apakah ada masalah, namun sama sekali tidak ada.

Jaehyun tau alasannya saat Rose ternyata tiada, ia tidak ingin meluruskan sesuatu. Ini bukan salahnya, rose meninggal itu takdir Tuhan.

Flashback off.

Eunwoo dan Mina juga dilarikan kerumah sakit, setidaknya untuk rasa kemanusiaan begitu kata Winwin. Jaehyuk dan Asahi juga ada disana, sedang ditanyai beberapa hal oleh Taeyong karena ada yang janggal.

"Mina itu kakak tirimu? Tapi apa kau marah nanti saat aku juga akan membunuh kakakmu itu? Kau juga berhak marah padaku karena orangtuamu mati ditanganku." Ujar Taeyong dingin.

Asahi mengangguk kaku, dengan tangan yang digenggam erat oleh Jaehyuk. "Tidak masalah, Haechan Hyung sudah bilang padaku, dan aku ikhlas. Jika semua itu bisa membalaskan dendamnya pada keluarga ku, aku tidak apa."

"Lalu jika aku memintamu mati?"

"Silahkan, jika kalian masih belum puas aku tidak apa-apa."

Taeyong terkekeh. "Aku tidak sejahat itu, orangtuamu yang salah, aku tidak akan melibatkan anaknya. Hiduplah bahagia, Jaehyuk? Kau ingin pulang bukan? Pulanglah, nanti Hendery akan mengantarkan kalian ke bandara."

Pasangan itu menunduk. "Terimakasih tuan, saya mohon saya ingin mendengar kondisi Haechan Hyung baik-baik saja, sayang ingin disini dulu." Lirih Asahi.

Tatapan Taeyong menyendu, apakah adiknya akan selamat? Ia tidak tau. Hanya Tuhan yang tau.

"Baiklah jika itu mau kalian.

...














"Yuta, setelah Eunwoo dan Mina sadar, bawa keruangan eksekusiku. Dan soal temannya Haechan, Hyunjin dan Ryujin, bawa mereka pulang, dan beri fasilitas layak." Kata Jaehyun dingin, yuta mengangguk.

Jaehyun sekarang berada di kantornya, ketika tau Haechannya koma, membuat ia syok. Ia harus membereskan dulu semua ini, agar kehidupan masa lalunya tidak menganggu hidupnya sekarang.

Sikapnya total berubah, ia menjadi pria yang dingin, cuek, kejam. Sifat asli yang selama ini ia tutupi dengan senyum seketika keluar.

Ia mengingkari ucapan Haechan soal jangan berubah, mana bisa ia tidak berubah saat orang yang paling ia cintai terbaring koma?!

"Tuan Jaehyun, nyonya Jung selamat beserta bayinya. Tapi mohon maaf, dia koma. Mari berdoa agar nyonya Jung bisa sadar."

Perkataan itu begitu memukul kenyataan, Haechannya yang mungil, yang selalu ia dekap, harus menahan sakit, melindunginya juga?

Jadi pria macam apa dia ini? Lemah? Ya lemah.

Tapi Jaehyun sekarang tidak akan lemah, demi kekasih hidupnya juga anak mereka.

Jaehyun benci dengan fakta kalau Mina dan Eunwoo selamat, ia harus membunuh keduanya. Biarkan sisi gelapnya menguasai sekarang.

Diruang eksekusi, semuanya terlihat mengerikan. Bahkan, penjara seperti nya jauh lebih baik dari ruangan ini. Ruangan ini sudah lama tidak dipakai, mengingat saat itu tidak ada masalah yang serius di Jepang.

Jaehyun berjalan dnegan tenang, tangan disaku celananya memberikan kesan dingin yang begitu berarti. Matanya berbinar tajam, namun jika diteliti, ada binar lelah dan sedih disana.

Pekikkan nyaring karena rasa sakit terdengar, hah ini mengalun dengan indah. Ia tidak sabar menghabisi dua manusia itu, oh atau tidak layak disebut manusia?

Jaehyuk bertepuk tangan. "Wow, aku senang kalian berdua baik-baik saja, dengan begitu kalian bisa balas dendam padaku lagi?"

Eunwoo terkekeh. "Aku puas, pria itu mati bukan?"

Jaehyun tersulut emosi, tapi ia harus sabar. Tidak menggubris ucapan Eunwoo, ia berjalan pada Mina. Gadis itu terlihat baik, karena hanya mendapat luka tembak pada kakinya.

"Lepaskan aku Jaehyun! Kau menyukaiku bukan? Mari kita menjalin hubungan, tapi aku mohon lepaskan aku!"

"Mencintaimu? Tidak sama sekali, dan lepaskan? Lalu bagaimana denganku saat kekasihku meminta dilepaskan dan tetap mempertahankan bayinya? Kau harus merasakan apa yang Haechan rasakan."

Jaehyun menembak dahi Mina, langsung. Seketika Mina tewas, ia yang awalnya ingin berbasa-basi tapi manusia ini sepertinya ingin cepat mati.

Eunwoo mematung melihat itu, lukanya sudah sangat parah, sebuah keajaiban ia hidup, tapi sepertinya hidupnya akan direnggut kembali. Kesembuhannya hanya untuk pembalasan Jaehyun.

"Dan kau! Dengar ini, aku sama sekali tidak pernah membunuh Rose, dia meninggal karena penyakit nya dan kau tau soal itu, soal ayahmu bukan Haechan yang membunuh, itu karena ayahmu sendiri dan juga Hamada! Puas!" Teriak Jaehyun.

Dor.

Dor.

Dor.

Dor.

Jaehyun menembak Eunwoo sama seperti pria bajingan itu menembak Haechannya. Jaehyun menunduk, ia menangis. Kekasihnya entah kapan sadar, ia sangat ingin mendekap tubuh hangat, bukan tubuh dingin terkujur kaku.

Ia pria lemah, benar. Tidak berdaya dengan semua ini, rasanya baru kemarin sebelum berangkat Haechan meminta buah stroberi.

"Sayang, aku sudah membereskannya sesuai janjiku. Ayo kita pulang sayang." Lirih Jaehyun.























Tbc.
Revisi ✓

Love? (Jaehyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang