Hidup itu sebentar
Kamu harus bisa tersenyum walau merasakan penuh kepedihan, atau kita tak pernah bisa melanjutkan kehidupan.Kelas 11 IPA 1 yang dikenal sebagai salah satu kelas unggulan saat ini tengah melaksanakan kuis dadakan. Materi kali ini adalah mengenai sistem saraf yang menjadikan poros utama dari segala sumber sel yang ada di dalam tubuh manusia. Semuanya tampak sibuk dengan buku bacaan yang ada di tangannya. Tak perlu buku pun, mereka pasti bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh ibu guru mereka, tapi tetap saja karena persaingan mau tak mau mereka harus menunjukkan segala hal baik untuk dirinya sendiri. Termasuk memberikan kesan baik pada guru agar mendapatkan pujian.
"Baik. Saya rasa cukup waktu belajar dalam jangka waktu lima menit. Silahkan tutup buku kalian dan tak ada satu pun buku yang ada di atas meja. Dengarkan baik-baik apa yang akan menjadi pertanyaan kalian," ucap guru tersebut membuat mereka tampak ragu.
"Baik Bu!" Semua murid tanpa tunduk. Jika sedang menghadapi kuis mereka tak main-main karena nilai kuis adalah 20 poin dan itu sangat membantu mereka nantinya. Semuanya tampak sudah siap. Tak ada lagi buku yang ada di atas meja. Semua mata tertuju pada guru dengan indera pendengaran yang di pasang agar mereka tetap fokus.
"Baik. Akan saya mulai." Guru itu kemudian membuka salah satu buku. Mulut guru yang terbuka membuat mereka bersiap-siap untuk menjawab pertanyaan yang ada. "Apa yang kalian ketahui tentang neuron?"
"Saya Bu!" Suara nyaring dan lebih dulu tanpa terdengar. Tangan yang berada di atas membuat semua murid yang ada di sana tampak kesal karena didahului oleh murid pindahan yang ternyata merupakan saingan mereka.
"Baik. Silahkan Prima," ucap guru yang diketahui bernama Eka.
"Neuron adalah sel saraf yang ada di dalam tubuh manusia," jawab Prima dengan percaya dirinya membuat sudut bibir Eka menyunggingkan senyumannya.
"Benar sekali! Berikan tepuk tangan untuk Prima," ucap guru tersebut membuat Prima hanya diam dan tersenyum saja.
Kuis tampak berlanjut. Semakin meningkat pertanyaan, makin semakin gigih juga perjuangan yang harus di lakukan. Bahkan para murid tampak bersaing ketat untuk mendapatkan siapa yang paling pintar di kelas. Semuanya tak mau kalah. Satu persatu pertanyaan mulai menjadi rebutan para siswa yang ada di kelas mereka. Tak ada yang mau mengalah, bahkan sampai titik darah penghabisan mereka akan tetap berjuang untuk mendapatkan nilai dan gelar baik dari guru untuk mereka.
Bahkan di detik-detik pertanyaan terakhir mereka semua sangat kesal terhadap Prima yang seolah menguasai semuanya. Ia bagaikan buku yang berjalan dengan kapasitas buku versi lengkap di otaknya. Hampir 20 pertanyaan di babat oleh Prima yang tak mereka sangka-sangka kemampuannya. Kadang apa yang kita lihat di luar belum tentu fakta yang sebenarnya. Jika di pandang saja belum tentu mencerminkan apa pun termasuk bisa melihat seberapa pintar orang itu.
"Baik. Kali ini adalah pertanyaan terakhir buat kalian. Dan kalian harus menjelaskannya ke depan. Sudah siap?" tanya Bu Eka semakin bersemangat.
"Siap Bu!" balas mereka membuat Bu Eka tersenyum senang.
"Sebutkan fungsi dan jelaskan dari pada sistem saraf yang ada di dalam tubuh manusia," ucap guru tersebut membuat siswa yang ada di sana tampak berpikir keras, sebelum salah satu dari mereka mengangkat tangannya kembali membuyarkan segala konsentrasi satu kelas yang ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milenial VS Old Style (Completed)
Fanfic#Rank 2 Gaul (3 Maret 2021) #Rank 3 Milenial (3 Maret 2021) #Rank 2 Gaul (25 Maret 2021) #Rank 2 Milenial (26 Maret 2021) #Rank 3 Literasi (14 Mei 2021) #Rank 1 Gaul ( 19 Mei 2021) #Rank 2 School (20 Mei 2021) "Lo hidup di generasi muda sekara...