Dear hatiku
Please jangan menaruh hati pada seseorang yang tak mungkin bisa aku miliki.Bel sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu. Para murid tampak menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar akibat jam pelajaran yang terus di berikan. Glukosa hanya mampu bertahan dua jam agar tubuh manusia tetap fokus, selebihnya akan merasakan pusing dan tak berniat lagi untuk belajar. Jam istirahat adalah jam yang paling di tunggu-tunggu lebih dari penjuru pelajar yang ada di Indonesia. Saat jam istirahat tiba mereka bisa dengan leluasa mengekspresikan dirinya. Tak menutup kemungkinan dua insan yang saat ini tengah duduk berdampingan di bawah pohon rindang di taman belakang sekolah.
Perlu kalian ketahui, taman SMA KARTIKA adalah taman yang indah. Taman utama yang menjadi pemandangan indah saat masuk ke sekolah, dan taman belakang yang rindang namun hanya beberapa orang saja yang ke sini untuk sekedar belajar atau beristirahat sejenak. Hembusan angin sangat terasa kala mereka berdua duduk dan tak bersuara. Mereka terdiam satu sama yang lainnya, sampai salah satu dari mereka memberikan nasi kotak buatannya. Kurang lebih sudah tiga hari tempat ini menjadi pertemuan mereka untuk makan bersama. Tempat yang dijanjikan oleh Panji di mana Prima bisa menemui dirinya dan duduk bersama.
"Hari ini aku masak ikan ayam sama sambal Pete. Aku yakin kamu suka," ucap Prima sembari menyodorkan kotak bekalnya pada Panji yang kemudian menerimanya.
"Pete?" tanya Panji dengan tatapan bingungnya. Pria itu masih saja dingin pada Prima yang sering bertemu dengan dirinya.
"Itu makanan orang Jawa. Kamu boleh coba, rasanya enak. Pasti kamu ketagihan," ujar Prima dengan senyumannya membuat Panji mengangguk kemudian membuka kotak bekal itu.
Mata Panji tertuju pada benda kecil yang tertutup sambal di sana. Ia baru pertama kali memakan Pete yang katanya makanan khas Jawa. Dari baunya masakan Prima selalu berhasil membuat dirinya lapar seketika. Panji kemudian mengambil sendok dan makanan pertama kali yang ia cicipi adalah pete yang terbungkus oleh sambal yang ternyata saat ia coba sangat pedas untuk lidahnya. Namun ketika di kombinasikan dengan nasi dan ayam, sambal pedas itu menjadi perpaduan yang sempurna membuat Panji tak bisa berhenti makan.
"Gila. Enak juga," puji Panji membuat Prima mengangguk.
"Udah aku bilang, kamu pasti bakal suka," sahut Prima menatap Panji yang sangat lahap memakan masakan buatannya. "Kamu orang pertama, yang aku buatkan ini. Kamu juga orang pertama yang puji masakan aku."
Panji yang mendengar itu menghentikan makanannya. Ia kemudian menaruh sendok dan menoleh pada Prima yang memalingkan wajahnya. Setiap kali wanita yang ada di sampingnya berbicara entah kenapa ia merasa tertarik untuk mendengarkannya.
"Kenapa?" tanya Panji dengan tatapan tajam dan dinginnya.
"Keluarga aku gak harmonis. Semuanya berjalan dengan sendiri-sendiri. Dan aku hanya butiran debu di tengah-tengah keluarga yang aku miliki. Setiap kali usaha yang berusaha untuk aku kasih gak ada satu pun yang kasih pujian selain kamu," ucap Prima membuat Panji tak menyangka wanita yang ada di sampingnya juga merasakan apa yang ia rasakan selama ini.
"Aku gak tahu, apa ini gara-gara penampilan ku yang terkesan lama? Tapi di sekolah pun aku mendapatkan perilaku yang sama. Di asing kan, selalu di sakiti, dan berujung gak di anggap." Prima kemudian menyentuh lukanya yang sudah di obati oleh Panji. "Luka ini pertanda bahwa di sekolah gak ada yang suka sama aku, selain Siska."
KAMU SEDANG MEMBACA
Milenial VS Old Style (Completed)
Fanfic#Rank 2 Gaul (3 Maret 2021) #Rank 3 Milenial (3 Maret 2021) #Rank 2 Gaul (25 Maret 2021) #Rank 2 Milenial (26 Maret 2021) #Rank 3 Literasi (14 Mei 2021) #Rank 1 Gaul ( 19 Mei 2021) #Rank 2 School (20 Mei 2021) "Lo hidup di generasi muda sekara...