|Part 34| Cemburu

839 169 58
                                    

Jangan mencintai seorang pria yang merugikan dan menyakiti orang lain, bagi mereka cinta adalah permainan bukan ketulusan.

Cinta adalah rasa yang dimiliki di dalam hati manusia yang bernyawa. Kehadirannya tak bisa di paksa, namun secara nyata menghampiri Atma yang membutuhkannya. Terkadang kita tak bisa membedakan, mana yang mencintai kita dengan tulus, atau mencintai kita karena suatu hal yang ada didalam. Cinta yang tulus adalah ketika orang yang kita cintai rela berkorban untuk kebahagiaan kita. Menyakiti tak ada di dalam kamusnya. Berbanding terbalik dengan cinta pria buaya yang menjadikan wanita hanya bahan taruhan saja.

Dua insan yang saling memiliki rasa tengah duduk di sebuah bangku taman sekolah. Bel yang sudah berbunyi membuat pertemuan mereka terjadi. Tempat yang rahasia, hanya satu-satunya namun sekarang ada wanita lain yang menempatinya. Wanita yang dikenal iblis di sekolah karena kecantikan dan perilaku tak baik yang ia punya. Wanita itu tampak bersandar di bahu seorang pria yang juga sangat menyambutnya. Pria itu sebenarnya muak akan semua, namun ia harus bagaimana lagi? Permainan ini membuat ia mencintai Rachel yang sekarang tengah menyandarkan kepalanya di bahu bidangnya.

"Kamu suka sama cewek kampung itu?" tanya Rachel sembari menatap Panji yang menatap ke arah depan.

"Kamu tahu tipe wanita ku kaya kamu. Prima itu kampungan, gak level sama aku. Anak pembantu pula, pria mana yang mau sama dia?"

"Tapi, kamu peduli banget sama dia." Yap! Sejak aksi melabrak Prima, Rachel sangat kesal atas Prima yang berusaha untuk menarik perhatian kekasihnya, padahal wanita itu tak ada apa-apanya dibandingkan dengan dirinya.

Panji hanya menghela napas. Susah sekali berhubungan dengan seorang wanita yang terus menerus ingin di mengerti, namun tidak berusaha untuk mengerti dirinya saat ini. Bahkan angin yang menyapa mereka pun tak sanggup untuk menutupi rasa risih Panji yang sebenarnya tak mau menjelaskan perihal alasannya.

"Dia bahan taruhan."

"Ha?" Rachel langsung mengangkat kepala dan menatap Panji yang ada di sampingnya.

"Iya, dia bahan taruhan. Aku sama dia harus pacaran, biar Ramdan gak macam-macam. Gak mungkin aku suka sama dia," balas Panji membuat Rachel yang mendengar itu tersenyum miring tanpa sadar.

"Iya, sih. Dia gak cocok sama kamu yang tampan ini. Aku lebih pantas sama kamu, kan? Udah cantik, gak buat kamu rugi juga, kan?" Rachel memainkan rambutnya membuat Panji tersenyum dan mengelus rambut Rachel.

Panji tak sengaja mengalihkan pandangannya pada lorong sekolah yang ia dapati ada dua insan yang tengah berjalan bersama. Panji berusaha untuk mempertajam penglihatan dan saat ia mempertajam ternyata wanita yang berada di samping Ramdan adalah Prima yang baru saja resmi menjadi kekasihnya. Panji kemudian berdiri dan segera meraih tasnya.

"Aku duluan," ujar Panji membuat Rachel menatapnya dengan penuh rasa tak suka.

"Kamu bukan jadikan dia taruhan aja, hati kamu perlahan udah berjalan ke dia. Gue gak mungkin biarkan itu terjadi," lirih Rachel sangat jelas melihat Panji yang pergi meninggalkan dirinya dan menghampiri Prima sih gadis kampungan yang tak pernah ia suka.

Panji kemudian berjalan menyusul mereka berdua yang tengah berbincang di hadapannya. Secara tiba-tiba Panji berada di tengah dan langsung menggandeng tangan mungil Prima yang terkejut akan hal itu. Prima kemudian tersenyum kala mengetahui Panji lah yang menggandeng tangannya. Ramdan yang melihat mata Prima dan bibirnya merasa bahagia membuat ia bertanya-tanya. Ada apa? Apa Panji sudah berhasil mendapatkan Prima?

Milenial VS Old Style (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang