Soekarno Hatta, Cengkareng
Divya tiba di Soetta saat matahari sudah terbenam. Tidak seperti biasanya, pesawat yang ia tumpangi mengalami delay. Cuaca buruk yang terjadi hari ini membuat jadwal keberangkatan harus diundur.
Setibanya di Jakarta, hujan deras mengguyur, divya yang memang dasarnya sudah kesal sejak tau jika pesawatnya delay, kini harus kembali bersabar menunggu hujan sedikit lebih reda.
Ia menyumpal telinga dengan earphone yang tersambung dengan ponsel pintarnya. Suara merdu milik bunga citra lestari mengalun indah di telinga divya.
Jari-jari lentiknya sibuk berselancar di sosial media dengan gesit. Men-tap icon like pada beberapa postingan yang ia sukai, juga meninggalkan beberapa jejak di kolom komentar.
P.dvya_aletta: back to reality:(
📍: Soetta Airport, Cengkareng
Seperti perempuan pada umumnya, divya masih sering mengunggah postingan di laman pribadinya. Ia memang lebih sering mengunggah instastory seperti saat ini, meskipun bukan wajahnya yang ia tampakkan di sana. Ia termasuk pengguna aktif sosial media, meskipun tidak setiap hari memposting rutinitas sehari-hari yang ia jalani. Divya tidak segitu---percaya diri sampai bisa mengunggah wajah bangun tidurnya seperti beberapa orang influencer berwajah mulus nan cantik.
Baru saja ia menekan tombol back dan berniat membuka WhatsApp, beberapa notif direct message mampir ke ponselnya.
Fara37_: yah udah balikk😭
Citralst: akhirnya Bu dokter plg jg 😊
Davian.siregar: see u mantan HAHAHAHA
Divya berdecak kesal membaca direct message Avi saat mereplay instastory-nya beberapa menit lalu.
After long talk about us---divya dan Avi, mereka memutuskan untuk berbaikan.
Tidak ada pertanyaan yang menganggu pikiran Avi tentang divya, begitupun sebaliknya. Kedai kopi kemarin, menjadi garis finish akhir kisah asmara mereka berdua, sepuluh tahun lalu.
Divya yang memang dasarnya sulit untuk di tebak isi kepalanya, mendadak membuat Avi bernafas lega saat mendengar langsung ucapan divya sore itu, sebelum ia benar-benar pergi dari sana,
"Div, lo serius gak bakalan santet gue karena dendam kan?" Tanya Avi dengan raut seriusnya.
"Ide bagus tuh,"
"Divya!"
"Iya sayang?" Divya terbahak setelahnya.
"Gue serius Paramitha," tawa divya mereda. Ia memajukan duduknya lalu menatap Avi dengan intens. "Gue juga serius Davian Siregar."
"Serius mau nyantet?"
Tuk!
Avi mengaduh, menatap kesal pada divya yang mengetuk kepalanya dengan ponsel pintar milik perempuan itu.
"Sakit woi!" Divya memutar bola matanya, "lebay," cibirnya.
"Jujur sih, dulu gue kecewa parah, pengen banget caci maki Lo, tapi ya---seiring berjalannya waktu, gue malah mau bilang terima kasih karena kalo dulu lo gak selingkuh, maybe gue gak akan lari ke Jakarta dan jadi dokter kayak sekarang,"
Divya tersenyum tipis setelahnya, ya---avi begitu berjasa untuk hidupnya. Patah hati divya, sepuluh tahun lalu membuat divya menjadi seperti sekarang. Menjadi seorang dokter spesialis anak yang bahkan tidak pernah ia sangka sebelumnya.
Avi terenyuh mendengarnya. Ia jadi merasa makin bersalah sekarang.
"Maaf kalo dulu gue terlalu mengekang."
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
ЧиклитAleyda tidak pernah menyangka jika kepulangannya ke Medan untuk menghadiri acara resepsi pernikahan Anastasya sepupunya, menjadi awal pertemuannya dengan seorang stranger. Ia pikir semua ini hanya sebuah pertemuan tidak sengaja, namun sayangnya sem...