Bab 9 - Diteror

2.2K 116 2
                                    

"Menikah itu bukan hanya membangun komitmen, tapi tentang siap atau tidaknya seseorang untuk menjalaninya."

pahlawandayy

***

Sesuai dugaan, ia tiba di Priok saat jarum jam hampir menunjukkan pukul 4 sore. Ia terlambat, tentu saja.

Acara arisan keluarga sekaligus kumpul keluarga besar dari pihak mamanya. Tentu saja, ada mama-papa, Ale, bahkan galaksi---kakak sepupu super sibuknya yang tumben sekali bisa hadir ke sini. Aley tau, galak sama seperti dirinya yang sering kali absen dari pertemuan keluarga, jika tidak didesak atau ada sesuatu hal.

Melihat kemunculan galak di teras rumah, membuat aley bertanya-tanya tentang hal apa yang membawa kakak sepupunya itu hadir hari ini. Meskipun datang terlambat dan sudah masuk acara santai-santai, aleyda tetap menyapa keluarga yang ia temui di rumah itu.

Selain itu, ada ana dan angga---suaminya, pria berdarah Medan asli. Ya---akhirnya, setelah melewati banyak negosiasi, ana dan Angga memilih kembali menetap di ibukota. Selain dari itu, pekerjaan Angga yang setau aleyda adalah seorang arsitek itu, menjadi alasan mereka. Aley tentu aja senang, dia gak perlu jauh-jauh terbang ke Medan jika ingin bertemu adiknya itu. Berbeda dengan ana yang tentunya harus tetap bolak-balik ke Medan karena bisnisnya berada di sana.

Aley selalu suka berkunjung ke rumah Priok, rumah adik bungsu mama, Uncle Sam---suami aunty delia. Terlepas dari ketidak cocokan divya pada selvia---putri mereka dan juga aunty delia. Rumah dua lantai bergaya modern yang begitu nyaman dan tentu saja cozy.

Diantara Bunda Maia, Mama, dan uncle Sam, memang hanya rumah uncle sam yang cukup cozy dan nyaman. Fasilitas dirumah ini juga lengkap, ada sebuah ruangan khusus untuk berolahraga juga sebuah kolam renang. Hanya ada tiga kursi malas di sisi kolam renang. Berbeda dengan rumah bunda Maia---ibu galaksi dan ana, yang mana memiliki sebuah taman belakang yang luas juga cantik. Memang hanya mama yang rumahnya terlihat begitu sederhana dan tidak banyak hal-hal menarik seperti kebun bunga atau kolam renang. Selain daripada mama tidak terlalu suka rumah yang terlalu luas, karena akan ribet membersihkannya jika kotor dan menurut mama papanya, rumah di alam sutera sudah lebih dari cukup untuk keduanya.

"Ley?"

Aleyda refleks mengangkat kepalanya, galak muncul dengan sepiring potongan buah diatasnya.

Galaksi melangkah lebih dekat, berdiri di sisi kanan kursi malas yang di duduki oleh aleyda.

Keduanya saling diam satu sama lain, seolah kebisingan di dalam tidak ada di dalam sana. Tenggelam dengan pemikiran masing-masing. Galak tidak bisa menebak apa yang dipikirkan oleh aleyda, karena adiknya yang satu ini memang sangat sulit ditebak. Lebih mudah menghadapi Anastasya ataupun Selvia, ketimbang Aleyda.

Anak sulung David Guetta itu, memiliki isi kepala yang sulit ditebak dari adiknya---pahlevi.

"Lo kenapa menepi sendirian di pinggiran kolam gini?" Galak angkat bicara, ia menyerah. Di tatapnya aleyda yang tetap di saja.

"Aleyda!"

"Ha---eung?"

"Mikirin apa sih?" Tanya galak to the point.

Aleyda menggeleng, kembali menyesap soda yang masih tersisa setengah kaleng.

"Nope."

Bohong.

Aleyda tidak pandai membohongi galak. Ia tau itu, tapi aley memilih untuk tetap bersikap biasa saja.

Galak, hanya punya satu Adik perempuan, Anastasya. Namun, jauh sebelum ada Anastasya, galak lebih dulu dekat dengan aley sebagai saudari sepupu. Galak dan Aleyda lebih dekat daripada galak dan ana, ataupun aleyda dan Ale, apalagi Selvia. Itulah kenapa galak tidak bisa di bohongi oleh aley. Aley adalah prioritas galak, bahkan diatas siapapun perempuan yang menjalin kasih dengannya.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang