Part 36 - girls-talk mami

1.1K 70 4
                                    

"Akan ku temani dia membangun masa depannya, meskipun belum tentu aku yang akan mendampingi dirinya di masa depan."

-author/haneyy-

***

Happy reading gais ✨
.
.
.

Seperti hari-hari sebelumnya, pasien yang datang ke poli anak cukup ramai, kebanyakan dari mereka terserang flu dan demam yang sepertinya memang tengah merebak. Aleyda menjadi salah satu dokter yang sibuk di poli anak, begitupun Alen.

Dua perempuan yang didapuk sebagai sahabat karib itu bahkan baru terlihat batang hidungnya di kantin rumah sakit, saat jarum jam sudah hampir menunjukkan pukul 3 sore. Keduanya jalan beriringan, dengan wajah kusut nan lelah. Namun tetap melempar senyum maupun candaan terutama pada anak yang menyapa mereka.

Belum sampai mereka memilih makanan apa yang di pesan, suara seseorang yang begitu di hafal terdengar dari balik pundak aleyda.

"Akhirnya duo bestie ini muncul juga, dari mana aja Lo berdua?" Sap dr. Rega dengan wajah khasnya. Berjarak beberapa langkah di belakangnya ada dr. Jovan yang sudah lebih dulu melempar senyum pada aley dan juga Alen.

"Kita sibuk sih, emangnya Lo, dokter rasa pengangguran." Jawab Alen cepat.

Soto ayam menjadi pilihan aleyda dan Alen untuk mengisi perut mereka yang sejak tadi sudah kelaparan. Bertemu dengan Rega dan Johan sudah tentu membuat keempat dokter spesialis itu memilih untuk duduk di satu meja yang sama. Sebuah meja di dekat penjual soto langganan mereka. Sedangkan Rega dan Johan memilih untuk memesan nasi ayam bakar.

"Eh Irza lagi di Eropa ya?" Tanya dr. Rega membuka percakapan.

"Iya. Tau darimana?"

"Sekontakkan lah, biar kalo Lo macem-macem bisa gue laporin." Jawab dr. Rega dengan santainya. "Dih, tukang ngadu" sahut Alen.

"Dr. Johan, ada salam." Sahut Alen, membuat atensi berpusat pada dirinya.

"Ya."

"Nggak kepo dok, dapet salam dari siapa?" Celetuk Rega penasaran.

"Palingan dari pasien. Bener nggak?" Jawab dr. Johan yang langsung diangguki Alen.

"Pinter deh." Jawab Alen. "Apa selama ini dokter Johan sadar kalo penggemar dokter tuh di rumah sakit ini banyak banget?" Tambah Alen penasaran.

"Maksudnya gimana?"

"Itu loh dok, maksudnya dokter itu idola di setia Budi. Mau dari rekan sesama dokter, dokter residen, suster, sampe ke pasien." Jelas dr. Rega panjang lebar.

"Oh itu---" jawaban dr. Johan terinterupsi dengan datangnya makanan pesanan mereka. "Memang sampai segitunya ya? Saya pikir hanya rekan sesama dokter saja" jawab dr. Johan lagi, sambil menatap terang-terangan pada Aley yg posisi duduknya tepat di hadapannya.

Menyadari arti tatapan seniornya itu, Alen berdehem. "Biasa aja dok liatnya, tunangan orang itu."

Alen melotot. Heh?

"Loh, memang dr. Alen sudah tunangan sama Irza?"

"A--"

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang