"Tuhan mendengar doa-mu dan tuhan tau bagaimana usaha-mu."
-quotesoftheday-
***
Happy reading gaiss!!💗
.
.
.Di hari ketiga menjelang malam, berita mengenai kecelakaan pesawat itu masih berseliweran. Bahkan jumlah penumpang yang menjadi korban dan telat di temukan pun mulai bertambah, sudah nyaris menginjak angka 145 korban. Kebanyakan dari mereka tidak selamat.
Bahkan satu set kru yang di temukan pun telah tewas. Hanya ada dua pramugari yang selamat namun tengah dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.
Begitupun suasana di rumah orangtua aleyda terasa sunyi. Baik mama, papa dan juga Ale masih setia mengikuti pemberitaan yang tersebar di banyak cenel televisi, terkait kecelakaan pesawat itu. Hingga malam ini, belum ada satu kabar pun mengenai keempat dokter dari setia Budi itu.
Tak berbeda dengan di rumah orangtua aleyda, Irza pun sama. Ia masih berada di lokasi kejadian, sejak semalam bersama Alfarizi. Adiknya itu bahkan sudah nyaris pingsan dan tidak berdaya mengingat ia tidak bisa melakukan apapun selain berdoa dan memohon pada sang pencipta.
Di saat seperti inilah kedekatan kita dan pencipta seolah di uji oleh-nya. Meskipun di bekali ilmu agama sejak kecil, baik Irza maupun Alfarizi menyadari bahwa hubungan mereka tidaklah sedekat itu dengan sang pencipta-nya. Apalagi Irza yang lama hidup di perantauan dan bekerja di luar negeri, ingat solat lima waktu dan tidak lupa bacaan mengaji saja sudah Alhamdulillah.
Dalam benaknya Irza seolah bertanya-tanya kenapa lagi-lagi harus dirinya yang di uji? Belum genap setahun setelah kepergian queen, sekarang ia harus kehilangan kekasih yang teramat ia sayangi dan juga cintai, perempuan yang sudah ada dalam rencana masa depannya. Perempuan yang sudah di yakini queen akan bisa menjaga putranya. Perempuan yang ia temui secara tidak sengaja saat ia membantu usaha mereka di Medan. Perempuan yang ternyata mampu meluluhkan hati beku irzaldi dengan tingkah sederhananya. Meskipun akhirnya ia mengetahui bahwa aleyda seorang dokter dan bisa dikatakan berasal dari keluarga berada, ia tetap jatuh cinta dengan kesederhanaan perempuan berdarah sumatera itu. Baginya, aleyda sudah lebih dari cukup untuk menemaninya menghabiskan hidup bersama Sam dan anak-anak mereka nantinya.
Irza merasa sedikit menyesal karena akhir-akhir ini komunikasi keduanya kurang baik, semua karena kesibukan masing-masing. Ia paham dan sadar jika aleyda berusaha tetap menghubungi dirinya di sela waktu senggangnya namun ia merasakan akhir-akhir ini ia memang begitu sibuk dan jarang memberi kabar. Hubungan keduanya juga akhir-akhir ini sempat tidak baik, namun lagi-lagi aleyda dengan kedewasaannya memilih untuk tidak memperpanjang masalah tersebut, dan sudah sepatutnya Irza bersyukur.
Namun kini, tuhan seolah menguji dirinya dan aleyda. Berita kecelakaan ini seolah menjadi ujian bagi Irza, meskipun sejujurnya ia masih berharap bahwa akan ada kabar baik setelah hari ini. Setidaknya jika kemungkinan paling buruknya mereka tidak selamat, irza bisa melihat jasad aleyda untuk terakhir kalinya. Meskipun hati kecilnya masih berharap bahwa mereka semua selamat.
"Makan dulu, Lo belom makan dari kemarin." Avi datang membawa sekotak makanan untuk Irza. "Gak nafsu gue,"
Avi mengehela nafas. "Setiap orang pasti ngga pernah mau mengalami kehilangan, tapi kalo tuhan udah berkehendak kita ngga bisa ngapa-ngapain lagi kan."
Avi tersenyum tipis, sangat tipis. Senyumnya menyiratkan makna dalam, membuat Irza bingung dengan arti senyum tersebut. "Kalo Lo emang jodoh sama aleyda, tuhan bakalan satuin kalian dengan cara apapun. Kalo pun ngga, gue rasa aleyda bakalan tetap bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
ChickLitAleyda tidak pernah menyangka jika kepulangannya ke Medan untuk menghadiri acara resepsi pernikahan Anastasya sepupunya, menjadi awal pertemuannya dengan seorang stranger. Ia pikir semua ini hanya sebuah pertemuan tidak sengaja, namun sayangnya sem...