"Dalam hidup, tidak semua hal yang kita inginkan bisa kita dapatkan. Namun percayalah, Tuhan akan selalu memberikan apa yang memang kamu butuhkan."
.
.
.
.
.
.
.
.
Han | pahlawandayy***
Happy reading!
.
.
.Setelah sesi deeptalk semalam, akhirnya aleyda bisa tidur dengan tenang dan nyenyak. Meskipun tidak ada lagi kalimat yang terlontar dari mulut irzaldi tentang hubungan mereka setelah ucapan yang terlontar dari bibir aley, selain ajakan pulang karena malam semakin larut. Dengan gentle, irzaldi mengiringi mobilnya hingga tiba di apartemen lalu baru laki-laki pulang, tanpa kalimat pamit atau sekedar sapaan klakson.
Satu sisi aleyda senang karena irza sudah tau apa yang ia rasakan, namun sepertinya hubungannya dan irza memang benar-benar tidak bisa di selamatkan setelah pembicaraan semalam.
Aleyda sudah berusaha ikhlas jika memang bukan irzaldi laki-laki yang dipilih Tuhan untuk mendampingi dirinya, tak apa.
"Permisi, dr. Aleyda di depan ada yang mencari," Sahut suster yang tadi sempat mendampingi dirinya visit, ketika ia akan memasuki ruangannya.
"Di ruang tunggu?"
"Iya dok, saya permisi."
Setelah mengucapkan terima kasih, suster tersebut barulah beranjak. Penasaran, tanpa melepas atribut kerjanya ia lantas melangkah menuju ruang tunggu.
Dan tebak siapa yang ada disana ya---
"Irza, ngapain kamu disini?" Tanya aleyda pelan, sedikit kaget juga.
Sedangkan irza, ia yang awalnya tengah menatap seorang pasien yang duduk di dekatnya itu mengalihkan pandangan. Dengan seulas senyum tipis seolah tidak terjadi apa apa malam tadi, ia lantas berdiri di hadapan perempuan yang paling ia cintai selain mama dan saudarinya, "Jam praktek kamu udah selesai kan? Pulang yuk,"
"Aku masih ada kerjaan habis ini," Tolak aleyda.
"Yaudah aku tungguin,"
"Za--"
"Apa? Aku gak ganggu kamu loh, aku bisa keliling-keliling rumah sakit kok sambil nungguin kamu," Jawabnya santai.
Aku berdecak kesal. "Tunggu bentar aku ambil tas dulu," Jawabku ketus lalu berbalik menuju ruangan kerjaku.
Tanpa aleyda sadari, seulas senyum puas terpampang nyata diwajah manis irzaldi kamandaka. Puas sekali rasanya saat berhasil menggoda aleyda dengan gaya pongahnya.
Beberapa menit kemudian, aleyda benar-benar muncul dengan membawa tas jinjing juga tas laptop dan beberapa berkas yang memenuhi tangannya. Tanpa di suruh, irza ber-inisiatif untuk membantunya yang alhamdulillahnya tidak di tolak oleh aleyda.
Sore itu, dengan terpaksa namun juga rasa senang yang ia tutupi akhirnya aleyda pulang diantar oleh irza ke apartemennya. Beruntung ia tidak membawa mobilnya hari ini.
***
Pukul 5 sore, mereka tiba di apartemen aleyda. Ia pikir awalnya irza hanya akan mendrop dirinya di lobby, tapi ternyata pria di sebelahnya ini justru memarkiran mobil di basement. Menandakan jika pria ini akan bertandang ke apartemennya.
Ingin menolak pun rasanya sulit, tidak munafik jika ia pun teramat merindukan irza setelah berbulan-bulan tidak saling bertukar kabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
Literatura FemininaAleyda tidak pernah menyangka jika kepulangannya ke Medan untuk menghadiri acara resepsi pernikahan Anastasya sepupunya, menjadi awal pertemuannya dengan seorang stranger. Ia pikir semua ini hanya sebuah pertemuan tidak sengaja, namun sayangnya sem...