Bab 49 - Status baru

1.7K 71 4
                                    

Author note: sebelumnya aku ucapkan terimakasih banyak, atas kalian semua yang yang setia membersamai cerita stranger sejak awal cerita ini terbit ya!🥺🫂💓

Terimakasih untuk banyak apresiasi kalian terhadap cerita stranger yang sejak awal aku buat ngga akan menyangka, bakalan dapet pembaca sebanyak ini huhuhuhu, maaf juga untuk keterlambatan update setiap part yang beneran berantakan poll🙏🙏

Pokoknya aku ucapkan banyak terima kasih untuk kalian semua yang selalu support dan menunggu kelanjutan update cerita ini ya!<3

Oh iyaa sebelum cuap-cuap ini aku tutup, aku lagi mempertimbangkan untuk rilis cerita baru after stranger tamat. Kira-kira enaknya aku buat saquel dari tokoh yang ada di stranger duluu, atau cerita dengan tokoh baru? Aku tunggu vote kalian ya gaisss di kolom komentar, thankiess luvv<3

***

"Bukan terburu-buru melainkan niat baik harus disegerakan. Bukan hanya perihal takut kehilangan tapi juga tentang bagaimana rasanya menjadikan ia sebagai satu-satunya."
.
.
.
.
.

**Pahlawandayy**

***


Happy reading gais:)
.
.
.

Setelah 10 hari di rawat di rumah sakit, aleyda akhirnya diizinkan untuk pulang ke rumah dengan catatan masih harus banyak beristirahat paling tidak selama satu Minggu kedepan, guna pemulihan luka-luka yang ia alami.

Sudah sejak dua hari lalu ia berada di apartemennya, dan sudah dua hari ini juga Irza rutin bolak-balik ke apartemennya, sesekali Ale atau galaksi akan datang. Hari ini, beberapa rekan kerjanya di setia Budi datang menjenguk ketika siang hari, tidak lama mereka berbincang karena harus kembali bekerja, sedangkan dirinya terpaksa mengambil cuti tahunan. Lagipula pihak rumah sakit memberikan toleransi untuk dirinya, Alen dan juga Rega serta Jovan. Terutama Jovan, laki-laki itu yang paling parah kondisinya.

'aku udah di supermarket bawah ini, kamu ada mau titip sesuatu nggak?' tanya Irza di seberang sana.

"Nggak. Kamu cepetan ke sini ya, aku takut Sam bangun." Pinta aleyda.

'iya. Ini tinggal bayar aja kok.'

Tak lama panggilan terputus begitu saja. Tangan aleyda masih dalam proses pemulihan dan ia tidak mungkin mengangkat Sam jika anak itu bangun dan menangis kan. Bisa-bisa semakin lama proses pemulihannya nanti.

Saat teman-teman datang tadi, Irza memang memilih pamit bersama Jeremy untuk ke supermarket bawah.

Perihal Jeremy, saat aleyda akan pulang ke rumah, Irza sudah memberitahu dirinya soal anak itu. Perihal niat Irza untuk mengurus Jeremy tentu baik, hanya saja masih banyak pertimbangan dan mereka tentu harus berbicara terlebih dahulu pada keluarga.

Tak lama setelahnya terdengar bunyi pintu terbuka, di susul tawa khas Jeremy yang entah membahas apa bersama irza.

"Asik banget sih, lagi bahas apa?" Aleyda bertanya penasaran.

"Tadi ada badut lucu banget, mii. Dia joget kayak gini." Jeremy memperagakannya membuat aleyda juga Irza tertawa gemas melihat tingkah bocah berumur 8 tahun itu.

"Ya Allah ada-ada aja." Ucap aleyda di tengah tawanya.

Aleyda menepuk Irza yang duduk di sebelahnya. "Cuci kaki dulu, ngga bener nih ajarannya."

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang