Bab 2 - Anastasya Wedding

4.9K 249 1
                                    

Sheraton hotel, Ballroom.
17:35 WIB

"Heh kak, dari mana aja lu?" Bisik Pahlevi atau akrab disapa Ale---adik semata wayang divya.

Ia baru saja tiba di sebuah ruangan di dekat ballroom. Semua keluarganya tengah berkumpul di sini, terkhusus saudara-saudari sepupu dan beberapa orang anggota keluarga lain. Breafing untuk acara resepsi ana yang sebentar lagi akan dimulai. Mereka akan jalan beriringan di belakang pengantin saat memasuki ballroom nanti.

"Ketiduran tadi," jawabnya ikut berbisik.

Ale berdecak, namun divya memilih diam dan tidak merespon adiknya lagi.

Kebaya modern berwarna putih, dengan kain ulos juga selendang senada dengan rok kain ulos yang ia kenakan. Riasan wajah yang tidak terlalu tebal, dan rambut yang ia tata seperti sanggul dengan sedikit aksesoris. Jangan lupakan satu set perhiasan yang sangat jarang ia pakai, kecuali di acara-acara tertentu seperti ini. Heels 3cm berwarna putih tulang juga membalut kakinya.

Perfect.

"Divya---kamu nanti di sebelahnya Ale ya," aku mengangguk.

Beberapa menit kemudian, acara breafing selesai.

Mereka semua mulai bersiap di depan pintu ballroom hotel, dan acara resepsi segera dimulai. Mereka berdiri berbaris sesuai dengan instruksi saat breafing tadi, memasuki ballroom hotel.

Karpet merah kinclong, dengan banyaknya tamu yang hadir juga, kursi pelaminan berwarna putih di depan sana, menjadi hal pertama yang di tangkap bola mata divya. Sambut-sambutan dari MC terdengar mengiringi langkah kami mengantar sepasang pengantin baru itu ke atas pelaminan. Hingga kedua mempelai dan orangtuanya duduk dengan nyaman di kursi pelaminan, rombongan itu kembali duduk di kursi-kursi kosong VIP yang di sediakan untuk para keluarga.

Setelahnya, tarian khas adat Batak seperti tor-tor atau manortor di tampilkan, beberapa orang diantaranya bahkan ikut menari. Ada juga yang sudah mengangkat ponsel untuk mendokumentasikannya, dan divya adalah salah satu orang yang ikut mendokumentasikan acara yang berlangsung di hadapannya.

Divya selalu suka tentang hal-hal yang berbau adat istiadat, dan juga budaya. Ia meng-update acara ini di instastory, akun Instagram pribadinya. Men-tag location juga sebuah caption bertuliskan,

P.dvya_aletta: happy wedding my sister ❤️

📍: Sheraton hotel, Medan

Hingga acara tari-tarian itu selesai dan di lanjut dengan ucapan selamat, menyantap hidangan, juga bersua foto bersama pengantin diatas pelaminan.

Ia sudah menyapa mama dan papanya, juga berfoto bersama diatas pelaminan. Kini, divya beranjak menuju meja prasmanan yang di sediakan. Mengantri bersama tamu-tamu lain yang sialnya---ada beberapa sanak saudara divya di sana.

"Eh divya---baru kelihatan kau ya." Sahut salah satu kerabat---ia lupa siapa namanya.

"Iya Tante,"

"kau putrinya David kan?" Divya mengangguk.

"Sendirian aja, gak sama pasangannya," itu pernyataan.

Divya pura-pura sibuk memilih lauk lalu menaruhnya di piring. Namun sepertinya, dua orang tante-tante di depan dan belakangnya ini belum juga kehabisan topik obrolan.

"Ana itu---sudah cantik, masih muda, karir bagus dan sudah menikah. Benar divya?" Ucapnya memuji ana, divya setuju tentang opini Tante ini terhadap ana.

Saudari perempuannya itu memang se-sempurna itu, di usia mudanya.

Karir bagus, hidup bahagia, dan sudah menikah.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang