Hari ini Ilham dan Gilang berangkat sekolah bersama. Seperti biasa, Ilham akan turun di persimpangan sekolah. Dari sana, Ilham akan melanjutkan dengan berjalan kaki.
Ketika baru masuk ke gerbang sekolah, Ilham melihat Bima berlari ke arahnya.
"Selamat pagi, ketua! Bagaimana keadaan ketua pagi ini?" tanya Bima sambil menyamakan langkahnya dengan Ilham.
"Kamu sakit, Bim? Atau Ketularan Anya ya? Aneh banget, biasanya juga manggil Ilham", jawab Ilham yang berhenti mendadak.
Yang ditegur Ilham malah nyengir ajha.
"Alhamdulillah, Ilham sudah sehat makanya bisa masuk sekolah lagi", kata Ilham sambil melanjutkan langkahnya menuju kelas 11 IPA.
Di sepanjang jalan yang dilewati Ilham dan Bima, banyak siswi yang mencuri pandang kepada mereka dan tak sedikit yang menjadi paparazi dadakan.
"Memang susah jalan bareng artis sekolah, gak akan tenang pastinya", ucap Bima sambil nyengir tanpa henti.
"Kering tu bibir, Bim", kata Ilham tampak cuek dengan kondisi yang terjadi.
"Ya elah.... Pangeran Es yang satu ini", ucap Bima sambil geleng kepala.
Sesampainya di kelas, Ilham segera duduk dan mempersiapkan buku pelajarannya.
Tiba-tiba terdengar suara cempreng yang menganggu pendengaran "Ketua... Ketua... Mana ketua?" tanya seorang gadis berambut kuda.
"Itu, Non", tunjuk Bima yang masih berdiri di dekat pintu kelas.
"Alhamdulillah, akhirnya ketua sudah sehat! Kangen dech sama ketua! Sekolah rasanya sepi tanpa ketua", teriak Anya membuat heboh kelas 11 IPA.
"Yang benar itu, sekolah bakalan sepi tanpa kamu, Nya!" ucap Ilham sambil menghela napas.
"Ih.... Ilham gitu dech", sahut Anya sambil cemberut.
"Anya gak kembali ke alamnya? Kan sudah ketemu Ilham", ucap Bima sambil menunjuk pintu kelas.
"Emang Bima pikir Anya siapa, demit?" jawab Anya sambil berkacak pinggang.
"Eh.... Dia sadar", kata Bima sambil nyengir.
"Awas Lo, Bim!" ucap Anya sambil melewati Bima menuju kelas 11 IPS.
"Akhirnya kelas kita tenang kembali", seru Bima ketika Anya Pergi menjauh.
Tak lama, lonceng berbunyi. Mereka pun belajar dengan serius.
Ketika jam istirahat berbunyi, beberapa pengurus OSIS berkumpul di ruang OSIS.
"Dra, benar gak ada surat dari SMA Mitra buat pertandingan persahabatan?" tanya Dwi.
"Eh.... Perasaan kemarin memang ada surat datang. Tapi belum sempat Hendra baca. Diletakkan dimana ya?", ucap Hendra sambil mencari di berkas surat masuk.
"Nah, ini dia", ucap Hendra sambil memberikan suratnya ke Dwi.
"Ngomong-ngomong, kamu tau dari mana Dwi? Kan belum ada yang membacanya", ucap Anya.
"Oh, yang ngantar itu temen Dwi dari SMA Mitra. Tadi pagi kami gak sengaja ketemu dan dia bilang kalau sekolahnya mengadakan pertandingan persahabatan dan mengundang sekolah kita untuk ikut serta", jelas Dwi.
"Oh, pantesan Dwi tau banget", kata Anya sambil menganggukkan kepala berulang kali.
"Memangnya pertandingan apa saja yang dilombakan?" ucap Ilham yang baru memasuki ruang OSIS bersama Bima.
"Wah bakalan asik nech, bisa dapat kenalan baru dari sekolah lain", ucap Bima sambil menampilkan akspresi sedang berpikir.
"Ucapan dan ekspresi yang sangat bertolak belakang", ujar Anya mengejek Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
*BATAS SENJA*
Novela Juvenil"Aku benci kak Ilham", suara itu selalu berdengung dalam relung hati Ilham. Bingung dan kecewa menghiasi hatinya, namun senyum dan kasih sayang selalu ia berikan untuk adik yang ia sayangi, Gilang. Di sisi lain, mimpi yang sama selalu mengejarnya d...