Bi Inah heran melihat Ilham yang perlahan berjalan menuju dapur malam ini.
"Ada apa, Den? Den Ilham perlu sesuatu? Kenapa gak panggil Bibi? Nanti kan bisa Bibi antar ke kamar Aden".
"Ilham pingin buatin Gilang jus jeruk, Bi".
"Jus jeruk? Biar Bibi aja yang buat, Den. Sebaiknya Den Ilham istirahat saja".
"Gak apa-apa, Bi. Biar Ilham aja yang bikin".
"Tapi Den...", ucap Bi Inah ragu.
"Kalau itu kemauan Aden. Boleh Bi Inah bantu motongin jeruknya, Den?".
"Makasih ya, Bi".
Bi Inah pun membantu Ilham memotong jeruk. Membuat jus jeruk disaat seperti ini betul-betul menguras energi Ilham. Beberapa kali Ilham harus beristirahat untuk menetralisir pusing yang menyerangnya.
Setelah jus jeruknya jadi, Ilham kemudian berjalan ke kamar Gilang.
"Gilang, ini jus jeruknya", sapa Ilham ketika meletakkan jus tersebut di atas meja belajarnya.
"Kok lama banget, Kak. Gilang kan kehausan dari tadi".
"Maaf, Kak Ilham gak bisa cepat bikinnya".
"Iya deh, gak papa", ucap Gilang sembari meminum jus buatan Ilham.
Kemudian....
Puuuffsh.... Puuuffsh....
Gilang menyemburkan air yang berada di mulutnya ke arah Ilham.
"Ih, kok gak manis sih!", ucap Gilang sambil membersihkan mulutnya.
"Kak Ilham kalau gak mau bikinin Gilang jus jeruk bilang aja, gak usah ngerjain Gilang kayak gini".
"Maaf, mungkin Kak Ilham lupa memasukkan gulanya".
Gilang dengan emosinya meletakkan jus jeruk di atas nakasnya kemudian mendekati Ilham dan mendorongnya dengan keras. Gilang pun berlalu meninggalkan kamarnya.
Mendapat perlakuan kasar tersebut membuat tubuh Ilham oleng dan membentur dinding kamar dengan keras.
"Astagfirullah.... Aaarghh....", ucap Ilham yang menahan nyeri di punggungnya dan pusing yang datang bersamaan.
"Ya Allah..., Den Ilham", ucap Bi Inah yang terkejut ketika mengantarkan makan malam Gilang dan melihat Ilham duduk bersandar di dinding sambil menahan sakit yang dirasakannya.
Bi Inah segera meletakkan makanan yang dibawanya ke atas nakas Gilang kemudian membantu Ilham.
"Den Ilham, Aden kenapa?", tanya Bi Inah khawatir sambil membantu Ilham berdiri.
"Ilham gak apa-apa, Bi", bohong Ilham.
"Maaf, Den. Kenapa wajah Aden basah begini? Aromanya seperti....", mata Bi Inah tiba-tiba membulat.
"Apa ini perbuatan Den Gilang?".
"Gak apa-apa, Bi. Mungkin Gilang gak sengaja karena terkejut waktu minum jus yang Ilham buat. Katanya gak manis. Mungkin tadi Ilham lupa menambahkan gula".
"Sepengetahuan Bi Inah, Den Ilham sudah nambahin gula ke dalam jus Den Gilang. Aneh, kok gak manis?", pikir Bi Inah.
"Bi.... Bi Inah!".
"I...iya, Den Ilham?".
"Bisa minta tolong, bantu Ilham ke kamar? Ilham rasanya lemes banget, Bi".
"Baik, Den! Mari Bibi bantu".
"Makasih ya, Bi".
Di teras rumah.....
"Mang.... Mang Mamad", panggil Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
*BATAS SENJA*
Teen Fiction"Aku benci kak Ilham", suara itu selalu berdengung dalam relung hati Ilham. Bingung dan kecewa menghiasi hatinya, namun senyum dan kasih sayang selalu ia berikan untuk adik yang ia sayangi, Gilang. Di sisi lain, mimpi yang sama selalu mengejarnya d...